Oleh : Siti Masliha, S.Pd
(Aktivis Muslimah Peduli Generasi)
Peringatan hari santri yang jatuh pada tanggal 22 Oktober 2019 di peringati di berbagai daerah. Pasalnya Indonesia yang mayoritas beragama Muslim hampir di setiap daerah memiliki pesantren tempat para santri menimba ilmu. Seperti peringatan hari santri yang dihadiri oleh gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Orang nomor satu di Jawa Timur ini menghadiri peringatan hari santri yang diselenggarakan di Mapolda Jatim, pada Selasa (22/10/2019). Upacara ini juga dihadiri Pangdam V Brawijaya, Kapolda Jawa Timur, Ketua MUI, Ketua PWNU, PW Muhammadiyah dan forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) lainnya, pengasuh pondok pesantren, serta ribuan santri.
Santri secara umum adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai (Wikipedia). Dalam menimba ilmu di pesantren, seorang santri wajib mengamalkan ilmu yang sudah ia dapat di pesantren dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini adalah konsekuensi dari apa yang santri pelajari di pesantrennya. Agama Islam adalah agama yang sempurna. Agama yang mengatur manusia dengan Allah, yaitu masalah ibadah. Mengatur manusia dengan dirinya sendiri, yaitu masalah makanan, akhlak dan pakaian. Mengatur manusia dengan sesama manusia, yaitu masalah ekonomi, sosial, politik, hukum dan lain-lain.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan kondisi saat ini. Masih segar dalam ingatan kita film yang menghebohkan tanah air, film The Santri. Film yang tidak mencerminkan kepribadian seorang santri. Fakta pertama film tersebut diceritakan santriwan dan santriwati berdua-duan padahal dalam Islam laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dilarang berdua-duan. Fakta kedua digambarkan dalam film tersebut, ada dua orang santriwati yang membawakan sebuah tumpeng ke gereja. Padahal haram hukumnya seorang muslim masuk ke gereja. Fakta ketiga dalam film tersebut digambarkan bahwa santri yang berprestasi akan diberikan bea siswa ke Amerika. pertanyaannya mengapa Amerika? Padahal jelas bahwa Amerika adalah negara yang memerangi kaum muslimin.
Selain itu ada fakta yang mengganjal dari hakikat santri. Hal ini bisa kita lihat pada saat Apel dan kirab santri untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2019 di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (22/10/2019) pagi, tak hanya diikuti kalangan pelajar dan santri. Acara yang dipusatkan di Alun-alun Jombang tersebut juga diikuti masyarakat lintas agama yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Jombang (FKMJ). Untuk memperingati Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober, ribuan santri dari sejumlah Pesantren di Jombang mengikuti apel santri. Apel dua puluh ribuan santri di Alun-alun Jombang tersebut dipimpin oleh Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab. Barisan tersebut adalah komunitas masyarakat lintas iman. Usai mengikuti apel, komunitas masyarakat lintas iman Jombang juga mengikuti kirab bersama ribuan santri (kompas.com).
Dari fakta di atas jelas tidak menggambarkan kehidupan santri yang sebenarnya. Santri diminta “menelan” ajaran yang bukan berasal dari Islam dan bahkan yang bertentangan dengan Islam. Ajaran ini adalah kebebasan. Kebebasan adalah sebuah paham yang berasal dari Barat yang menjadikan manusia sebagai pengatur kehidupan sehari-hari. Menurut paham ini Allah tidak berhak mengatur kehidupan manusia, aturan Allah hanya mengatur ranah agama saja. Kebebasan ini berusaha untuk disuntikkan dalam diri santri agar santri menerimanya dan menyesuaikan kebebasan tersebut dengan Islam.
Santri hakiki adalah santri yang meneladani dan melanjutkan perjuangan Nabi SAW. Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang menerima ajaran Islam untuk disampaikan kepada ummatnya. Tidak hanya disampaikan kepada ummatnya ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW juga menjadi aturan dalam kehidupan sehari-hari. Aturan ini diterapkan dalam sebuah institusi negara. Berdasarkan Shirah bahwa Nabi Muhammad SAW menerapkan Islam dalam sekala negara di Madinah dan berusaha untuk menyebarkannya ke seluruh dunia.
Saatnya kini para santri mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Para santri yang menimba Ilmu Islam di Pesantren, harapannya Ilmu tersebut tidak hanya untuk dirinya namun juga di dakwahkan ke masyarakat. Karena saat ini hukum-hukum kufur yang diterapkan di muka bumi, maka saatnya santri berada di garda terdepan untuk mendakwahkan Islam agar islam diterapkan dalam institusi negara.
Tags
Opini