Film Maksiat Makin Eksis, Bukti Nyata Penyebaran dan Penerapan Sistem Liberalis



Oleh: Zahro Al-Fajri

Film merupakan salah satu hiburan yang banyak diminati oleh masyarakat. Media audio visual ini merambah ke seluruh penjuru dunia sehingga menjadi salah satu industri hiburan yang menjanjikan. Banyak production house yang didirikan, bioskop berterbaran, hingga berbagai penghargaan sebagai bentuk apresiasi industri perfileman. 

Berbagai cerita bermunculan di dunia perfileman. Roman, aksi, religi, fantasi, dan tema lainnya disuguhkan. Cerita tersebut diharapkan mampu meraih minat dan keuntungan dari para penikmatnya. 

Baru-baru ini masyarakat pun dihebohkan dengan trailer film The Santri yang dinilai sangat jauh dari karakter santri. Ustad Abdul shomad pun menanggapinya bahwa ada dua adegan yang tidak sesuai dengan Islam yaitu masuk rumah ibadah agama lain dan saling berpandangannya antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram (bogor.tribunnews.com, 18/9/19). Nilai-nilai liberal telah masuk ke dalam film ini. Di bulan oktober ini, masyarakat kembali dihebohkan dengan film yang sangat bertentangan dengan kultur Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim. Film The Sin, sebuah film yang mengangkat tema hubungan sedarah dirilis tanggal 10 oktober 2019. Film garapan rumah produksi Falcon ini, menceritakan kakak beradik yang jatuh cinta (m.viva.co.id, 4/10/19). Konten film ini jelas tidak sesuai dengan syari’at Islam dan salah satu dosa besar dalam agama. Berbagai film bernuansa liberal dan berkonten “maksiat” eksis di jagat hiburan negeri mayoritas muslim ini. film-film tersebut legal dan dengan bebas bisa disaksikan semua kalangan.

Dampak Tontonan

Tontonan bukan hanya media entertain. Lebih dari itu, tontonan bisa menjadi tuntunan yang sangat berpengaruh pada perilaku. Psikolog anak, Vera Hadiwidjojo, Psi menjelaskan bahwa hiburan untuk anak haruslah edukatif dan berkualitas karena anak-anak sangat mudah terpengaruh dengan apa yang mereka lihat dan dengar dalam kesehariannya (aura.co.id, 21/7/16). 

Bukan hanya anak, tetapi tontonan pun berdampak pada perilaku para remaja hingga dewasa. Banyak kasus pelecahan seksual yang dilakukan karena terpengaruh video porno yang disaksikan. Sehingga jika film bertema liberal dibiarkan bermunculan dan menjadi konsumsi masyarakat secara bebas, ketika ia dijadikan tontonan, maka bisa sangat mungkin mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat. Saat propaganda paham liberal lewat film semakin gempar, paham liberal akan semakin meluas dan menjadikan masyarakat juga mengikuti paham tersebut dalam kehidupan.

Saat ini, hubungan sedarah menjadi hal tabu di tengah masyarakat. tapi saat paham liberal semakin disebar luaskan ke masyarakat, bisa jadi nanti pola pikir dan perilaku masyarakat berubah. Sama seperti fenomena pacaran di tengah masyarakat. Dahulu sekitar tahun 90an pacaran menjadi hal tabu di tengah masyarakat. tapi dengan berkembangnya zaman, dan menyebarnya paham liberal salah satunya lwat tontonan dan tayangan TV yang terus mempropagandakan gaya hidup liberal, pacaran menjadi hal biasa di tengah masyarakat. tentunya hal ini sangat berbahaya bagi generasi, karena akan membawa kepada masa depan bansa dengan baluran dosa karena melanggar banyak syari’at Allah SWT.

Propaganda Paham Liberalis

Penyebaran dan sahnya berbagai film bernilai liberalis rilis, menjadi bukti nyata penerapan sistem sekuler demokrasi di negara ini. Demokrasi dengan asas sekuler akan terus memisahkan ajaran agama dari kehidupan. Pilar kebebasan berperilaku yang diagung-agungkan menjadi hal yang memang terus akan disebarkan di sistem ini. Sehingga film-film yang tidak sesuai aturan Tuhan akan terus eksis.
Sistem sekuler demokrasi akan terus melanggengkan film-film liberalis karena film-film tersebut sejalan dengan dasar sekuler dan menghasilkan banyak keuntungan di tengah masyarakat. Akibatnya karakter generasi muslim hilang berganti dengan karakter pengusung paham liberal. Akhlaq karimah generasi juga semakin tidak nampak, berganti dengan perilaku sesuai kaum barat.

Islam Selamatkan Generasi

Penerapan sistem demokrasi sekuler, akan menghancurkan generasi. Life style liberalis yang diemban akan semakin menjauhkan generasi dari Islam dan semakin melanggengkan kemaksiatan. Hal ini akan semakin mengarah kepada ancaman Tuhan. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan generasi, semuanya harus dikembalikan pada pengaturan Sang Ilahi.

Islam menjadikan aturan Allah sebagai tuntunan dalam kehidupan. Al-Qur’an dan As-Sunnah menjadi sumber hukum. Seluruh aturan Islam harus diterapkan termasuk dalam hal kehidupan sosial. Oleh karena itu, Islam akan menjaga generasi dari paham yang tidak sesuai dengan Islam dan menciptakan generasi berakhlaq karimah.

Dalam sistem Islam, Islam akan menjaga generasi dengan tiga pilar penjagaan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam keluarga, orang tua wajib mengajarkan ajaran Islam dan menanamkan aqidah. Dalam sekolah, sistem pendidikannya menggunakan Islam sebagai dasar penyelenggaraannya sehingga aqidah generasi semakin kuat dan tercipta para ilmuan yang berakhlaq karimah dan faqih fiddiin. Dalam masyarakat, masyarakat akan senantiasa melakukan amar ma’ruf nahy munkar sehingga jika ada yang melakukan maksiat, masyarakat akan selalu mengingatkan. Suasana islami juga diciptakan untuk saling menjag terterapkannya ajaran Islam. Selain itu, negara akan mengatur media sehingga media digunakan sebagai media edukasi yang semakin menguatkan penerapa Islam dalam kehidupan. Konten-konten liberal dan maksiat karena tidak sesuai dengan Islam. Walaupun mnguntungkan, pemerintah tidak akan melegalkan hal yang akan merusak generasi demi keuntungan semu karena pemerintah bertugas menjaga akhlaq generasi. Namun, ini semua hanya bisa terwujud saat Islam diterapkan secara total dan menjadi dasar negara yaitu dalam Khilafah. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saat mampu menegakkan Islam sebagai aturan kehidupan dalam negara di Madinah, Rasulullah mampu mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat Islami dan tercipta generasi qur’ani berakhlaq karimah karena Islam diterapkan dalam setiap lini kehidupan. Rasulullah pun bersabda, “Kota Madinah mengusir manusia yang buruk darinya, sebagaimana alat pandai besi yang menghilangkan karat besi” (HR Al-Bukhari dan Muslim). 

Wa Allahu 'alam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak