Oleh : Tri Silvia (Pengamat Umat)
.
.
Dakwah kaum millenial kini tak sebebas masa-masa sebelumnya. Banyak halang rintang yang harus dilalui dan ditumbangkan. Mulai yang berasal dari diri sendiri, lingkungan hingga yang berhubungan dengan media dan regulasi. Semua harus dilalui guna keberlanjutan dunia Islam tentunya.
.
Untuk diketahui, kaum millenial yang begitu dekat dengan media sosial mengharuskan para pengemban dakwah turun gunung dan memutar uslub (cara) untuk menyampaikan Islam dan penerapan aturannya. Sehingga mau tidak mau, dakwah media sosial pun digencarkan. Baik dalam bentuk audio, audio visual maupun yang berbentuk tulisan. Dan alhamdulillah, opini tentang Islam pun mengalir deras di berbagai platform media sosial.
.
Sebagaimana perumpamaan sebatang pohon, semakin tinggi pohonnya akan semakin kencang pula angin berhembus, begitupun dakwah millenial saat ini. Pengaturan yang ketat tentang pemakaian media sosial, telah menjadi blunder tersendiri bagi para pengemban dakwah. Belum lagi berbagai persekusi dan penindakan yang dilakukan, nyatanya telah membuat ciut beberapa orang untuk tak lagi men-cuit hal-hal yang menyangkut politik pemerintahan apalagi jika disambungkan dengan penerapan Islam Kaffah. Cap radikal dan teroris begitu cepat disematkan, tindak pemecatan dan hukuman pun bisa mudah dilayangkan. Terkena delik UU ITE katanya, meskipun nyatanya tak ada yang salah dengan cuitan ataupun opini yang tersebar.
.
Ini memang zamannya, zaman kala kebebasan di buka seluas-luasnya dan kebenaran dibungkam serapat-rapatnya. Yakni saat Intan berlian disembunyikan dan kotoran bau diberikan. Apa yang terjadi hampir sama dengan yang menimpa Rasulullah dan para sahabat di Makkah jahiliyah masanya. Baiklah kiranya kita mentauladani dakwah Rasulullah dan para sahabat kala itu.
.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al-Ahzab : 21)
.
Ayat di atas secara jelas menyebutkan bahwa di dalam diri Rasulullah SAW terdapat suri teladan yang baik. Adalah wajib hukumnya bagi seluruh kaum muslimin untuk meneladani dan mencontoh segala sesuatu yang berasal dari Rasulullah. Bukan hanya yang berkaitan dengan akhlak dan budi pekerti, melainkan juga seluruh hal yang berasal dari tingkah laku, ucapan maupun ketetapan beliau (terkecuali untuk hal-hal yang dikhususkan). Dakwah adalah salah satunya.
.
Dakwah kepada Islam dimulai dengan turunnya wahyu Allah SWT kepada Rasulullah Muhammad SAW. Berawal dari sebuah gua kecil, dakwah Islam bergaung ke seluruh penjuru Makkah. Kala itu Makkah adalah tempat sakral tujuan ziarah manusia pada zamannya. Ribuan manusia datang untuk beribadah ke Makkah tiap tahunnya, berbagai jenis sesembahan dipersiapkan begitupula bahan penyembahan. Alhasil, ziarah memiliki peran yang sangat penting dalam roda perekonomian di wilayah tersebut. Sekecil apapun masalah yang dianggap mengganggu jalannya ziarah, akan langsung menyita perhatian para pembesar Quraisy kala itu, termasuk dakwah Rasulullah saw.
.
Dakwah Rasulullah nyatanya dianggap telah melecehkan agama dan Tuhan-Tuhan mereka, pun dianggap mengganggu kegiatan ziarah yang merupakan pusat perputaran ekonomi kala itu. Akibatnya, segala macam hal mereka lakukan untuk menghambat Rasulullah. Mulai dengan berbagai hasutan dan fitnah hingga penyiksaan fisik dan pemboikotan terhadap para pemeluknya. Rasulullah sendiripun tak luput dari incaran kemurkaan, beliau pernah dilempari kotoran dan batu, jadi sasaran pembunuhan hingga sayembara penangkapan. Semua itu Rasulullah dan para sahabat lalui dengan baik, hingga akhirnya Allah tetapkan kemenangan demi kemenangan atas kaum muslimin. Yang hal tersebut diawali dengan hijrahnya Rasul ke Yatsrib atau Madinah kini.
.
Rasulullah dan para sahabat pernah mengalami berbagai hasutan dan siksaan fisik dari para pembenci, namun beliau tetap tegar dan konsisten dalam menyampaikan Islam dan kebenarannya. Begitupun seharusnya para pengemban dakwah millenial masa kini. Meski berbagai persekusi datang menghadang, tetap tegar dan konsisten adalah jawaban. InsyaAllah, dengan terus mengharap ridho Allah, kemenangan akan segera datang mengembangkan seribu harapan.
.
Wallahu A'lam bis Shawab