Oleh : Lina Revolt ( Komunitas Emak-Emak Peduli Bangsa)
Indonesia memanas. Seolah dejavu peristiwa 1998, mahasiswa yang selama ini tertidur, tiba-tiba terbangun, bergerak, turun ke jalan-jalan menuntut keadilan. Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Indonesia melakukan demonstrasi di depan Gedung DPR pada tanggal 23 Sepetember lalu. Gelombang demonstrasi itu, untuk meminta DPR tak mengesahkan revisi UU KPK pada rapat paripurna yang digelar Selasa, 24 September 2019. Selain itu, massa yang kontra juga mengecam pembahasan RKUHP, serta RUU lain yang dianggap kontroversial seperti RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, dan RUU Minerba (tempo.co, 24/09/19).
Para mahasiswa menganggap bahwa Keseluruhan undang-undang tersebut dipandang mengkhianati rakyat dan mencederai jiwa semangat reformasi 1998. Upaya tersebut adalah siasat terselubung membela koruptor, malanggengkan kekuasan, mengekang kemerdekaan berpendapat dan membelenggu kebebasan individu
Bangunnya mahasiswa menuntut keadilan mewakili suara rakyat patut diapresiasi. Betapa tidak, selama ini mahasiswa seolah bungkam saat banyaknya kebijakan yang mencekik rakyat , 700 anggota KPPS meninggal, kriminalisasi ulama dan aktivis Islam dan tindak represif lainnya. Namun gerakan ini masih bernuansa pragmatisme. Artinya mahasiswa hanya fokus menuntut perbaikan Undang-undang saja namun belum menyentuh akar masalah yang sesungguhnya. Meski ada riak menuntut pergantian rezim namun itu belum cukup untuk menyelesaikan permasalahan bangsa hari ini.
Sebuah bangsa tidak hanya tegak atas hadirnya seorang pemimpin dan kebijakan yang dibuatnya. Namun sebuah bangsa tegak diatas sebuah sistem (ideologi) yang menjadi landasannya. Jika ingin memahami permasalahan bangsa ini. Maka harus dipahami ideologi apa yang mendominasi.
Meski bangsa ini mengklaim berideologi pancasila. Namun faktanya Pancasila tidak pernah bertindak sebagai ideologi bangsa. Justru ideologi kapitalisme demokrasilah yang menentukan arah kebijakan bangsa ini. sistem kapitalisme yang dibangun atas asas manfaat menjadikan politik transakasional adalah hal lumrah, yang akhirnya Melahirkan produk kebijakan dan perundang-undangan lebih pro terhadap pada para pemilik modal dari pada rakyat.
Turunnya mahasiswa menuntut keadilan tentu harus didukung. Siapa saja pasti sudah jengah dengan berbagai kebijakan di negeri ini, yang kian hari kian mendzolimi rakyat. Namun akan berbahaya jika gerakan menuntut perubahan yang dilakukan mahasiswa didominasi pragmatisme. Pragmatisme hanyalah solusi tambal sulam yang tidak akan menyentuh akar masalah. Bahkan bahaya sikap pragmatis hanya memandang dari sisi manfaat dan rentan terjadinya kompromi. Jika sudah begini maka idealisme bisa terbeli.
Agar gerakan perubahan tak sia-sia. Maka mahasiswa harus memahami apa yang harusnya dirubah. Sejatinya penderitaan yang dialami bangsa ini bukan hanya semata kesalahan pemimpin, Namun penyebab utamanya adalah bercokolnya sistem kapitalisme yang mengrogoti bangsa ini dari setiap lini melalui berbagai kebijakan politik dan ekonomi . Sistem ini harus dicabut dari akar-akarnya.
Islam Solusi Terbaik
Sebagai Negeri muslim terbesar maka sudah seharusnya bangsa ini mencoba melirik Islam sebagai sebuah sistem hidup terbaik. Islam satu-satunya yang mampu menuntaskan berbagai permasalahan bangsa hari ini. Islam seharusnya menjadi napas perjuangan mahasiswa hari ini. Sehingga perubahan yang diinginkan yaitu hilangnya kedzoliman bisa terwujud.
Sejatinya potensi terbesar dalam diri pemuda adalah sikapnya idealisme dalam diri mereka. Itulah mengapa sering sekali kita dengar pernyataan bahwa mahasiswa adalah agent of change. Hal ini juga dibuktikan pada zaman Rasulullah SAW dimana saat itu pembela dakwah beliau adalah banyak dari kalangan pemuda, mereka yang siap hidup susah dan berjuang, dan jiwa nya yang semangat membara memberi pengaruh besar dalam perjuangan dakwah islam. Sedangkan kalangan tua justru menjadi para penentang keras dakwah beliau, karena mereka merasa terancam kenyamanan dan eksistensinya tentang ajaran nenek moyang oleh dakwah islamiah yang dibawa Rasulullah SAW.
Islam hadir sebagai sistem yang syumul (sempurna) untuk umat manusia (QS. Al-maidah ayat 3). Islam adalah yang terbaik diantara ideologi-ideologi yang berkembang. Karena Islam bersumber dari wahyu bukan dari akal manusia yang terbatas. Maka sudah seharusnya pula menjadi asas bagi sikap idealisme pemuda. Sejatinya muara dari segala dekadensi moral pemuda adalah karena kehilangan asas bagi sikap idealis nya sehingga pemuda kehilangan arah gerak dan tujuannya. Mereka bingung untuk apa dan untuk siapa mereka berbuat, sedangkan jiwa mereka membara. Mereka lelah dengan beban kehidupan dan mencari ketenangan, karena mereka kehilangan arah maka yang mereka dapatkan hanyalah kesenangan semu. Padahal Islam hadir memberikan energy dengan dimensi tak tercakup oleh nalar pikir manusia. Islam adalah way of life (jalan hidup), islam adalah sistem yang sempurna dan menyempurnakan, islam menjanjikan kepada setiap pejuang yang kokoh di jalan Islam sebagai pewaris kejayaan.
Semoga mahasiswa segera menyadari penting nya sikap idealisme dan juga memahami pentingnya memiliki kejelasan arah perjuangan sehingga perjuangan mereka tak hanya sekedar Serimonial tahunan. Karena jika sistem kapitalisme tidak dicabut lahirnya kebijakan dzolim akan terus terulang. Tentu kita tidak menginginkan yang demikian.
Wallahu a'lam bishowab