Ada Apa Dengan Radikalisme?




Oleh: Zalimah (Aktivis Dakwah Kampus)
 
Sungguh menggelitik negeri ini, katanya pendidikan karakter menjadi program utama.  Anehnya justru siswa yang mengikuti kegiatan rohis, anak-anak manis yang ramah dan sopan terhadap guru, rajin mengaji dan giat belajar dicurigai sebagai calon teroris.

Pemikiran jahil salah seorang pejabat mengutarakan bahwa, anak kecil yang mengerti tentang mahrom dikatakan berfikiran radikal. Padahal, bagaimana nasib anak-anak yang dimangsa oleh para pedofil oleh kaena belum faham bagaimana interaksi yang dilarang oleh agama dan memang tak pantas dilakukan secara fitrahnya manusia.
Layaknya spora jamur, dikalangan mahasiswa isu radikalisme tak kalah main. Menyerbak ke seantero kampus yang ada, khususnya universitas islam yang melarang bercadar sampai disertasi yang membolehkan perzinaan, mahasiswa berprestasi yang kemudian mengkritik penguasa serta mendakwahkan ajaran islam bahkan dikeluarkan oleh seorang rektor karena dianggap mahasiswa radikal.

Tak sampai disitu, kini para ASN diawasi medsosnya hingga meluncurkan portal aduanasn.id bagi yang terpapar radikalisme. Sedang disisi lain para koruptor berkeliaran karena fokusnya kepada isu radikalisme yang telah mereka buat sendiri. 

Lalu yang menjadi tanda tanya sekarang, seberapa gentingkah radikalisme tersebut? Sehingga sikap yang berlebihan sampai pada hak privasi seseorang diawasi. Alhasil timbul rasa saling curiga antar warga negara yang di anggap radikal hanya karena ingin taat pada syariat yang Allah perintahkan. 

Sungguh nyata bahwa semua isu radikalisme hanya tertuju kepada satu target, yaitu Islam. Ada apa dibalik isu Radikalisme ini? Entah apa yang merasuki para elit, isu ini menggiring umat kepada pengaburan pemahaman ajaran islam yaitu khilafah. Dibenturkanlah ajaran Islam ini kepada propaganda-propaganda yang mereka buat sendiri sehingga perasaan kebangsaan meluap. Padahal  telah tampak bukti tak terbantahkan dari keberadaan maupun kewajiban khilafah sebagai bagian dari ajaran islam. 

Seharusnya bukan radikalisme yang penguasa khawatirkan, namun permasalahan neoliberalisme neoimperialisme yang terpampang nyata yang telah mencengkram kuat negeri pertiwilah yang harusnya diperhatikan. Eksploitasi sumber daya alam sekehendak para pemilik modal telah merusak tatanan. Kapitalis sekuler memperburuk keadaan. Wajar saja penderitaan umat terjadi di segala aspek kehidupan. Mulai dari kerusakan moral, kriminalitas, kemaksiatan, krisis ekonomi sampai berbagai kompleksitas permasalahan di negeri ini. Maka seharusnya yang patut untuk dikhawatirkan dan diperhatikan ialah ancaman dari paham kapitalisme, sekulerisme, dan liberalisme. Bukan isu radikalisme yang tak jelas asal muasalnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak