Muslim United dan Fajar Persatuan Kaum Muslimin



(Oleh : Ummu Hanif, Anggota Lingkar Penulis Ideologis)


Baru – baru ini, kaum muslimin dikejutkan dengan perubahan setting acara “Muslim United #2” yang sedianya diselenggarakan di Masjid Gedhe Kauman Jogja. Pasalnya, acara yang digadang – gadang sebagai salah satu upaya penyatuan kembali kaum muslimin, dinyatakan batal. Penyebabnya, Raja Jogja tidak memberi izin. Tidak jelas apa yang menyebabkan Sultan menolak mengeluarkan izin Kegiatan Muslim United #2 yang bertajuk 'Sedulur Saklawase'.



Seperti yang dilansir https://nasional.republika.co.id, pada 12 oktober 2019, Panitia acara Muslim United 2019 , Nanang Syaifurozi, resmi mengumumkan pemindahan acara dari Masjid Gedhe Kauman ke Masjid Jogokariyan. 



Sebelumnya, meski tidak mendapat izin pelaksanaan, acara ini tetap digelar di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta sejak Jumat (11/10) kemarin. Hari pertama pelaksanaannya pun terbilang lancar dan antusiasme pengunjung cukup besar.



Namun pada Jumat malam, setelah adanya diskusi dari FUI DIY, Takmir Masjid Gedhe Kauman, dan official crew Muslim United 2019, bersama dengan Polda DIY beserta warga Kauman akhirnya dicapai kesepakatan untuk memindahkan acara ke Masjid Jogokariyan. Hal ini dilakukan karena pertimbangan tidak ada titik temu dari pihak Keraton yang sudah melarang acara digelar di Masjid Gedhe Kauman



Sementara itu, pihak Keraton enggan menyebut alasan pencabutan surat yang dikeluarkan KGPH Hadiwinoto, dan akhirnya sultan juga tidak mengeluarkan izin. Sultan juga diam, tak mengunggah secuil pun alasan mengapa tidak memberikan izin, dan sama sekali tidak mengindahkan persiapan panitia yang sudah mengeluarkan banyak energi untuk acara ini.



Namun sebelumnya, Pengageng Kawedanan Hageng Panitrapura, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono menjelaskan tidak dikabulkannya izin karena atas pertimbangan keamanan, mengingat situasi nasional tengah banyak demonstrasi. Namun alasan ini tentu sangat absurd, karena kegiatan Muslim United tidak atau bukan dalam bentuk demonstrasi atau unjuk rasa.



Kondisi ini sebenarnya bukan kali pertama terjadi di bumi Indonesia. Penolakan demi penolakan akan acara yang digelar kaum muslimin terus terjadi. Terlebih pada acara yang mengusung tema persatuan, dan ajakan kepada kaum muslimin untuk bangun dari tidur panjangnya.



Hal ini kemudian menyisakan banyak sekali tanya dan Analisa. Ada apa dengan agenda penyatuan kaum muslimin? Adakah sesuatu yang mebahayakan jika kaum muslimin tidak lagi terkotak – kotak dnegan organisasi atau mazhab nya? Lalu siapakah yang sebenarnya akan merasa rugi jika kaum muslimin bersatu? Adakah hubungan antara penolak acara dengan pihak – pihak yang mengkahwatirkan persatuan kaum muslimin?



Pertanyaan – pertanyaan semacam ini tentunya akan menyadarkan siapapun yang mau berpikir lebih dalam. Ada benang merah yang akan bisa kita tarik untuk menyimpulkan. 



Wahai kaum muslimin Indonesia dan seluruh dunia, sungguh persatuan kaum muslimin itu adalah hal yang sangat menakutkan bagi musuh – musuh islam. Sungguh, mempelajari sejarah islam dan kejayaannya adalah pemompa semangat yang sangat kuat untuk kita bisa mengulang sejarah emas itu. Lihatlah ketakutan musuh – musuh islam, maka begitulah kekuatan besar islam, yang sudah mereka bayangkan bahkan dalam tidur mereka sekalipun.


 Wallahu a’lam bi ash showab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak