Oleh: Enok Badriyah
Marak terdengar film yang mengatasnamakan cinta, namun cinta yang dimaksud bertujuan untuk mengarahkan ke jalan yang tak semestinya. Remaja dijadikan salah satu objek utama dan peran utama atas pembuatan film yang menjalur jalan kemaksiatan. Film yang mempertontonkan kenakalan remaja yang tak semestinya ditayangkan.
Tayangan film yang tidak sepatutnya ditayangkan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak baik untuk para anak-anak terutama remaja, pada dasarnya anak-anak akan turut mengikuti apa saja yang dilihat baik berupa hal positif maupun negatif. Sebagai generasi penerus bangsa tentu film yang berbau maksiat ini adalah sebuah hal yang negatif yang dapat menimbulkan generasi yang kekurangan akhlak dan moral.
Banyaknya drama romantis yang mengarah kepada percintaan terlarang, pergaulan bebas dan apapun itu jenisnya yang berbau maksiat dipertunjukan di film-film tidak layak untuk remaja lainnya ditiru, jalan menuju kemaksiatan semakin mudah untuk dipraktikkan lewat adanya perfilman yang mengandung unsur kemaksiatan.
Salah satu film yang membuat mata dan telinga semakin panas untuk didengar dan dilihat adalah Film SIN. Tema yang mengandung cerita tentang kakak beradik yang saling jatuh cinta dengan ikatan cinta yang terlarang. Tentunya Film ini membuat sebagian orang penasaran akan cerita didalamnya, apalagi dibintangi aktor dan aktris terkenal sehingga banyak orang-orang yang berkeinginan untuk menonton film tersebut.
Film merupakan alat informasi yang bersifat audio visual yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pesan kepada setiap orang yang menikmatinya, harusnya film yang ditayangkan adalah film yang mengandung tujuan kebaikan sehingga bisa dijadikan tuntunan dakwah. Sangatlah jelas jika sebuah film yang merusak akhlak generasi muda ini kian marak ditayangkan. Tidak heran di zaman kapitalisme ini sebagian orang berlomba-lomba untuk mencari keuntungan yang dapat menguntungkan pribadinya.
Sebelumnya sudah banyak film terdahulu yang tidak layak untuk ditayangkan dan mengandung kontroversi, tetapi tetap saja ditayangkan. Itulah mengapa generasi remaja saat ini bermasalah dengan dirinya sendiri. Terlebih mereka ingin mencoba hal yang baru dan dijadikannya artis sebagai panutan baik secara tutur kata maupun secara berpakaian.
Selain Film yang membuat kontroversi, tempat yang dijadikan untuk menonton pertunjukan film (bioskop) juga bisa berakibat buruk untuk remaja. Film dan bioskop satu kesatuan yang akan mengakibatkan jalan menuju kemaksiatan. Di samping itu bioskop menjadi tempat bercampurnya laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom (ikhtilat).
Ketika artis jadi sang pujaan
Artis dijadikan salah satu bahan untuk dijadikan budak kekinian agar diikuti oleh remaja lainnya. Sebagai percontohan dan tuntunan bagi remaja pada umumnya. Padahal jelas dalam Alquran dinyatakan suri tauladan yang baik bagi manusia adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Rasulullah SAW Sebagai contoh bahwa ada manusia yang mempunyai akhlak yang baik dan indah di atas bumi ini yaitu yang patut kita tiru dalam hal apapun, seharusnya kita belajar dan ketahui mana yang seharusnya kita lakukan dan mana yang harus kita tinggalkan.
Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا
"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."
(TQS. Al-Ahzab 33: Ayat 21)
Kaum kapitalis tidak akan pernah berhenti melakukan berbagai cara agar pihaknya mendapatkan keuntungan. Berlomba-lomba hanya untuk memuaskan keinginannya yang tidak lain dapat merusak moral dan akhlak. Sistem ini berusaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya demi keuntungan pribadi.
Banyak manusia yang terjerumus dalam lembah kemaksiatan. sungguh manusia mempunya banyak dosa sehingga sulit untuk tidak meninggalkan maksiat.
وَمَآأَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَن كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (TQS. Asy-Syuraa :30)
Maksiat merugikan diri sendiri karena sebuah perbuatan maksiat akan mendatangkan maksiat selanjutnya. Keburukan akan membawa keburukan pula.
Allah SWT berfirman:
وَجَزٰٓؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal." (QS. Asy-Syura 42: Ayat 40)
Meskipun begitu umat Islam terutama generasi muda ini hendaknya menjaga diri dari perbuatan maksiat dan menerapkan amal ma'ruf nahi munkar. Atas dasar inilah mereka perlu menyadari bahwa selain sistem Islam maka dunia akan kacau oleh perbuatan tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dan ingin merebut kekuasaan demi kepentingan duniawi.
Menjaga yang baik dengan cara tekun belajar dan menjaga akhlak, memiliki keinginan untuk memajukan bangsa serta menerapkan ajaran Islam di tengah-tengah umat. Menjauhi larangan Allah yang jelas akan merusak generasi ke generasi, dengan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat ataupun perilaku buruk.
Tolak film yang akan membuat generasi ini hancur, akhlak dan moral akan hilang dengan perbuatan maksiat. Tayangan film yang berbau maksiat harus dihilangkan karena akan berdampak negatif.
Islam perlu generasi yang semangat memperjuangkan syariat Islam bukan generasi yang mengikuti tren kebarat-baratan apalagi menuju arah kemaksiatan. Kita perlu memperbaiki diri dan tidak terlalu ikut serta pada perbuatan maksiat.
Wallahualam...