Oleh : Heni Andriani
Derita yang dialami oleh bangsa ini seakan tiada berujung mulai dari kebakaran hutan, kerusuhan Wamena, gempa di Maluku, demo mahasiswa dan berbagai masalah lainnya. Seakan-akan semuanya tumpah ruah silih berganti hingga menyebabkan rakyat Indonesia tambah depresi. Para pemangku kekuasaan saat ini cuek, tidak mau mengurusi rakyatnya justru pesta di depan istana. Berbagai reaksi dari rakyat justru tidak di gubris, bahkan berbagai pembungkaman terus di lakukan. Mereka menganggap setiap protes sebagai aksi penjegalan kekuasaan. Padahal sesungguhnya hal ini terjadi karena ketidakpuasan atas kinerja penguasa. Rezim saat ini lebih diktator dan zalim terhadap rakyatnya. Berbagai kebijakan lebih pro kapitalis dan menyengsarakan rakyat. Tidak ada satupun UU yang pro rakyat karena hampir semuanya sarat dengan kepentingan.
UU P-KS, revisi UU KPK, UU ketenagakerjaan dan berbagai UU lainnya sebagai bukti bahwa negeri ini sudah diambang kehancuran. Kenapa? Karena berbagai UU dibuat hanya untuk melegalkan kepentingan para Kapitalis, Liberalis yang tidak ingin negeri ini maju, independen apalagi menjadi adidaya.
Saat ini penguasa lebih pro kepada kepentingan asing dan aseng. Setiap kebijakan dipaksakan tanpa pernah mendengarkan aspirasi dari rakyat.
Berbagai peristiwa yang terjadi di negeri ini dianggap angin lalu bahkan menganggap semua baik-baik saja. Anehnya, setiap ada peristiwa yang keluar dari pemangku kebijakan dipenuhi dengan ujaran yang tidak layak keluar dari mulut seorang penguasa. Ketika kasus gempa di Maluku terjadi Menhukam mengatakan sebagai mereka beban pemerintah. Tentu hal ini sangat menyakitkan hati rakyat khususnya warga Maluku.
Maka sesungguhnya sangat wajar ketika rakyat terus bereaksi, memprotes berbagai kebijakan yang tidak pro rakyat, diktator dan zalim. Penguasa lebih mengadopsi dan tunduk terhadap asing dan aseng. Jika dicermati sistem yang digunakan lebih mengikuti titah dari aseng yang notabene Cina dengan ideologi komunisnya. Lihatlah, bagaimana rezim melakukan pembiaran terhadap simbol - simbol Komunisme palu- arit, hubungan erat penguasa dengan para aseng Cina saat berkunjung ke negeri ini, hingga mobilisasi tenaga kerja Cina ke Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa penguasa pro aseng, bahkan membela ideologi kiri yang notabene tercatat dalam sejarah telah menumpahkan darah para pahlawan.
Lihat saja, bagaimana ketika peringatan 30 S/PKI ada sinyal pembelaan dari pemangku kekuasaan terhadap ideologi kiri ini. Seperti dilansir dari media online https://www.idntimes.com/news/Indonesia.
Media tersebut menuturkann tentang perjuangan gerwani dalam menolak penindasan terhadap kaum perempuan oleh sistem kapitalis. Perjuangan gerwani di tuturkan bak seorang pejuang perempuan dan menganggap seolah - olah perjuangan mereka yang mengadopsi ideologi komunis adalah baik dan menjadi solusi bagi rakyat. Berbagai ujaran tentang ideologi komunis tidak pernah mendapatkan persekusi apalagi kriminalisasi.
Sungguh sangat aneh.
Bagaimana sikap kaum muslim terhadap komunis maupun kapitalis?
bagi seorang muslim melihat kondisi saat ini tentu tidak boleh tinggal diam, apalagi berpangku tangan. Indonesia sudah diambang kehancuran baik oleh sistem Kapitalis maupun komunis. Maka sudah seharusnya segera membuang kedua ideologi tersebut. Kapitalis telah mencaplok sumber daya alam kita seperti yang dilakukan oleh perusahaan Amerika Freeport. Sistem Kapitalis melahirkan para pemimpin tidak amanah dan abai terhadap rakyatnya sendiri. Karena dalam sistem Kapitalis yang menjadi pertimbangan adalah keuntungan dan kerugian dalam hal beraktivitas. Sementara sistem Komunis melahirkan para pemimpin yang diktator, dan zalim. Setiap upaya yang bertujuan mengoreksi penguasa akan dibungkam dan dikriminalisasi. Hal ini bisa kita lihat saat aksi demo mahasiswa hingga banyak korban berjatuhan tidak ada satupun aspirasi rakyat yang digubris oleh para pemangku kekuasaan. Sistem Komunis akan memaksakan setiap kehendak penguasa sekalipun rakyat tidak menghendakinya.
Oleh karena itu, hanya sistem Islamlah solusi terbaik agar permasalahan yang dihadapi bangsa ini segera berakhir. Islam dengan ideologinya akan melahirkan pemimpin yang amanah. Mereka merasa kekuasaan kelak akan diminta pertanggungjawaban di akhirat. Didalam sistem Islam rakyat akan dipenuhi kebutuhan pokoknya dilayani dengan sepenuh hati baik muslim maupun non muslim.
Ketika rakyatnya mengadu kepada penguasa senantiasa di layani dengan sepenuh hati. Kita bisa membaca sejarah tentang para khalifah seperti keadilan Umar bin Abdul Aziz, Khalifah Al Mu'tasim Billah.
Masyaa Alloh.
Ketika melihat kondisi sekarang masihan kita berharap pada ideologi kapitalis dan komunis?
Wallahu a'lam bishowab.