Oleh : Aisyahtini Lubna Naimah
Member Akademi Menulis Kreatif
"Indonesia Tanah Air Beta
Pusaka Abadi nan Jaya
Indonesia Sejak Dulu Kala
Tetap Dipuja PujaSpeak Up Your Mind Bangsa"
Seperti itulah cuplikan lirik lagu "Indonesia Pusaka" yang diciptakan oleh Bapak Ismail Marzuki, yang wafat 61 tahun silam. Beliau adalah sang maestro musik kala itu. Bakat musiknya beliau dapatkan dari Ayahanda. Ayahnya, Marzuki, dikenal gemar memainkan kecapi dan piawai melagukan syair-syair bernafaskan Islam. Jadi, tidak aneh jika Ismail sejak kecil sudah tertarik dengan lagu-lagu. Orang tua Ismail Marzuki yakni Marzuki dan Solechah, termasuk golongan masyarakat Betawi intelek yang berpikiran maju. Ismail Marzuki yang dipanggil dengan nama Ma’ing, sejak bocah sudah menunjukkan minat yang besar terhadap seni musik.
Tentunya makna di suatu lagu pasti ada. Begitu pula cuplikan lagu diatas. Mempunyai suatu filosofi tertentu. Pada bait pertama, beliau memberi tahu bahwa Indonesia merupakan senjata yang selalu hidup di dunia. Maksudnya Indonesia merupakan negara yang kuat dan akan terus jaya untuk selamanya. Yang namanya senjata akan selalu bisa menghabisi siapa saja yang menjadi musuhnya. Termasuk di Indonesia, yang kini memiliki lebih dari satu pertahanan. Mulai dari laut, udara hingga darat. Tentunya, bagi kita yang mencintai negeri tak ingin tanah ini dijajah. Karena indikasi mencinta yaitu pengorbanan, pembelaan, dan pertolongan. Seperti halnya penjajah yang mulai masuk dalam tiap sektor negeri ini. Mulai dari sektor ekonomi, budaya, hingga politik. Berbagai problem yang timbul semakin menunjukkan kebobrokan sebuah sistem. Yang tak mampu mengayomi kebutuhan rakyatnya.
Karena asas yang digunakan ialah demokrasi kapitalisme. Pemilik modal akan diagungkan dan tentunya, merekalah yang akan memiliki kekuasaan penuh untuk mengontrol kaum lemah dibawahnya. Slogan "yang kaya semakin diuntungkan, yang miskin semakin ditindas" itu sangatlah relevan untuk menggambarkan keadaan kita saat ini. Mengapa demikian? Karena belum ada perubahan yang radikal atau mendasar. Jadi, sebagai kaum mukmin yang berlandaskan ideologi Islam, tidak sewajarnya kita takut akan labelling radikal, anti toleransi bahkan terorisme. Yang digaungkan barat kepada mukmin yang memegang teguh agamanya. Allah tak hanya menciptakan begitu saja. Namun juga memberikan seperangkat aturan. Yang merubah seluruhnya menjadi lebih baik. Islamlah yang mampu memberikan sistem yang menentramkan hati. Karena sistem Islam merupakan seperangkat aturan yang diturunkan Allah bagi kita, hambanya.
Wallahu a'lamu bi ash shawwab.