Oleh : Lilik Yani
Senin sore yang penuh berkah, setelah kutunaikan semua tugas hari ini. Menyiapkan berbagai perlengkapan yang akan dipakai kuliah praktikum di hari pertama, esok hari. Aku duduk di pos Satpam kantorku, melepas sedikit penat di badan. Terasa nyaman karena aliran darah lancar dengan posisi kaki diluruskan.
Sambil menunggu jemputan yang mengantarkan ragaku pulang ke rumah. Kunikmati sore yang cerah di dekat hamparan taman kampus tercintaku. Tampak semburat sinar jingga yang masuk di sela-sela gedung bertingkat. Indahnya panorama alam.
Kubayangkan saat diriku bersama anak-anak main di pantai tempo hari. Suasana senja yang sama seperti ini, pertanda sang mentari mau terbenam. Istirahat sebentar di ufuk barat. Untuk kembali terbit dan bersinar esok hari. Selagi sang Khaliq masih mengijinkannya.
Senja..oh senja. Kunikmati senja ini sambil mendengarkan alunan indah puji-pujian dari masjid sebelah, mengagungkan asma Allah, menjelang adzan Maghrib. Tenang, menentramkan hati.
Senja..Detik-detik matahari akan bersembunyi di tempat peraduan. Masih memberikan hiburan, dengan semburat sinar jingga yang membuat cakrawala semakin indah berbinar. Hingga banyak yang mengabadikan, jadi story bersejarah. Bahwa mereka pernah menikmati senja. Kadang di pantai, di gunung, di tanah lapang atau di perkotaan seperti diriku saat ini. Hingga yang tampak hanya semburat sinar jingga saja menghiasi langit.
Apapun adanya, Alhamdulillah, terima kasih yaa Allah. Masih Engkau ijinkan kami untuk menikmati keindahan suasana senja di bumi ini. Ampuni kami jika selama menjalani aktivitas hidup, kurang melibatkan Engkau. Merasa sok bisa dan berkuasa. Padahal tidak akan bisa melakukan apa-apa tanpa ada ijin dan kehendak-Mu.
Ampuni kami jika kurang bersyukur atas semua nikmat karunia-Mu. Bersyukur hanya di kala mendapatkan tambahan keping rupiah dari pimpinan. Bersyukur hanya di waktu mendapat gaji dan insentif bulanan. Atau bersyukur di saat diberitahu ada kenaikan jabatan. Ahh, kebanyakan kami hanya menganggap rezki jika berupa materi.
Yaa Allah, nikmat karunia-Mu sering kami abaikan. Ketika kami bisa berdiri mengajar di depan kelas tanpa ditopang penyangga atau kursi roda, kami lupa kalau Engkau yang menopang tubuh kami. Ketika kami bisa bicara lancar, menerangkan pelajaran kepada anak didik, kami merasa sok pintar dan percaya diri. Padahal ada Engkau yang menggerakkan lidah kami dan membisikkan materi terbaik untuk diajarkan.
Kami sering lupa, kalau semua terjadi karena ada campur tangan Allah. Hanya dengan ijin dan pertolongan Allah, maka kita bisa beraktivitas dengan baik dan memberi manfaat.
Yaa Allah, di hari Senin senja yang indah ini. Di kala sebentar lagi matahari akan terbenam. Engkau ingatkan kami bahwa detik hidup semua manusia, suatu saat akan berakhir. Tidak tahu kapan terjadinya. Karena kematian adalah rahasia Allah semata.
"Apabila telah tiba waktunya yang ditentukan bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula mendahulukannya." (TQS An-Nahl : 61)
Yang bisa kita persiapkan adalah bekal terbaik untuk menghadap sang Khaliq. Karena Allah akan meminta pertanggungjawaban atas semua aktivitas yang kita lakukan, kala hidup di dunia. "Apakah selama menjadi khalifah di muka bumi ini, kita sudah menjalankan amanah dengan baik?"
Apakah selama menjadi penguasa di bumi sudah menjalankan tugas sesuai aturan (hukum syara) yang diberikan Allah atau masih pilih yang enak saja yang dijalankan. Dan yang susah ditunda dulu pelaksanaannya. Atau malah sibuk membuat aturan sendiri hingga detik hidup jelang senja, belum sempat melakukan apa-apa.
Saudara muslimku, mari kita evaluasi sendiri-sendiri. Apakah kita sudah termasuk dalam kriteria hamba yang taat atau belum?
Jika merasa sudah berupaya menjalankan aktivitas sesuai kehendak Allah, maka bersyukurlah. Tapi jangan berpuas diri. Karena kita tidak tahu, apakah amal yang kita lakukan diterima Allah atau tidak. Jangan-jangan ada unsur riya dan tidak ikhlas yang terselip di hati.
Jika kita merasa masih jauh dari sempurna, masih banyak amal sholeh belum kita lakukan, masih banyak pelanggaran amal yang kita perbuat, saatnya bertaubat di senja ini. Jangan menunggu nanti atau besok. Karena waktu yang kita miliki adalah sekarang, saat ini. Maka tidak ada pilihan kecuali harus stop maksiat, dan bangkit membuat perubahan, menuju jalan yang diridloi Allah.
Saudara muslimku, semoga Allah masih memberikan kesempatan kepada kita semua untuk menambah bekal taqwa sebanyak mungkin, hingga ketika harus menghadap Allah, kita bisa menikmati buah manis yang kita tabur selama hidup di dunia.
Saudaraku, semoga senja ini jadi pengingat bagi kita agar tidak membiarkan detik hidup terlewat, tanpa amal kebaikan yang kita torehkan. Mari saling mengingatkan, saling menasehati dalam kebaikan dan taqwa.
Semoga Allah meridloi setiap aktivitas yang kita lakukan, dan berbuah kebaikan yang bisa kita nikmati di hari tidak ada perniagaan.
Wallahu a'lam bisshawab
Surabaya, Senin Senja 16.30 WIB,
28 Oktober 2019