Oleh : Ummu Aqeela
Berita pemboikotan para pendakwah tampaknya belum berhenti hingga saat ini, kali ini menimpa kembali Ustadz Abdul Somad yang lebih dikenal jama'ah luas dengan panggilan UAS. Acara tausiah beliau di Universitas Gajah Mada (UGM) dibatalkan oleh pihak kampus. Tausiah yang sedianya diadakan pada Sabtu 12/10/2019 tersebut dibatalkan oleh pihak Rektorat kampus UGM. Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM Iva Ariani menyatakan bahwa pimpinan dari UGM langsung yang meminta agar acara tersebut dibatalkan. Tak hanya di UGM saja, Tabligh Akbar penceramah asal Riau itu juga dibatalkan di Pondok Pesantren Anak Berkebutuhan Khusus Al Achsaniyyah Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Dilansir dari Antara, Tabligh Akbar yang rencana semula diadakan disana ditiadakan, namun Ustadz Abdul Somad tetap datang dalam kapasitas silaturahim dengan para penghuni pesantren. Ustad Abdul Somad yang hadir Selasa 08/10 sore, diberi kesempatan meletakkan batu pertama pembangunan gedung untuk ruang pertemuan maupun ketrampilan. ( CNN, Rabu 09/10/2019 )
Inilah yang terjadi ketika pemahaman barat sudah banyak menguasai negeri, pencegatan ulama yang dianggap ceramahnya radikal dan tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka akan senantiasa mereka halangi. Tujuannya hanya satu, mencegah syari'at Islam yang dianggap akan memasung kepentingan mereka dalam merauk nikmat duniawi, tanpa batas agama dan syari'atnya. Memisahkan kepentingan agama dari tatanan kehidupan dunia adalah pemahaman yang keliru dan salah kaprah. Tradisi inilah yang disebut sekulerisme, tradisi yang diusung barat untuk melenakan kaum muslim dari agamanya.
Para penganut sekulerisme beranggapan bahwa, agama hanya mengekang kecerdasan akal dan kebebasan berfikir manusia. Mereka menolak sistem agama dalam semua urusan dunia seperti politik, sosial, pendidikan dan lain sebagainya. Bagi mereka agama adalah penghalang kemajuan, ironisnya lagi ide-ide agama dianggap kolot dan bertentangan dengan akal sehat. Alhasil mereka berpendapat, bahwa kemajuan mereka adalah hasil memisahkan agama dari kehidupannya. Oleh karenanya, ketika ada ulama-ulama yang dianggap membahayakan dan dapat mempengaruhi umat sebisa mungkin dihalangi bahkan dibungkam.
Jalan satu-satunya untuk melawan pemahaman yang keliru tersebut adalah dengan pemahaman yang benar yaitu Islam. Oleh karenanya menjadi tanggung jawab kita untuk mengeluarkan umat dalam kondisi seperti ini. Mengutip dari Kitab Nidzomul Islam karya Syekh Taqiyuddin An Nabani, “ Kebangkitan manusia tergantung pada pemikirannya tentang hidup, alam semesta, manusia, serta hubungan ketiganya dengan sesuatu yang ada sebelum kehidupan dunia dan yang ada sesudahnya “. Dari pernyataan tersebut sudah jelas, bahwa penyebab kemunduran umat saat ini dikarenakan kemunduran berfikirnya. Oleh karena itu, untuk menuju kebangkitan, maka harus bangkit dari pola pikirnya. Dengan mengeluarkan umat dari jebakan pemikiran yang menjauhkan mereka pada keta'atan terhadap Allah SWT. Kemudian mengantarkan mereka pada pemikiran Islam yang sempurna hingga umat menyadari hakikat penciptaannya dan tanggung jawabnya kelak di akhirat.
Islam adalah petunjuk bagi manusia melalu Al Quran dan As Sunahnya. Islam adalah agama yang mengantarkan manusia kepada kebahagian hakiki didunia maupun di akhiratnya. Maka tidak seharusnya menghalang-halangi dakwah dan para pendakwahnya, apalagi mendzoliminya. Karena sejatinya Islam itu mencerahkan bukan meresahkan. Alangkah indahnya jika Islam dapat tumbuh dengan sempurna dalam bingkai Khilafah Islamiyah. Saat ini menjadi keputusan kita mau berada dibarisan penentangnya atau barisan yang memperjuangkannya.
Wallahu'alam bishowab.