Oleh : Indriani mulyanti, A.Md.Keb.
Bidan, Member Akademi Menulis Kreatif
Selama beberapa bulan terakhir ini kondisi Indonesia semakin bergejolak. Kasus dan masalah datang silih berganti, tiada henti. Seolah menuntut ibu pertiwi untuk terus bermuhasabah diri. Berbagai kasus seperti kebakaran hutan dan lahan yang melanda sejumlah daerah, menjadikan udara tidak sehat. Asap pekatnya sampai di level berbahaya untuk kesehatan manusia terus melanda.
Kini kondisi wamena sedang berdarah. Suasana kota mencekam, ricuh bahkan menelan korban. Menurut Andre, anggota DPR terpilih dari Dapil Sumbar 1, warga pendatang di Wamena Papua ada yang dibakar, dibantai, dan ribuan orang kini mengungsi.
"Mereka ada yang dibakar, bahkan balita usia 3 tahun kepalanya di kampak. Total 10 ribu warga mengungsi," ujar Andre Rosiade. (https://wartakota.tribunnews.com, 29/09/2019)
Kondisi politikpun memanas. Keputusan pemerintah untuk merevisi sejumlah RUU yang penuh kontroversi. Lambatnya peran pemerintah dalam mengatasi semua permasalahan, memantik berbagai kalangan bereaksi. Mahasiswa melakukan aksi di berbagai daerah untuk menyampaikan aspirasinya. Di pertengahan bulan September 2019, mahasiswa melayangkan mosi tidak percaya kepada DPR.
Dilansir dari KOMPAS.com (Selasa, 1/10/2019) Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melakukan unjuk rasa di sekitar Gedung DPR RI, bertepatan dengan pelantikan anggota DPR, MPR, dan DPD Periode 2019-2024. Koordinator aksi dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Abdul Baasyir mengatakan aksi ini ditujukan sebagai ultimatum kepada para anggota parlemen terpilih.
Tidak hanya mahasiswa, pertama kali dalam sejarah di Indonesia. Pelajar pun ikut turun aksi, dengan semangat mengelora, mereka ikut menyuarakan hati nurani rakyat kepada pemerintah. Namun sayang, aksi tersebut berakhir ricuh.
Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Front Pembela Islam (FPI) serta beberapa ormas Islam lainnya menggelar aksi mujahid 212 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta pada Sabtu (28/9). Ketua Panitia Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI, Edy Mulyadi, menegaskan bahwa umat Islam ingin ikut serta dalam arus perubahan.
"Kita ingin memberikan kontribusi maksimal untuk perubahan bagi Indonesia yang lebih baik bagi NKRI yang berdaulat, yang kokoh dan berdaulat. Bagi NKRI yang menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia," ucapnya.( https://m.cnnindonesia.com, 2/10/2019)
Adanya serangkaian aksi yang dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat adalah menjadi bukti masih ada yang peduli dengan kondisi negeri Indonesia saat ini. Kondisi Indonesia yang krisis multidimensi, menggerakkan rakyat untuk melakukan perubahan. Tapi apakah dengan perubahan akan membuat kondisi Indonesia lebih baik ? Perubahan seperti apa yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan negeri ini ?
Kita menyadari, ketika manusia menetapkan aturan pasti tidak sempurna. Jika aturan yang dibuat manusia dijadikan sebagai pedoman hidup, pasti akan menimbulkan permasalahan baru. Aturan manusia hanya akan memberikan solusi tambal sulam, tidak bisa memberikan solusi tuntas dan menyeluruh. Mengapa? Karena otak manusia itu terbatas, maka aturan yg di buatnya pun sudah cacat dari lahir.
Semua permasalahan di negeri ini disebabkan karena aturan yang cacat. Diterapkannya sistem kehidupan Kapitalis liberal di Indonesia hanya memuaskan segelintir golongan, dan menzalimi golongan yang lainnya. Indonesia sudah terpuruk, butuh solusi yang tepat untuk menyelamatkannya dari kehancuran. Solusi yang bukan sekedar ganti orang atau ganti rezim, tetapi harus ganti sistem. Dibutuhkan sistem kehidupan yang sempurna. Sistem yang berasal dari Sang pencipta manusia. Yang mengetahui kelebihan dan kekurangan manusia. Sistem yang telah teruji dan terbukti mampu mensejahterakan manusia. Dan mampu menciptakan peradaban manusia yang mulia, yaitu Islam.
Islam bukanlah sekedar agama rohani yang hanya mengatur hubungan manusia dengan tuhannya. Tapi Islam adalah pedoman kehidupan sempurna, yang mengatur manusia dengan tuhannya (aqidah dan ibadah), mengatur manusia dengan dirinya sendiri ( ibadah, makanan, pakaian) dan mengatur manusia dengan sesama manusia yg lainnya ( muamalah, uqubat,dll).
Sejarah mencatat hanya syariat Islam saja yang mampu memuliakan manusia. Tidak hanya melindungi kaum muslimin. Harta, jiwa dan raga non-muslim pun akan dijaga.
Rasulullah Saw dalam sabdanya: “Barangsiapa membunuh seorang mu’ahid (kafir yang mendapatkan jaminan keamanan) tanpa alasan yang haq, maka ia tidak akan mencium wangi surga, bahkan dari jarak empat puluh tahun perjalanan sekali pun”. (HR. Ahmad)
Kita sudah lelah hidup dalam kezaliman, keterpurukan, dan kesengsaraan. Mari kita kawal perubahan yang terjadi di negeri ini menuju ke perubahan yang hakiki. Jika bukan dengan syariat Islam, adakah solusi yang lebih baik dan sudah teruji?
Wallahu a'lam bish-shawab