Siapakah Pemuda Hebat Melek Dunia dan Taat Syariat Itu?



Oleh: Nunung Purwaningsih, S.E

Aksi turun jalan yang dilakukan oleh Mahasiswa dan pelajar yang menyuarakan penolakan terhadap sejumlah Rancangan Undang-Undang (RUU). Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus bergerak. Mereka menolak aturan yang dianggap tidak pro-rakyat. 
Demo yang dilakukan para pelajar tampak seperti hal yang baru, namun aksi pelajar turun ke jalan bukanlah yang pertama kali di Indonesia. Pada tahun 1966 peristiwa Tritura dimana merupakan upaya melengserkan Presiden Soekarno. Pada waktu itu terdapat organisasi KAMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia)  dan KPPI ( Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia)  di Yogyakarta. 
Pemuda selain memiliki energi yang meluap-luap, kaum muda dilabeli sebagai kelompok usia yang masih memiliki semangat dan idealisme yang begitu kuat. Bahkan, dalam teori-teori klasik organisasi kaum muda ini kerap disebut sebagai agen perubahan atau agent of change.

Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno pernah menyampaikan dalam pidatonya “Berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan mengguncang dunia” dan Hasan Al Bana seorang tokoh pergerakan di Mesir pernah berkata, “Di setiap kebangkitan pemudalah pilarnya, di setiap pemikiran pemudalah pengibar panji-panjinya”.
Masa muda atau usia remaja adalah saat orang-orang mulai mengenal dan merasakan manisnya dunia. Pada fase ini, banyak pemuda lalai dan lupa, jauh sekali lintasan pikiran akan kematian ada di benak mereka. Apalagi bagi mereka orang-orang yang kaya, memiliki fasilitas hidup yang dijamin orang tua. Mobil yang bagus, uang saku yang cukup, tempat tinggal yang baik, dan kenikmatan lainnya, maka pemuda ini merasa bahwa ia adalah raja. Tipe yang demikian adalah pemuda yang tidak memiliki visi dan misi kehidupan. Serta tidak memiliki jiwa pejuang. 
Namun masih ingatkah dengan pejuang Islam yang muda kaya dan ganteng rela meninggalkan kemewahan dan keluarga demi memperjuangkan Islam. 

Siapakah dia? Dialah Mush'ab bin Umair. Mush’ab bin Umair adalah salah seorang sahabat nabi yang utama. Ia memiliki ilmu yang mendalam dan kecerdasan sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusnya untuk mendakwahi penduduk Yatsrib, Madinah. Mush’ab juga merupakan seorang pemuda yang teladan dalam bersemangat menuntut ilmu, mengamalkannya, dan mendakwahkannya. Ia memiliki kecerdasan dalam memahami nash-nash syariat, pandai dalam menyampaikannya, dan kuat argumentasinya.

Keadaan Mush’ab ketika ia memeluk Islam. Ia mengalami penderitaan secara materi. Kenikmatan-kenikmatan yang materi yang biasa ia rasakan tidak lagi ia rasakan ketika memeluk Islam. Bahkan sampai ia tidak mendapatkan pakaian yang layak untuk dirinya. Ia juga mengalami penyiksaan secara fisik sehingga kulit-kulitnya mengelupas dan tubuhnya menderita. Penderitaan yang ia alami juga ditambah lagi dengan siksaan perasaan ketika ia melihat ibunya yang sangat ia cintai memotong rambutnya, tidak makan dan minum, kemudian berjemur di tengah teriknya matahari agar sang anak keluar dari agamanya. Semua yang ia alami tidak membuatnya goyah. Ia tetap teguh dengan keimanannya.

Itulah pemuda hebat pejuang kebenaran dan taat syariat. Islam dijadikan sebagai panduan dalam hidupnya. Berkorban jiwa raga dan harta demi Islam. Melek dunia dan taat syariat. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak