Menolak Upaya Pembungkaman Suara Mahasiswa!



oleh : Zai (Aktivis Mahasiswi)

Kepada para mahasiswa! Tetaplah bergerak wujudkan perubahan! Duka negeri semakin ngeri. Kedzaliman penguasa yang haus kuasa kian nyata. Sungguh tak ada alasan kita berdiam saja karena berbagai kebijakan yang sangat merugikan rakyat terus berusaha dilegalkan. Upaya-upaya pembungkaman suara mahasiswa harus kita tolak. Rezim yang nampak panik terus menggunakan kekuasaan untuk membungkam suara perubahan.  Beberapa waktu lalu Menristek mengatakan akan  memberi sanksi rektor jika ada pengerahan mahasiswa untuk demo. 
Menristekdikti M Nasir menyayangkan adanya dosen yang mengizinkan mahasiswanya berdemo. Nasir mengatakan nantinya akan ada sanksi kepada rektor perguruan tinggi (PT) jika terjadi pengerahan mahasiswa di kampusnya. "Nanti akan kita lihat sanksinya ini. Gerakannya seperti apa. Kalau dia mengerahkan ya dengan sanksi yang kita lakukan sanksi keras yang kami lakukan ada dua, bisa dalam hal ini peringatan, SP1, SP2," kata Nasir di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (26/9/2019/detik com)
Hal ini juga mendapat respon cepat dari Indonesian Democracy Initiative (TIDI). Mereka mengkritik Menristekdikti M Nasir yang akan memberikan sanksi terhadap rektor yang menggerakkan mahasiswa untuk demo. TIDI menilai pernyataan itu tak layak dilontarkan di negara demokrasi. "Ibarat kuliah, Menristekdikti ini layak Drop Out. Kampus secara sejarah adalah laboratorium gerakan moral dan intelektual. Pemerintahan di sebuah negara demokrasi tidak layak punya pernyataan seperti itu," kata Direktur Eksekutif TIDI, Arya Sandhiyudha dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9/2019).
Arya menduga Nasir keliru memahami pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, gelombang demonstrasi yang terjadi harus dilihat dari sisi positif. "Dilihat dalam kacamata positif saja, kalau ini bukti kepada dunia internasional civil society kita masih aktif dan punya ruang berekspresi. Skala demo itu anggap sebagai ekspresi semangat anti korupsi generasi muda. Mereka aset masa depan Indonesia," ujarnya.
Apalagi mahasiswa dalam posisinya sebagai motor perubahan, perlu menekankan fungsi amar ma'ruf nahi munkar. Pembungkaman yang dilakukan Menristekdikti dengan menggiring dosen agar mahasiswa hanya mendiskusikan masalah secara akademik menjadi evaluasi pendidikan kita. Tentu saja perubahan dan pergerakan itu disandarkan kepada hal yang benar dan dengan menggunakan landasan ideologi yang sahih, agar perjuangan tak hanya instan dan gaya-gayaan. 
Sebagai umat Islam, kita menyandarkan segala permasalahan kepada Al-Qur'an dan Sunnah. Sehingga perubahan dan pergerakan kita hendaknya juga disandarkan kepada tuntunanNya. Keadaan kehidupan kita yang sekarang jauh dari agama harus kita sadari menjadi penyebab utama kerusakan. Maka menjadi tugas utama kita untuk mengembalikan kehidupan Islam ditengah-tengah umat seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.   Karena sesungguhnya tidak ada solusi lain kecuali menerapkan aturan Islam secara Kaffah di dalam kehidupan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak