Pendekar NKRI, Kok Korupsi?



Oleh: Khoiroh Anisya (Pelajar)
          
Korupsi masih menjadi masalah terbesar yang belum terselesaikan di negeri ini. Bukan hanya diakibatkan karena tidak adanya kesadaran terhadap ilahi, tetapi juga karena ketamakan diri sehingga hak-hak rakyatpun dihabisi. Belum lama ini,  Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) menetapkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi sebagai tersangka kasus suap dana hibah KONI. (wartaekonomi.co.id).  
Sangat memprihatinkan, pejabat yang menjadi tersangka korupsi adalah seorang yang mengaku paling NKRI, yang paling gencar melakukan perlawanan terhadap paham radikalisme Agama, menganggap bahwa paham Khilafah itu adalah virus-virus yang harus dijauhi, dan dengan mudahnya menilai HTI sebagai ormas anti Pancasila yang tak cinta NKRI.
Penerapan sistem kapitalis yakni memisahkan antara agama dengan kehidupan, telah menjadikan politik sebagai ladang subur untuk mencari harta dan tahta. Dalam praktiknya tidak ada peran agama dalam mengaturnya, bukan untuk menjalankan amanah Allah dan mengayomi rakyat melainkan untuk mengejar kesenangan dunia. Selain itu, penegakan hukum atas korupsi sangat lemah, terjadi perombakan UU yang membuktikan rusaknya aturan-aturan yang dibuat oleh tangan-tangan manusia. Sehingga mereka dapat membuat hukum atas dasar nafsu dan kepentingan belaka.
 
Tentu saja, para pejabat dan politikus rakus berlindung dibalik slogan dan kata-kata manis “NKRI Harga Mati” dan melontarkan kebencian terhadap ide Khilafah Islamiyah yang diusung HTI. Namun dibalik itu semua, hanyalah kedok untuk mempertahankan jabatan bahkan mereka rela menjual aset-aset negara dan mengkorup hak-hak rakyat. Tapi, semanis apapun kata-kata untuk melindungi diri, Allah Swt. mempunyai banyak cara untuk menghukum para penentang Syariat-Nya dan membuktikan kebenaran dakwah syariah dan khilafah.

Dakwah penerapan syariah dan khilafah berangkat dari Q.S Al-Maidah:50 “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” Dakwah, sebuah seni meluluhkan hati agar umat ikut membersamai memperjuangkan syariah dan khilafah yang berhukum hanya kepada hukum Allah yang dapat menuntaskan segala permasalahan di negeri. 

Dengan demikian, akankah kita masih ingin mempertahankan sistem kapitalisme yang telah merusak umat? Ataukah segera mengambil peran dalam memperjuangkan sistem islam? 



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak