Dakwah Khilafah Kian Dibungkam, Bukti Kepanikan Rezim Neoliberal



Oleh : Sumarni ( Anggota Komunitas Menulis untuk Peradaban) 

Tak bisa dipungkiri gelombang kesadaran kaum muslim yang mulai menginginkan diatur dengan syariat Islam begitu terasa. Jika dulu mereka abai terhadap agamanya, kini berbalik seratus delapan puluh derajat, kaum muslim mulai menunjukan kepedulian dan keberpihakan terhadap agamanya.
Namun, rupanya ada saja pihak yang tak senang jika kaum muslim menuju pada kebangkitannya. Ironisnya ketidaksenangan itu datang dari tubuh kaum muslim itu sendiri. 
Sejak mulai diterimanya dakwah Islam Kaffah dan disadari sebagai ajaran Islam. Muncul berbagai kriminalokasi terhadap dakwah dan pengembannya oleh mereka-mereka yang membenci Islam. Bahkan secara terang-terangan melakukan penolakan terhadap dakwah Khilafah yang merupakan ajaran Islam.
Diantara dukungan penolakan itu, datang dari Bendahara Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) Nasyirul Falah bahwa Khilafah ajaran radikal. Karenanya ia mengatakan "kalau memang ada ormas yang memang terindikasi mengurus ajaran khilafah, maka wajib ditolak". Dia meminta agar  lebih membumikan Pancasila di Republik Indonesia.Tegasnya (gesuri.id,14/09/2019).
Sikap yang sama ditujukan oleh Menko Polhukam Wiranto yang telah menggodok aturan mengenai larangan individu menyebarkan Ideologi Khilafah. Dia mengatakan organisasi itu telah dilarang berdasarkan ketetapan MPR, adalah yang berbau Komunisme, Marxisme, Leninisme. Yang sebelumnya tidak terdapat Khilafah pada TAP MPR kemudian menambahkannya bahwa juga termasuk organisasi-organisasi ekstrem lainnya yang bertentangan dengan Pancasila (gesuri.id, 14/09/2019).
Sungguh penolakan terhadap ajaran Islam tidak beralasan karena tidak satupun pasal maupun ayat dalam Undang-Undang yang menyatakan Islam dilarang atau bertentangan dengan Pancasila.
Disana jelas,  dalam (Undang-Undang) bagian atau ajaran yang bertentangan dengan Pancasila  yaitu Komunisme, Leninisme, maupun Marxisme. Jadi tidak ada satupun pernyataan yang menyatakan larangan mendakwahkan ajaran Islam, termasuk  mendakwahkan Khilafah.
Jadi ajaran Islam masih tetap boleh dijalankan untuk didakwahkan oleh setiap muslimin dan dijamin oleh Undang-Undang dan tidak boleh ada pengahakiman dan pelarangan bagi individu-individu yang mendakwahkan Islam, termasuk mendakwahkan Khilafah. Karena dia bagian dari ajaran Islam.
Olehnya itu aneh, jika ada seseorang yang mengaku  muslim dan beragama Islam, namun anti terhadap ajaran Islam dan menolak syariat Islam untuk diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka ini bukan menunjukkan ciri seorang muslim yang benar dan menjadi patut dipertanyakan akidah yang dianutnya.

Islamophobia di negeri  ini semakin menguat. Apakah ini respon dari bentuk kepanikan dan ketakutan  jika keberadaan Islam yang memimpin, maka tampuk kekuasaan mereka selama ini yang bersekongkol dengan para hegemoni barat (Amerika dan Tiongkok) untuk menegakan pilar kekuasaanya, akan segera tamat.
Karenanya mereka dengan kekuasaannya saat ini menciptakan berbagai makar untuk menghalangi jatuhnya tampuk kekuasaannya. Salah satu makarnya adalah membuat peraturan yang menyerbakan dakwah Islam kaffah (Syariah dan Khilafah) sebagai ajaran radikal dan sesat.
Sungguh, mereka menderaskan dan menanamkan pemahaman pada umat agar menjauhi Khilafah sebagai ajaran Islam. Seruan rezim menderaskan pemahaman menolak Khilafah sebagai ajaran Islam, sama saja menolak Islam secara keseluruhan. 
Betapa orang-orang kafir  dan kalangan munafik yang sudah teracuni pemikirannya dengan virus liberalis, sekularis, kapitalistik telah nyata kebenciannya  terhadap kaum muslim yang ingin sungguh-sungguh menjalankan kehidupan Islam (terhadap agama Allah).
Persis sama seperti karakter orang-orang musyrik, menginginkan kehancuran kaum muslimin dengan berbagai macam makar mereka lakukan.
"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah. dengan mulut ucapan-ucapan  Namun Allah hendak menyempurnakan cahaya (agama-Nya) walaupun orang-orang musyrik itu tidak menyukainya (Qs.At-Taubah :32).
Tapi justru saat ini, dakwah Khilafah kian menggema, pengembannya semakin menunjukkan gelombang peningkatan, semakin banyak pula yang memperjuangkan. Inilah makar Allah, dan makar-Nyalah yang paling hebat dari makar manusia.
Dakwah Khilafah adalah dakwah menyeru kepada Islam.  Dakwah yang mengajak manusia untuk taat pada penciptanya. Ketaatan seorang hamba menjadi totalitas ketika syariat Islam terterapkan dalam kehidupan umum. Sebagai seorang muslim yang memiliki keimanan, dan konsekuensinya tentu menginginkan agar diatur dengan syariat Allah. 
Dan semua bisa terterapkan ketika Khilafah ditegakan ditengah-tengah umat. Sebagai institusi yang akan menjalankan seluruh syariat Islam dan seluruh ibadah Islam dapat dijalanlan dengan sempurna.
Tanpa Khilafah maka syariat Islam tidak akan bisa dipraktekan secara keseluruhan. Khilafah jika sudah diterapkan akan memberikan kesejahteraan dan menjamin kemaslahatan serta keamanan setiap warga negaranya. Jadi apa yang perlu ditakutkan?
Pesan buat mereka-mereka yang tidak berhenti dari melarang, dan menolak dakwah Khilafah bahkan mengatakan sebagai ajaran sesat dan radikal. Berhentilah! Jika tidak, kalian bukan saja berhadapan dengan kaum muslim namun, berhadapan langsung dengan pencipta manusia.
Sungguh azab bagi pembenci dan melarang khilafah amat dasyat pedih. Cukuplah kita bisa belajar dari kisah sang bapak turki "Mustafa Kemal" yang karna berani mengganti Khilafah Turki Ustmani dengan negera Sekuler. Naas diakhir hidupnya sangat tragis.

Mustafa Kemal ketika sakit sangat luar biasa, meraung-meraung kepanasan sampai suaranya terdengar seantero istana, hingga meninggal dalam keadaan tersiksa. Ketika dikebumikan jasadnya tidak diterima oleh bumi. Belasan tahun kemudian jasadnya dimuseumkan dengan ditindis batuan marmer berton-ton di Ankara Turki saat ini.
Itulah gambaran orang yang telah melarang dan mengganti  Khilafah dengan Negara Sekuler. Azabnya luar biasa, jika didunia mati sengsara diakhirat lebih dahsyat. Azab itu juga bisa menimpa kepada mereka saat ini (rezim) dan kroni-kroninya tetap getol dan melarang Khilafah.
Karena itu, masih ada kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki diri. Dan mau mengambil Islam untuk diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Wallahua'lam[].

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak