Bertepatan dengan Bulan Muharram, sebagai Tahun Baru Islam, Muslimah Peduli Perempuan dan Generasi Kota Probolinggo menggelar acara Pengajian Muslimah (29/09/2019). Acara yang berlangsung di Rumah Inspirasi Perubahan Kota Probolinggo ini mengambil tema “Muharram Moment Perubahan Hakiki”.
Acara yang dihadiri puluhan muslimah Kota Probolinggo dan sekitarnya ini dibuka oleh Ustadzah Dyah Astri selaku Moderator
Setelah pembacaan ayat suci Alquran oleh Ustadzah Aisyah menambah keberkahan acara.
Hadir Ustazah Tutut Wulandari, S.Pd selaku pemateri. Bulan Muharram merupakan bulan dikalender Hijriyah yang merupakan tahun baru Islam, dan pada bulan ini juga diperingati sebagai bulan hijrah. Berbicara tentang hijrah sekarang, sudah marak komunitas maupun pemuda yang mulai haus akan inspirasi kesholehan. Apalagi sekarang sudh banyak aktivitas hijrah yang dipelopori oleh artis atau publik figur. Hijrah secara bahasa adalah berpindah dari sesuatu atau tempat ke sesuatu atau tempat yang lain. Tujuannya meninggalkan yang pertama menuju yang kedua. Adapun konotasi hijrah menurut istilah khusus adalah meninggalkan negeri kufur/ dar al-kufr, lalu berpindah menuju negeri Islam/ dar al-Islam.
Pemateri memaparkan hijrah mungkin bisa dimaknai sebagai momentum perubahan dan peralihan dari kemaksiatan menuju ketaatan, dari segala bentuk kejahiliahan menuju Islam dan dari masyarakat jahiliah menuju masyarakat Islam. Ustadzah Tutut Wulandari menjelaskan Kondisi masyarakat modern saat ini, jika dibandingkan dengan kondisi masyarakat jahiliah pra hijrah, tampak banyak kemiripan, dan bahkan dalam beberapa hal justru lebih buruk. Ciri utama masyarakat jahiliah dulu adalah kehidupan diatur dengan aturan dan sistem jahiliah buatan manusia. Pada masyarakat Quraisy, aturan dan sistem kemasyarakatan dibuat oleh para pemuka kabilah.
Ustadzah Tutut Wulandari memaparkan dalam aspek ekonomi ada riba, eksploitasi oleh pihak ekonomi kuat terhadap ekonomi lemah, konsentrasi kekayaan pada segelintir orang. Pada aspek sosial, masyarakat jahiliah pra hijrah identik dengan kebobrokan moral yang luar biasa. Dalam aspek politik, bangsa Arab jahiliah pra hijrah bukanlah bangsa yang istimewa. Fakta masyarakat itu perlu kita ubah menjadi masyarakat Islam. Inilah yang juga dilakukan oleh Rasul saw. dan para sahabat beliau. Di situlah pentingnya hijrah hakiki. hijrah hakiki itu adalah perubahan dan peralihan dari kemaksiatan menuju ketaatan, dari segala bentuk kejahiliahan menuju Islam dan dari masyarakat jahiliah menuju masyarakat Islam. Inilah yang harus diwujudkan.
Perubahan tentu tidak akan datang begitu saja. Perubahan itu harus kita usahakan. Allah SWT berfirman:
… إِنَّ اللَّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ …
…Sungguh Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri… (TQS ar-Ra’du [13]: 11).
Peserta semakin semangat menyimak pemaparan dari pemateri terbukti dengan berbagai pertanyaan dari ukhti Isti yang bertanya tentang cara yang bisa dilakukan agar hijrah yang hakiki bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Mewujudkan hijrah yang hakiki itu tidak lain adalah dengan berjuang untuk membangun masyarakat Islam. Melalui amar ma'ruf nahi Munkar, yakni dengan dakwah. Masyarakat itu bisa diwujudkan dengan baik melalui penerapan syariah Islam secara kaffah atas semua warga negara.
Acara ditutup dengan pembacaan do’a oleh Ustadzah Amina.