Tanpa judul

Stop Menista Ajaran Islam


Oleh: Ariani Percawati

Member Akademi Menulis Kreatif





Bagai menggenggam bara api, kiasan yang disematkan Rasulullah Saw kepada umat Islam akhir zaman tampaknya kini benar-benar terjadi. Upaya-upaya untuk menghancurkan kesatuan dan persatuan umat kian masif. Berbagai cara dilakukan untuk membendung kesadaran umat atas kewajiban penerapan syariat Islam. Khilafah yang merupakan ajaran Islam terus saja difitnah.

Baru-baru ini seorang penulis yang juga merupakan kader PDI Perjuangan Kanti W. Janis mengatakan bahwa khilafah bukanlah ideologi, dan para pengembannya harusnya dipandang sebagai sekte. "Sekte dalam sosiologi agama, umumnya adalah sebuah kelompok keagamaan atau politik yang memisahkan diri dari kelompok yang lebih besar, biasanya karena pertikaian tentang masalah-masalah doktriner karena itu para pengemban khilafah itu lebih tepat disebut sekte sesat, karena itu berbahaya jika ajaran sekte sesat dikategorikan sebagai ideologi sebab nanti bisa dihadapkan dengan ideologi Pancasila atau jika kita mau bicara komunisme secara keilmuan mereka akan meminta hak yang sama." (Gesturi, Senin (16/9/2019))


Pernyataan dari kader PDI Perjuangan tersebut sungguh sangat menyakitkan dan tidak berdasar, bagaimana mungkin khilafah yang merupakan ajaran Islam dan bersumber dari Allah Swt dikatakan sebagai ideologi sesat. Jika melihat pada peradaban manusia di masa lampau tidak bisa dipungkiri bahwa Khilafah Islamiyah pernah berjaya dan menguasai dunia selama tiga belas abad.


Bahkan seorang sejarawan Barat Will Durant dalam bukunya yang ditulis bersama isterinya Ariel Durant, Story Of Civilization mengatakan "Para khalifah telah memberikan keamanan pada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka para khalifah itu juga menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka."


Melihat fakta ini, maka mengatakan bahwa khilafah merupakan bahaya laten layaknya komunisme adalah tuduhan yang sangat keji. Khilafah adalah sistem pemerintahan dalam Islam yang memiliki seperangkat aturan yang bersumber dari Alquran dan Assunnah yang ketika diterapkan telah terbukti mampu membawa perdamaian, keadilan, kesejahteraan dan keamanan bagi umat manusia sedangkan komunisme ketika diterapkan di beberapa negara terbukti hanya membawa penderitaan dan kesengsaraan. Komunisme dengan kekejamannya juga telah menorehkan luka yang mendalam bagi rakyat Indonesia di masa lalu.

 

Adapun saat ini, umat mulai membuka mata dan mulai menyadari betapa pentingnya penerapan syariah Islam yang ditandai dengan adanya Ijma Ulama IV di Sentul Bogor, yang menyepakati penegakan khilafah adalah kewajiban agama Islam. Melihat hal ini para pengusung kapitalis sekularisme tidak pernah rela hingga menggunakan berbagai cara untuk mencapai tujuannya yaitu memecah belah kaum muslimin. Isu-isu provokatif digulirkan di tengah-tengah umat mulai dari radikalisme, terosisme, bahkan dikaitkan dengan ISIS. Para pengemban dakwah ideologis dikriminalisasi, dipersekusi dan dilabeli sebagai anti NKRI, anti Pancasila, anti kebhinekaan bahkan disebut sebagai sekte sesat. Umat juga ditakut-takuti dengan ajaran agamanya sendiri agar mereka menjauh dan terasing dari ajaran Islam yang sesungguhnya.


Risalah Islam sejak diturunkan kepada Rasulullah Saw, fakta dalam pengembanannya Beliau, para sahabat dan para tabi'in tidak pernah luput dari ancaman dan intimidasi. Di masa lalu Islam hanya bisa tegak dan menyebar ke seluruh penjuru dunia dengan perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa hebatnya, tidak terhitung berapa banyak harta dan nyawa yang dikorbankan demi jihad untuk menegakkan syariat Allah.


Badai, ancaman, dan opini sesat kapitalis sekularisme akan selalu datang untuk menghadang langkah para pengemban dakwah ideologis dalam beramar ma'ruf nahi munkar. Dengan menjadikan perjuangan Rasulullah Saw dan para sahabat sebagai motivasi, maka sudah saatnya para pengemban dakwah meluruskan niat untuk melawan setiap badai dan ancaman yang datang demi mencapai dermaga tujuan yaitu diterapkannya aturan Allah secara menyeluruh dalam segala aspek kehidupan. Karena tegaknya khilafah adalah janji Allah melalui lisan Rasulullah Saw. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw


Dari Hudzaifah Ra., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu  Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya.  Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no. 18430), Abu Dawud al-Thayalisi dalam Musnad-nya (no. 439); Al-Bazzar dalam Sunan-nya (no. 2796)


Menukil dari Hadits di atas suka tidak suka, mau tidak mau khilafah pasti akan tegak kembali, semua pilihan ada di tangan kita apakah akan berjuang dan berkontribusi untuk menegakkannya atau hanya menjadi penonton dan berdiam diri saja. Seperti Firman Allah:

"Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan). Kepada masing-masing, Allah menjanjikan (pahala) yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar." (TQS. an-Nisa' (4): 95)


Wallahu a'lam bi ash shawwab


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak