Oleh : Windha Yanti. S
(Aktifis Dakwah Dan Pemerhati Sosial)
Menko Polhukam Wiranto digotong dari mobil menuju ruang UGD Menes Medical Center (MMC) sesaat setelah diserang di Alun-alun Menes usai meresmikan ruang kuliah bersama Universitas Matlaul Anwar di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019). Wiranto menderita luka dua tusukan di bagian perut dan polisi mengamankan dua tersangka suami istri Syahril dan Fitri Andriana yang diduga terpapar jaringan ISIS.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menjadi target dari serangan teror di Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (KOMPAS.com,10/10/2019).
Ini bukan berita yang pertama atau yang kedua kalinya Islam dijadikan kambing hitam bagi mereka yang tidak menginginkan kebangkitan Islam. Karena masih banyak segudang kasus yang mendiskriminasikan Islam.
Diawali by design penyerangan gedung WTC di New York City dan Washington, pada 11 September 2001. Dan diikuti dengan peristiwa bom Bali 12 Oktober 2002 terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club di Jalan Legian, Kuta, Bali. Ada juga Bom Thamrin yang terjadi dipusat Ibu kota Jakarta pada 16 Februari 2016. Dan masih banyak lagi tragedi lainnya.
Dan yang menarik semua tragedi tersebut, juga penyerangan (Menkopolhukam) itu pelakunya Umat muslim, yang beridentitaskan lengkap saat beraksi. Lucu bukan? Tidak sebanding lurus dengan kasus-kasus penculikan Ulama atau kekerasan terhadap kaum muslim, semua kasus yang menyerang kaum muslim bak setan yang tak bisa teridentifikasi, alih-alih menyalahkan orang gila sebagai pelakunya.
Semua tragedi tersebut hanya demi menjual nama Islam, membuat framing Islam yang keras, brutal atau barbar. Kebohongan- kebohongan menjadi bumbu jualan mereka agar terasa sedap di mata masyarakat luas. Tak penting rakyat sendiri jadi korban ego mereka, yang penting dagangan mereka laku bisa diterima masyarakat.
Semua mereka lakukan dalam rangka memonsterisasi Islam, atau menjadikan umat muslim fobia terhadap Islam, alhasil mereka takut mempelajari Islam, para orang tua takut anaknya mendekati kajian-kajian, berusaha membatasi Islam hanya sebatas ibadah ritual semata.
seakan-akan selain solat, puasa, zakat dan naik haji bukan ajaran Islam. Terlebih lagi mereka alergi ketika mendengar istilah khilafah.
Inilah dilema hidup dinegri Tirani, dimana penguasa bebas berkata, bebas berstatmen, bebas bernarasi, meski tak sesuai fakta. Namun sebaliknya rakyat tak boleh melakukan hal yang sama, rakyat cukup jadi penonton dan pendengar setia, jika bersuara akan dihajar jika diam akan diinjak.
Tentunya semua design itu demi mencegah bangkitnya Islam, kafir barat sangat menyadari bahwa Islam tidak bisa dilawan dengan senjata, karena jihad fisabillah bisa menjadi jalan menuju syurga, jika sudah bicara syurga syahid pun jadi cita-cita tertinggi bagi kaum muslim, karena tidak ditemui satu sejarah pun seorang mujahid mundur dari medan perang karena takut dengan lawannya.
Sehingga sangatlah wajar jika saat ini banyak kita temukan buzzer bayaran untuk membuat narasi yang bisa memuaskan kaum kafir dan menyenangkan tirani kekuasaan.
Setelah itu mereka sebarkan kepada masyarakat luas sebagai bentuk penggiringan opini. Karena itu menjadi senjata halus bagi mereka untuk melancarkan rencana mereka.
Jika narasi mereka mampu membuat buruk citra Islam, maka narasi pula yang mampu mengembalikan citra Islam, perang pemikiran yang mereka lakukan maka harus dilawan dengan pemikiran pula. Islam agama yang sesuai fitrah manusia, jika kita kembalikan kepada manusia tentu akan mudah diterima.
Dan Allah mengabadikan sifat orang orang yang suka membuat berita bohong dalam QS. al-Qalam [68] : 10-15:
وَلا تُطِعْ كُلَّ حَلافٍ مَهِينٍ (١٠) هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ (١١) مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ (١٢) عُتُلٍّ بَعْدَ ذَلِكَ زَنِيمٍ (١٣) أَنْ كَانَ ذَا مَالٍ وَبَنِينَ (١٤)إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ (١٥)
“Dan janganlah kamu ikuti orang-orang yang banyak bersumpah lagi hina. Yang banyak mencela yang kian kemari menyebar fitnah. Yang sangat mencegah dari berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa[12] yang kaku lagi kasar. Selain dari itu, yang terkenal kejahatannya (nasabnya tidak jelas), karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak. Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata, ‘(Ini adalah) dongengan orang-orang dahulu kala.” (TQS. al-Qalam [68] : 10-15).
Semoga Allah campakan dan hinakan mereka para buzzer dan Penguasa Tirani yang telah menyesatkan kebenaran, dan memecah belah kaum muslin di dunia
Waullahu'alam.