Oleh : Mukarramah, S.Pd
Pendidik dan Anggota Akademi Menulis Kreatif Banjarbaru
Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama, Ahmad Umar menyampaikan bahwa di tahun ajaran baru 2020, tidak akan ada lagi materi perang di mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) sejak dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai Madrasah Aliyah (MA).
Rencana Kementerian Agama (Kemenag) menghapus bab tentang perang dalam materi pelajaran Sejaarah Kebudayaan Islam pada 2020 menuai pro kontra.
Sungguh aneh, karena perang tak bisa dipisahkan dari sejarah Islam dalam penyebarluasannya yang harusnya dipahami oleh generasi muda. Di Kalimantan Selatan sendiri, khususnya Banjarbaru, sejumlah pondok pesantren (ponpes) menolak kabijakan tersebut.
Salah satu yang menolak adalah Ponpes Yasin, pimpinannya Ustadz Saifullah meminta materi perang dalam sejarah Islam jangan dihapus. Melainkan, diluruskan bagaimana pemahaman mengenai jihad yang sebenarnya.
Dia khawatir, ketika bab perang dihapus akan melemahkan ketahanan Indonesia. “Kita sudah ketinggalan jauh dengan negara lain soal ketahanan. Misalnya adanya wajib militer di negara-negara lain. Bukankah itu isinya real latihan perang membela negara. Sedangkan di Indonesia tidak pernah ada,” bebernya (Radar Banjarmasin/19/9/2019).
Padahal kisah-kisah jihad tentang peperangan, justru mengajarkan kepada kita loyalitas, keteguhan, keberanian, serta ketaatan. Dan juga banyak hal yang tidak didapatkan dari kisah-kisah yang lain. Indonesia mendapatkan kemerdekaan setelah mereka menunjukkan keberaniannya, untuk memerangi orang-orang yang zhalim dan untuk melawan para penjajah.
Allah Swt telah memuliakan kaum Muslim dengan menjadikan mereka sebagai pengemban risalah Islam ke seluruh dunia melalui metode dakwah dan jihad. Untuk itu, Allah menjadikan jihad sebagai kewajiban atas kaum Muslim. Demi kesempurnaan kewajiban itu, pelatihan dan rekrutmen militer adalah sesuatu yang diwajibkan.
Sangat jelas dibalik rencana kebijakan ini ada upaya untuk mereduksi ajaran Islam. Sebab perang adalah jalan agama melawan penindasan dan kezhaliman.
Ini juga termasuk upaya mengaburkan ajaran Islam dari pemuda muslim. Karena mereka menganggap perang adalah intoleran. Harusnya kita benar-benar memahami makna perang yang sesungguhnya di dalam Islam. Bahwasanya Islam tidak sembarang memerangi agama lain. Kemudian, ada upaya menghapus sejarah Islam. Padahal sejarah Islam dilengkapi dengan catatan emas peperangan.
Rasulullah Saw adalah komandan tempur pada perang Badar, Uhud, Khandaq, dan perang lainnya. Hal ini semakin menunjukkan bahwa tujuan pendidikan saat ini adalah menanamkan ide sekuler. Barat ingin menciptakan masyarakat yang terampil dan berbakat yang tumbuh dan patuh terhadap nilai-nilai demokrasi. Dan menjauhkan mereka dari ajaran Islam.
Hal demikian tak bisa kita pungkiri bahwa ini merupakan rencana dunia jangka panjang yang diagendakan oleh Barat, musuh Islam. Mereka berusaha memusnahkan dan mencabut nilai-nilai Islam dari umat dan mengubah jati diri pemuda muslim menjadi berkepribadian sekuler (memisahkan agama dan kehidupan).
Padahal Islam mendapatkan peradabannya karena menunjukkan kisah-kisah yang heroik. Ketika mereka berpegang pada kebenaran juga senantiasa melawan kebatilan. Dan mereka berdiri teguh untuk memberantas kezhaliman. Ini kisah-kisah yang harus dikisahkan kepada anak cucu kita. Bukan kisah-kisah roman picisan. Yang hanya mengumbar hal-hal yang bersifat perasaan. Yang di dalamnya memberikan sebuah misi tidak islami, pluralisme, sinkretisme, dan semua itu dibalut atas nama toleransi. Padahal itu semua merusak generasi muda, para pelajar muslim khususnya.
Pemuda muslim hanya akan merasakan kemuliaan yang sesungguhnya melalui sistem Pendidikan Islam.
Tujuan Pendidikan Islam adalah membangun jati diri generasi muda berlandaskan nilai-nilai Islam. Dan tentu akan menciptakan kepribadian Islam yang mampu mencetak para ulama, ilmuan, dan innovator untuk kemajuan peradaban Islam.
Islam juga menjadi negara pemimpin dunia yang akan menyebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Dan memabawa umat manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.
Miris, bagaimana mungkin para pemuda muslim mengetahui sejarah Islam kalau tak lagi diajarkan di sekolah-sekolah yang notabenenya adalah sekolah agama ?
Wahai pemuda harapan bangsa dan agama, saatnya membenahi diri dengan takwa. Tolak apa-apa yang menyimpang dari asas Islam. Saatnya para pemuda berada di garda terdepan dalam menyuarakan kebenaran Islam, hingga Islam kan berjaya dan peradabannya menjadi mercusuar dunia.
Wallahua’lam.