Oleh : Lilik Yani
Apakah seorang penjahat dan pendosa tidak boleh mendapat kesempatan untuk berubah? Apakah orang yang terlanjur salah tidak akan pernah mendapat kesempatan untuk menjadi benar?
Tidak. Karena semua hamba Allah selalu ada cara dan peluang untuk kembali ke jalan yang benar. Jika mereka mau bertaubat dan berhijrah.
********
Aku mengenalnya lewat sebuah kajian safari hijrah yang diadakan di sebuah masjid di kotaku. Ada banyak tokoh-tokoh yang disentuh hatinya hingga mendapat pencerahan, melalui dakwah sang Ustadz. Kali ini yang dipilih Allah untuk kembali ke jalan kebenaran adalah seorang penjahat kelas berat.
Sungguh siapa sangka penjahat yang paling ditakuti oleh orang-orang karena suka merampas motor orang yang lewat di wilayah operasinya. Tak peduli tua atau muda. Miskin atau kaya.Juga laki-laki atau perempuan. Jika sudah lewat di wilayah itu, maka tak ada yang bisa lolos jika bertemu dengan sang penjahat tersebut.
Jika mau selamat jiwanya, maka jangan sampai melawan. Ada seorang wanita yang berupaya melawan, karena ingin mempertahankan perhiasan kalung yang menempel di lehernya, yang akan disikat juga. Perlawanan wanita tersebut membuat rantai kalung menyobek lehernya
Juga ada seorang bapak yang mau mempertahankan harta satu-satunya, sebuah motor yang dipakai ojek untuk menafkahi keluarganya. Segala alasan sang bapak tua tak membuat tersentuh hatinya. Justru semakin garang karena melihat bapak tua melawan dan berusaha kabur. Lalu diinjaknya kepala si bapak tua, hingga terluka parah dan meninggal.
Kejahatan demi kejahatan dilakukannya setiap hari. Bahkan tubuh indah karunia Allah dirusaknya dengan dirajah. Bukan sekedar di bagian tertentu yang dirajah, tapi hampir seluruh tubuhnya dihiasi rajah (tato). Hal ini makin membuatnya tampak semakin garang dan mengerikan.
*******
Sungguh Allah Maha Kuasa untuk membolak balik hati. Allah berkenan memanggil seorang hamba berlumur dosa itu untuk kembali ke jalan yang benar. Allah menyentuh hatinya dengan hidayah Islam. Digerakkan langkahnya menuju sebuah pondok di kotanya, yang membimbingnya kembali ke jalan Allah.
Kajian demi kajian diikutinya. Hingga suatu ketika, dalam acara kajian di tempat pak kyai itu, bertemulah dia dengan putri pak kyai yang sedang mengantar suguhan untuk para jamaah yang sedang mengaji. Sekilas saling memandang membuatnya jatuh hati. Hingga suatu hari, diberanikannya untuk menghadap sang kyai. Berniat untuk meminang putrinya. Sebuah keberanian yang terkesan nekat. Dalam kondisi baru hijrah dan tubuh penuh tato yang kebanyakan orang menilai sebagai orang jahat, tapi dia berani datang melamar putri pak kyai untuk dijadikan sebagai istri.
"Emang kamu sudah punya apa berani melamar putriku?" Tanya pak kyai usai dia mengemukakan maksud kedatangannya.
Dia menggelengkan kepala. Lalu pak kyai bertanya lagi, apakah dia sudah bekerja? Dia menggelengkan kepala lagi.
"Saya nge-band pak Kyai," jawabnya ketika ditanya tentang aktivitasnya sehari-hari.
Pak kyai menggeleng-gelengkan kepala melihat pemuda bertato di hadapannya. Kemudian pak Kyai memanggil putrinya dan memberitahukan bahwa pemuda ini sedang melamarnya.
Mendengar kabar itu, putrinya tentu terkejut dibuatnya. Lalu pak Kyai menanyakan kemantapan sang pemuda bertato yang baru dapat hidayah Islam itu. Dia menjawab insyaAllah dengan nada mantap untuk meyakinkan.
*****
Ketika beliau dihadirkan dalam agenda kajian hijrah bersama Ustadz Fatih Karim tersebut, orang-orang mengira akan melihat wajah garang menakutkan karena tubuh penuh rajah (tato) yang belum bisa dihilangkan. Ternyata dugaan kita salah. Seratus delapan puluh derajad berubah jadi sosok yang santun dan lembut.
Saat host bertanya apa yang dirasakan saat ini, adakah penyesalan yang masih menghantaui dirinya. Dia menjawab dengan menunduk menahan jatuhnya airmata. Dia berharap bisa bertemu dengan keluarga bapak tua yang dulu diinjak kepalanya. Dia akan meminta maaf dengan sungguh-sungguh dan bersedia bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Kemudian saat ditanya bagaimana perasaannya setelah hijrah? Dia menjawab, kalau penjahat lain seperti koruptor, pezina, pembunuh sekalipun jika sudah bertaubat dan hijrah memilih jalan Allah. Maka semua kejahatan yang sudah dilakukan akan tertutupi. Apalagi kalau sudah mengenakan pakaian taqwa dan berperilaku sesuai ajaran Islam. Maka orang sudah memaafkan dan menerima kehadirannya di tengah khalayak masyarakat.
Bagaimana jika penjahat yang bertaubat itu seorang yang bertato?
Maka sekeras apapun dia ingin berubah dan hijrah meninggalkan perbuatan jahatnya. Tapi masih ada bekas yang sulit untuk dihilangkan. Hingga masyarakat masih ada perasaan takut untuk berdekatan.
Jika rajah yang menghiasi tubuhnya hanya sedikit, maka bisa dihilangkan walau dengan menahan sakit yang luar biasa. Melebihi rasa sakitnya ketika dahulu melakukan tato. Tapi bagaimana jika rajah itu menghiasi hampir sekujur tubuhnya? Sekuat apapun dia menutupinya, maka banyak orang belum bisa menerima kehadirannya.
Tapi dengan segenap keyakinan dan pertolongan Allah. Hamba terpilih tersebut diberi jalan interaksi dengan masyarakat. Bersama istri sholihah, putri pak Kyai tersebut, mereka saling menguatkan. Berjuang bersama melawan stigma negatif dan pandangan miring masyarakat terhadap keluarganya.
Mereka memiliki cita-cita mulia. Mendirikan tempat untuk belajar al-Qur'an yang dikelola bersama. TPQ tersebut diberi nama al-Hijrah. Pengajian itu dibuka gratis dengan fasilitas cukup bagus. Tak disangka, walau awalnya mendapat banyak penolakan dan tanggapan nyinyir dari masyarakat. Kini anak-anak yang ikut mengaji semakin bertambah banyak.
Sungguh hanya dengan ijin dan karunia Allah-lah, maka seorang hamba yang dipilih Allah untuk kembali ke jalan-Nya, akan mendapat jalan-jalan kemudahan. Tak peduli awalnya penjajah kelas berat, bahkan kelas kakap sekalipun. Jika Allah menghendaki untuk kembali, maka siapa yang sanggup menghalangi?
Sementara kita yang mungkin tampak baik, sebenarnya hanya karena Allah masih menutupi seluruh aib kita saja. Bukan jaminan akan selamat selamanya. Maka dari itu, jangan pernah merasa puas dengan kondisi yang ada sekarang. Kita harus selalu memohon pertolongan Allah, agar senantiasa ditunjukkan ke jalan taqwa. Jalan kebenaran yang membawa keselamatan. Jalan yang menjadi perantara kita meraih berkah dan ridlo Allah. InsyaAllah
Surabaya, 5 Oktober 2019
#HijrahMenujuRidloAllah
#KetikaHidayahIslamMerasukJiwa