Mahasiswa Kritis Vs Apatis




Oleh : Mega Turuy
Mahasiswi Kehutanan dan Member AMK 

Beri aku seribu orang tua, niscaya akan ku cabut Semeru dari akarnya. 
Beri aku sepuluh orang pemuda, niscaya akan ku guncang dunia. (Bung Karno)

Perkataan Bung Karno tersebut menggambarkan tentang peran pemuda sebagai agen perubahan.

Seperti yang kita ketahui, mahasiswa merupakan aset terbesar bangsa ini. Di tangannya tergenggam visi dan misi yang harus dicapai. 

Mahasiswa harus kritis, memiliki cakrawala pengetahuan yang luas, terbuka pada perubahan, peka dan tidak menilai sesuatu asal-asalan. Mahasiswa dituntut untuk provokatif dan proaktif. Dengan mengasah sikap kritis, mahasiswa dapat berperan dalam perubahan di sekitarnya. Sikap kritis bukan bakat alami. Sikap kritis lahir dari kepekaan pada perubahan dan bisikan hati nurani untuk tidak duduk diam menjadi pengamat. Mahasiswa kritis menjadi dambaan umat dan masyarakat pada umumnya.

Beda halnya dengan mahasiswa apatis. Yaitu mahasiswa yang tidak peduli dengan kondisi masyarakat saat ini. Dia hanya sibuk mementingan diri sendiri. Kebiasaannya setelah kuliah langsung pulang alias kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Atau nongkrong bersama teman-teman entah apa yang dibahas. Kadang duduk berjam-jam hanya main gim. Mereka bungkam dengan kondisi negeri ini, merasa itu bukan urusannya sehingga diabaikan begitu saja. Waktu yang digunakan pun terbuang sia-sia. Tentu mahasiswa apatis seperti ini tidak bagus dan tidak patut ditiru, karena membawa dampak yang tidak baik untuk lingkungan dan banyak orang.

Pandangan Islam tentang Pemuda

1. Pemuda itu pemberani

Allah berfirman : “Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam Keadaan takut bahwa Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. dan Sesungguhnya Dia Termasuk orang-orang yang melampaui batas. ” (Q.S.Yunus :83)

2. Pemuda itu beriman

Allah berfirman, “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. “(Q.S.Al Kahfi :13)

3. Pemuda itu rajin ibadah

Rasulullah saw. bersabda : “Ada 7 golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya. Pada hari itu, tidak ada naungan, kecuali naungan Allah. Golongan tersebut adalah pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh di dalam beribadah kepada Allah, seseorang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid-masjid, dua orang yang saling mengasihi karena Allah, mereka bertemu dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diundang oleh seorang perempuan yang berkedudukan dan berwajah elok (untuk melakukan kejahatan) tetapi dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah!’, seorang yang memberi sedekah, tetapi dia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga menetes air matanya.” (HR Bukhori)

4. Pemuda itu mengikuti Rasulullah

Dalam Tafsir Ibn Katsir disebutkan bahwa mayoritas orang–orang yang merespon baik seruan nabi adalah kalangan muda.

Mereka di antaranya adalah Sahabat Abu Bakar yang masuk Islam pada Usia 38 tahun, Sahabat Umar masuk Islam pada umur 28 tahun dan Sayyidina Ali yang masuk Islam pada umur kurang dari umur 10 tahun dan masih banyak lagi pemuda yang masuk Islam pada umur kisaran 12 sampai 15 tahun.

5. Pemuda itu mampu mengalahkan nafsunya

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum ter­hadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah.” (HR Ahmad, Thabrani dalam al-Mu`jamul Kabir dan lainnya).

Mengenai kata shabwah dalam hadis di atas, dijelaskan dalam kitab Faidhul Qadir (2/263) sebagai pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya.

Sepanjang sejarah, Islam memiliki pemuda-pemuda hebat pada zamannya masing-masing. Di usianya yang cenderung masih sangat muda, mereka mampu menorehkan karya-karya yang luar biasa. Maka sudah seharusnya dan saatnya pemuda (mahasiswa) berkiprah. Meneladani pemuda-pemuda Islam yang luar biasa.

Para pemuda yang menjadi mutiara umat itu di antaranya:
a. Usamah bin Zaid (18 tahun) Usamah memimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu.
b. Sa’d bin Abi Waqqash (17 tahun)
Sa'd adalah orang yang pertama kali melontarkan anak panah di jalan Allah. Beliau juga termasuk dari enam orang ahlus syuro.
c. Al Arqam bin Abil Arqam (16 tahun)
Al Arqam menjadikan rumahnya sebagai markas dakwah Rasul saw. Selama 13 tahun berturut-turut.

Itulah gambaran para pemuda yang berdaya guna dan bervisi yang jauh menembus batas kehidupan. Mereka akan mudah kita temui dalam Daulah Khilafah Islamiyah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak