Aulia Rahmah
Gresik, Jatim
Tulisan ini dibuat ditengah keprihatinan dengan banyaknya pelajar yang menjadi korban dalam aksi demo besar - besaran yang diadakan oleh BEM universitas se-Indonesia dan pelajar STM se-jabodetabek. Mereka, sebagian besar adalah anak - anak kaum Muslimin yang siap mencurahkan energi fisik dan pemikirannya demi kemajuan bangsa. Sayangnya aksi mereka hanya bersifat emosional, kurang koordinasi, dan tanpa dasar ideologis Islam.
Bergerak Tanpa Landasan Ideologis Islam, Hanya Akan Menjadi Sampah
Manusia adalah makhluk yang istimewa. Allah menciptakannya dengan bentuk fisik yang terbaik. Dengannya semua makhluk Allah dari malaikat, setan, iblis, semua wajib tunduk kepada manusia. Apalagi bumi dan seisinya, Allah memberi wewenang kepada manusia untuk mengelola dan memanfaatkannya untuk kemaslahatan bersama.
Disamping memberi kesempurnaan fisik, Allah juga menganugerahkan kepada manusia berupa akal yang dengannya manusia sanggup melakukan usaha dan ikhtiar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kita menyebutnya sebagai SDM, atau Sumber Daya Manusia.
Dengan SDMnya ini, sejatinya manusia dapat menganalisa bahwa adanya alam semesta, dirinya, dan kehidupan adalah hasil dari Kreasi Tuhan. Tanpa Tuhan manusia tak sanggup berbuat apa - apa. Perputaran matahari, bulan, siang, malam, kendalinya ada pada Tuhan. Detak jantung, metabolisme tubuh, dan daya akomodasi setiap organ, kendalinya ada pada Tuhan. Sehingga bagi mereka yang hingga hari ini masih mempertahankan Komunisme, Kapitalisme, Sekularisme, dan Liberalisme, kita patut mempertanyakan " ini manusia atau bukan ? Akalnya sehat atau sudah mati ? Mata, telinga, dan hatinya masihkah berfungsi ?
Manusia yang berakal tentu akan mensyukuri nikmat Tuhannya, dengan sepenuh jiwa dan raga akan senantiasa beribadah kepadaNya. Berbeda dengan manusia yang dengan sombong menolak eksistensi dan Resolusi Tuhan, mereka akan bebas beraktifitas dan membuat aturan sendiri yang justru tanpa disadari bahwa keterbatasan manusia akan membawa pada kondisi kerusakan dan kehancuran.
Petunjuk dari Tuhan yang ada di dalam kitab suci menjadi panduan hidup manusia, dirinya diperintahkan untuk berIslam, yakni tunduk, patuh, pasrah agar hidupnya selamat dunia hingga akhirat.
Orang Islam menyadari bahwa dirinya adalah makhluk Allah yang istimewa dan terbaik. Karena dia sadar akan kewajiban dirinya terhadap Tuhannya, berusaha menjalankan dengan sepenuh hati Resolusi dari Tuhannya untuk mengatur seluruh aspek kehidupannya. Beriman kepada Allah, malaikat - malaikatNya, Rosul - RosulNya, kitab - kitabNya, dan hari akhir. Dia juga senantiasa beramar makruf nahyi mungkar, menjaga kehidupan seluruh makhluk Allah, berempati dan saling tolong - menolong.
Berbeda dengan manusia yang tidak menyadari bahwa dirinya sebagai makhluk istimewa , maka dia sedang memilih untuk menjadi manusia sampah. Seluruh aktivitas dan kesibukannya hanya nyampah, tak bernilai manfaat bagi sesama, apalagi pahala dan Ridho Allah Swt. Hidupnya hanya untuk memuaskan hawa nafsunya semata, memburu harta, tahta, dan wanita.
Manusia sampah adalah dia yang sombong, lalai dan nggak mau tahu kewajiban dirinya kepada Tuhannya, sehingga ia selalu mencari - cari alasan untuk tidak menunaikan kewajibannya. Senantiasa bekerjasama dengan para pembangkang, berupaya untuk membuat hukum menandingi hukum Tuhan, berwali kepada para pembangkang, suka memfitnah, mengadu domba, malas, kikir lalu hati, mata, dan pendengarannya mati. SDMnya pun tak berguna, tak jauh beda dirinya dengan binatang yang tak mempunyai akal, dua puluh empat jam waktunya hanya digunakan untuk nyampah. Menjadi menteri di negeri agararis kebijakannya membuka kran impor bahan pangan. Menjadi anggota DPR lalu memproduksi Undang - Undang pro koruptor. Mengaku menjunjung tinggi Pancasila dan persatuan tapi membiarkan gerakan separatisme. Mengaku sebagai pelayan masyarakat tapi mudah mengarahkan senjatanya untuk membunuh rakyat sipil yang menyuarakan aspirasinya.
Manusia sampah nanti di akhirat menjadi bahan bakarnya neraka. Sedangkan manusia istimewa dan terbaik akan mendapat reward dari Allah berupa sapaan bahagia, rahmat, dan SurgaNya. Hal ini disebabkan karena manusia istimewa pandai bersyukur, tawadhu, sabar, serta kesibukannya selama hidup di dunia selalu ia gunakan untuk menebar manfaat bagi kehidupan, serta demi meraih pahala dan Ridho Robbnya.
Untuk mereka yang saat ini masih suka nyampah, sadarilah bahwa tindakan anda ini adalah suatu kedzaliman, mendzalimi diri sendiri, dan makhluk Allah yang lainnya. Bagi manusia serakah, penopang penguasa dzalim, penebar hoaks, pecinta kemaksiatan, para liberalis, para pemuda Islam, para ahlul quwwah, sadarlah. Mari gunakan potensi dan wewenang yang anda miliki saat ini untuk membela serta memperjuangkan Resolusi Tuhan, yakni sistem kenegaraan Khilafah Islamiyah yang akan menjunjung tinggi derajat anda dan manusia seluruhnya. Dekati ulama warotsatul anbiya' , dengarkan tutur kata mereka. Merekalah pelita dari gelapnya akhir jaman. Sungguh, SDM yang dimiliki oleh pemuda kita itu sangat berharga, berhentilah dari nyampah sekarang juga. Ubah arah perjuangan kita, dari memperjuangkan sistem buatan manusia menuju sistem agung dari Sang Pencipta.
Wallahu'alam bishowab