Oleh: Mulyaningsih, S. Pt
Pemerhati Masalah Anak, Remaja dan Keluarga, member Akademi Menulis Kreatif
Dalam kehidupan manusia, masalah selalu saja silih berganti mewarnainya. Tentunya perlu pemikiran yang serius agar dapat menyelesaikannya dengan baik, bahkan sampai tuntas. Agar persoalan tersebut tidak muncul kembali dikemudian hari atau serasa berulang dari tahun ke tahunnya.
Dengan banyaknya masalah yang muncul dalam kehidupan seseorang, niscaya semua itu membuat semakin tegar dan kuat ketika mengarungi bahtera kehidupan ini. Dewasa, itulah wujud nyata setelah mampu melewati berbagai masalah yang ada. Tentunya kedewasaan tersebut tidak lahir begitu saja, namun perlu usaha yang maksimal agar diri menuju pada arah yang tepat dan benar. Pondasi dalam pemecahan berbagai persoalan juga harus merujuk pada sesuatu yang bersifat mampu membawa pada perubahan yang revolusioner. Tentu hal ini tidak mudah, sebab perlu mengetahui dimana sebenarnya akar masalah yang muncul. Jika akar ini diketahui, niscaya dengan mudah persoalan dapat diatasi dengan menyeluruh dan tidak menimbulkan persoalan yang lainnya.
Sebuah pergerakan bisa saja amat dibutuhkan ketika ingin menyelesaikan berbagai masalah. Layaknya seperti negeri ini yang belakangan banyak sekali unjuk rasa yang digelar. Baik dari kalangan mahasiswa, pelajar, ibu-ibu, bapak-bapak, dari rakyat biasa sampai yang lainnya. Semua itu dilakukan dengan tujuan satu, agar negeri ini bisa keluar dari berbagai masalah yang ada. Seperti Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI telah menggelar aksi di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Sabtu (28/9). Aksi yang akan menyuarakan sejumlah protes terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini awalnya dinamai Parade Tauhid Indonesia 2019. Apa alasan panitia ganti nama?
"Kenapa ada perubahan ini? Ini untuk menyikapi perkembangan yang terjadi. Kami ingin kabarkan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa umat Islam ikut dalam arus perubahan, dan kami ingin memberikan kontribusi maksimal untuk perubahan bagi Indonesia yang lebih baik, bagi NKRI yang berdaulat, bagi NKRI yang kokoh dan bermartabat, bagi NKRI yang menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia," ujar Ketua Panitia Aksi Mujahid 212 Edy Mulyadi melalui tayangan video yang dilihat, Jumat (27/9/2019).
Pertama, aksi mahasiswa, menurutnya, masih dihadapi aparat dengan sikap represif. Dia menyesalkan timbulnya korban luka, meninggal, bahkan hilang. Kedua, munculnya aksi para pelajar sebagai sebuah fenomena yang sebelumnya tidak pernah terjadi dalam eskalasi politik di negeri ini. Aksi yang berlangsung spontan dan tanpa komando. Yang jelas, hal ini berakhir ricuh dan diamankannya ratusan pelajar oleh pihak aparat. Ketiga, kerusuhan di Wamena, Papua, dengan korban puluhan jiwa dan eksodus warga pendatang keluar dari wilayah tersebut juga akan disuarakan. Keempat, bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) juga akan mereka suarakan. Mereka menyesalkan karhutla tidak cepat ditangani pemerintah, sehingga menyebabkan ratusan ribu warga terdampak asap pekat dan menderita penyakit hingga timbul korban jiwa.
Jadi, kepada seluruh umat Islam dan rakyat Indonesia semuanya, saya mengimbau untuk hadir, ikuti, jadilah bagian dari perubahan kebangkitan Indonesia tercinta. Hadir pada aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI (detik.com, 27/9/2019).
Pergerakan yang dilakukan oleh semua lini masyarakat membuktikan pada kita bahwa mereka ingin berubah. Kondisi nyaman, aman, tentram, damai serta makmur menjadi hal yang diinginkan oleh semua pihak tadi. Oleh karenanya mereka melakukan serangkaian aksi yang ditujukan kepada pemerintah agar mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di negeri ini.
Pemerintah harusnya sadar betul akan tugas serta kewajiban yang harus dilakukannya. Rakyat menjadi hal yang pertama dan utama diayomi serta dipenuhi hak-haknya, bukan malah sebaliknya. Dalam sistem kapitalis-sekuler ini, rakyat yang menjadi tumbal nyata. Dengan berbagai kebijakan yang ada, ia dibebani dengan setumpuk masalah yang harusnya mampu diselesaikan oleh pemerintah. Adanya negara tidak lain sebagai riayah syu’unil ummah (mengurusi urusan ummat). Sehingga, apapun yang sedang diupayakan oleh negara dalam melakukan berbagai aktivitas serta keijakannya, maka kesejahterakan rakyat menjadi kuncinya. Bukan malah sebaliknya, membuat rakyatnya sengsara dan menderita.
Tentunya dibutuhkan sebuah pondasi yang benar agar arah perubahan yang dimaksud oleh rakyat menjadi terealisasi dengan baik dan benar. Pondasi itu adalah Islam, karena ia adalah kunci dari semua persoalan yang ada. Islam mampu menjawab semua masalah yang ada. Mulai dari sistem ekonomi, pendidikan, sosial-budaya dan masih banyak yang lainnya. Karena Islam tidak hanya mengatur masalah ibadah para pemiliknya saja, namun lebih luas dari itu. Aturan yang digunakan juga bukan berasal dari buatan manusia, sehingga hal tersebut tidak menimbulkan polemik di masyarakat. Tidak seperti sekarang, dimana undang-undang yang dipakai untuk menyelesaikan persolan hidup bersumber dari buatan manusia itu sendiri. Hal tersebut tentunya akan sangat rentan untuk menimbulkan berbagai masalah kehidupan.
Islam telah mempunyai aturan baku yang tertuang dalam empat sumber hukumnya. Keempat sumber hukum tersebut adalah al-Qur’an, hadist, ijma’ sahabat dan qiyas. Dengan berpegang kepadanya maka seluruh persoalan kehidupan manusia akan mudah diatasi.
Islam memandang bahwa individu merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dengan pandangan yang integral. Sistem Islam tidak hanya mampu menyelesaikan masalah secara sebagian atau parsial bahkan mampu menyelesaikan langsung dari sumbernya secara sistemik atau menyeluruh. Karena Islam memiliki tujuan yang baku yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan sesudah kematian. Hanya Islam yang mempunyai aturan dan sanksi yang jelas serta pelaksanaan yang tolak ukur perbuatannya adalah halal dan haram. Dari sini maka negaralah yang akan ditunjuk untuk menerapkan peraturan-peraturan yang bersumber dari keempat hukum diatas. Negara adalah pihak yang mengatur seluruh urusan individu atau rakyat dan melaksanakan aktifitasnya sesuai dengan perintah-perintah Allah dan larangan-Nya. Negara juga yang bertanggung jawab bukan hanya kesejahteraan jasmaniah setiap individunya tapi juga menjadikan setiap individu bertakwa kepada Allah Swt.
Waallahu’alam.