Oleh : Lilik Yani
Salman al-Farisi sangat terkenal dalam sejarah Islam
Sahabat Nabi yang agung
Gigih dalam mencari kebenaran
Islam sebagai agama final
Dan puncak kebenaran
*******
Salman dibesarkan dalam tradisi penyembah api
Hidup dalam berkecukupan
Orang tuanya tokoh masyarakat
Memiliki banyak kekayaan
Kebunnya sangat luas
Memiliki kuil tempat penyembahan
Ada api yang tidak boleh padam dalam kuil
Api harus hidup terus
Simbul dan sumber kehidupan
Salman mendapat tugas menghidupkan api dalam kuil
Dan menjaga jangan sampai padam
Saat Salman pergi ke kebun,
Salman melihat aktivitas gereja
Ia kagum dan tertarik
"Agama ini lebih baik daripada menyembah api".
//Salman Belajar Agama Pada Pastur Gereja//
Salman diikat ayahnya
Dilarang keluar rumah
Khawatir meninggalkan agamanya
Salman berupaya keras, hingga bisa keluar rumah
Ia datangi gereja dan belajar agama nasrani dengan seorang pastur
Salman melihat pastur berbuat tidak baik
Pastur menyimpan harta kekayaan jamaah
Harta itu tidak dibagikan pada fakir miskin
Salman mendiamkannya karena takut dibunuh
Salman belajar agama nasrani hingga pastur wafat
Sebelum wafat, Salman bertanya,
"Harus belajar ke mana setelah ini?"
Pastur mengatakan agar Salman pergi ke selatanTurki.
Menjelang ajal, pastur berpesan kepada Salman
"Tidak ada penerus kitab Injil ini, kecuali akan tampil seorang Nabi yang muncul di suatu tempat yang ditumbuhi pohon kurma.
Ciri-ciri Nabi itu ada tiga :
1. Tidak memakan sedekah
2. Boleh menerima hadiah
3. Ada stempel kenabian yang ada di antara dua punggungnya.
Salman ingin segera ke sana
Ada pedagang Arab yang akan menuju Madinah
Sampai Madinah, Salman dijual sebagai budak
Dipekerjakan di rumah orang Yahudi
Salman bekerja sebagai budak
Bekerja siang malam untuk tuannya
//Salman Bertemu Nabi Muhammad saw//
Anak majikannya bercerita
Tentang kebodohan Bani Qoilah
Keluarga suku Aus dan khazraj
Mereka rela masuk agama yang dibawa seseorang
Yang mengaku sebagai Nabi dari Arab
Salman langsung teriak dan ingin menemui Nabi
Karena ia budak maka tidak bebas menemui
Suatu malam selepas kerja,
Salman menemui Nabi untuk menyerahkan kurma untuk disedekahkan kepada beliau
Nabi menerima, kemudian memberikan semuanya pada sahabatnya
Tanpa beliau memakannya
Beberapa hari kemudian,
Salman datang lagi
Menemui Nabi dan memberi hadiah
Nabi menerima dan memakan sebagian bersama sahabatnya
Suatu hari lain, Salman hilir mudik
Berputar-putar untuk melihat ciri Nabi ketiga
Yaitu stempel kenabian yang ada di antara dua pundaknya
Nabi melihat gelagat Salman
Hingga Nabi sengaja membuka sorban
Dan menunjukkan cap kenabian
Salman merangkul Nabi
Dan menangis sejadi-jadinya
Salman berhasil menemukan Nabi
Sebagaimana yang diceritakan oleh pastur terakhir
Sehingga Salman sangat senang
Hingga menangis bahagia
Salman menceritakan seluruh jalan hidupnya
Nabi minta Salman membebaskan diri dari perbudakan
Majikan Salman meminta tebusan sangat tidak wajar
300 pohon kurma dan 40 keping emas
Nabi meminta para sahabat
Menanam pohon kurma sesuai jumlah yang diminta majikan Salman
Tangan Nabi sendiri yang menanam pohon kurma
Para sahabat patungan mengumpulkan 40 keping emas
Setelah semua terkumpul
Diserahkan pada majikan Salman
Maka Salman bebas menjalankan perintah Islam
******
Subhanallah, sebuah perjuangan mencari kebenaran
Awalnya jadi penyembah api di kuil
Kemudian belajar agama pada pastur di gereja
Hingga menemukan kebenaran sejati
Ajaran Islam yang disampaikan Rasulullah saw
Sungguh suatu perjalanan sangat panjang
Pantang menyerah dilakukan Salman
Hingga menemukan agama yang benar sesuai fitrah manusia
Agama yang memuliakan manusia
Agama yang benar dan dicontohkan Rasulullah
Cara ibadah yang benar sesuai syariat Allah
Agama Islam mengajak keselamatan
Di dunia hingga akherat
Wahai para pemuda
Mari kita contoh semangat Salman
Pantang menyerah belajar agama
Baru berhenti setelah bertemu Rasulullah saw
Memeluk Islam penuh ketaatan kepada Allah
Dengan terus mendakwahkan ajaran Islam
Agar seluruh umat memahami
Dan menerapkan dalam seluruh aktivitas
Hingga Islam kembali memipin dunia
Wallahu a'lam bisshawab
Surabaya, 16 Oktober 2019
#PemudaAgenPerubahan
#MenulisUntukDakwah