Oleh : Fauziah, S.Hut (Aktivis Muslimah Banjarbaru)
Saat ini permasalahan di negeri Indonesia kita yang tercinta sudah semakin pelik. Utang negara yang membumbung tinggi, ekonomi masyarakat yang semakin sulit, wajar bila kriminalitas semakin meningkat dan beragam jenisnya. Kita pun tidak bisa berbuat banyak ketika sumber daya alam dikeruk dan dikuasai oleh perseorangan bahkan oleh swasta asing. Akhirnya untuk memenuhi kas negara, pajaklah yang digenjot dan semakin mencekik rakyat. Belum lagi masalah pergaulan dan masuknya budaya barat yang rusak, menambah masalah baru ditengah masyarakat, sebut saja LGBT, seks bebas, incest dan beragam penyakit sosial lainnya.
Berangkat dari masalah tersebut semestinya kita sadar, bahwa problem itu nyata di depan mata. Memang bisa jadi hal itu tidak menimpa pada diri dan keluarga kita langsung, namun sebagai bentuk kepedulian kita dengan masalah umat, kita harus prihatin dan berpikir, mengapa semua ini terjadi? apa yang menjadi penyebabnya ?
Para pakar membahas penyebab utama permasalahan di negeri ini. Dari aspek lemahnya kepemimpinan sehingga solusinya adalah mencari sosok pemimpin yang kuat dan cerdas. Ada juga yang menilai karena buruknya penerapan demokrasi di negeri ini, sehingga yang harus dilakukan adalah mencari formula penerapan demokrasi yang baru. Tetapi apakah benar kedua hal tersebut adalah akar masalah problem negeri ini ?
Sejatinya negeri kita ini kaya sumber daya alam (SDA), kaya sumber daya manusia (SDM), berada di posisi strategis dalam geopolitik dunia. Semua potensi besar yang Allah Swt berikan tersebut dapat menjadikan negara kita kuat dan sejahtera. Namun justru kita terpuruk dan terus bertahan dengan predikat negara berkembang.
Bila kita hubungkan dengan aspek lemahnya kepemimpinan, sudah berapa kali kita gonta- ganti pemimpin. Para presiden terdahulu bukan pemimpin yang lemah, mereka adalah pemimpin yang kharismatik, berwibawa dan mendapat legitimasi dari rakyat, namun belum bisa membawa Indonesia menjadi negara yang kuat dan sejahtera.
Kemudian aspek penerapan demokrasi yang buruk, justru ini semakin menguatkan bahwa memang demokrasi itu tak layak untuk menjadi sistem pemerintahan, jadi tak pelu dicari formula baru, karena dari asalnya memang sudah rusak.
Bila demikian adanya maka dengan berpikir jernih dan mendalam dapat kita pahami bahwa permasalahan yang kita hadapi sekarang adalah sistemik maka solusinya pun harus sistemik. Memang pemimpin yang kuat dan cerdas itu penting, namun sistem apa yang diterapkan oleh pemimpin tersebut itu juga penting.
Terkait dengan sistem, kita semua sudah merasakan buruknya sistem kehidupan di negeri kita tercinta ini. Namun banyak dari kita yang belum paham bahwa semua ini akibat dari sistem yang rusak. Akhirnya yang muncul adalah analisa-analisa dangkal diatas.
Harus kita pahami bahwa ketika Allah Swt menciptakan manusia dan alam semesta, ada seperangkat sistem atau aturan yang harus dijalankan. Jadi keyakinan kita akan adanya Allah Swt tidak semata-mata pada aspek ruhiyah atau keakhiratan, namun kita juga harus yakin bahwa Allah lah satu-satunya yang layak mengatur kehidupan kita di dunia (Aqidah Siyasiyah).
Karenanya menjadi penting bila kita ingin mengubah kondisi rusak saat ini, tidaklain tidak bukan hanya dengan kembali kepada bagaimana aturan Allah Swt dalam mengatur urusan dunia kita. Atau dalam bahasa lain kita harus kembali kepada Islam.
Islam memiliki seperangkat aturan yang lengkap, mulai dari sistem pemerintahan Islam yang disebut dengan Khilafah Islam, Sistem Pendidikan, sistem pergaulan, sistem ekonomi, sistem sanksi, dan lain sebagainya. Semua sistem tersebut harus diterapkan secara menyeluruh, tidak bisa dipilih-pilih salah satunya saja.
Pertanyaan selanjutnya bagaimana kita bisa melakukan perubahan dari sistem yang rusak saat ini kepada Islam? hanya ada satu cara yaitu dakwah. Aktivitas dakwah harus terarah yaitu membuat umat sadar bahwa problem yang ada adalah sistemik akibat Islam tidak diterapkan. Selanjutnya bersama dengan umat berjuang melakukan perubahan.
Rasulullah telah mencontohkan bagaimana usaha beliau merubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang berperadaban cemerlang. Awalnya dengan membina para sahabat dan terbentuk kader dakwah yang tangguh. Kita contoh dengan membentuk satu barisan dalam dakwah untuk membentuk kader yang tangguh.
Dakwah rasulullah Saw yang awalnya hanya diam-diam masuk pada fase terbuka, interaksi Islam dilakukan secara terbuka, dan hal tersebut menakutkan bagi penyandang status quo Mekkah. Rasulullah melakukan penentangan terhadap paham yang menyalahi Islam, karenanya kita pun harus menentang paham-paham kufur seperti kapitalisme, sekularisme, liberalisme, sosialisme dan komunisme. Yang juga masyhur bagaimana Rasulullah mengecam aktivitas masyarakat saat itu yang mengurangi timbangan, untuk saat ini kita tentang upaya kapitalisisasi BBM dan juga listrik yang sejatinya menjadi hak rakyat.
Dakwah pun meluas hingga sampai ke masyarakat Madinah yang berhaji ke Mekkah, Suku aus dan khajraz menerima Islam dan akhirnya berdirilah negara Islam pertama di Madinah dibawah kepemimpinan Rasulullah Saw. Untuk saat ini maka kita wajib berdakwah kepada penguasa atau pemegang kekuatan agar terbentuk komitmen bersama menuju perubahan hakiki dengan kembalinya kehidupan Islam ditengah-tengah kita.
Wallahu a'lam