Buzzer Oh Buzzer




Oleh: Luthfia 'Indana Zulfa*


Akhir-akhir ini kata "buzzer" kembali ramai dibahas di Indonesia. Pasalnya pasukan siber alias buzzer diduga kuat ada di pihak pemerintah untuk menggiring opini dan mengharapkan citra baik di depan masyarakat. Selain itu keberadaan buzzer istana diperkuat dengan adanya penelitian dua ilmuwan Oxford University dalam laporannya membeberkan bahwa politikus, partai, dan kontraktor swasta di Indonesia mengerahkan para buzzer untuk menyebarkan opini pro pemerintah dan menyerang lawan politiknya. 


Berdasarkan konten yang dihembuskan biasanya buzzer menyebarkan berita yang tidak benar (hoaks) dan membanjiri media sosial dengan tagar-tagar yang dibuatnya. Buzzer biasanya dilakukan oleh sekelompok orang yang dibayar dan bot atau akun medsos yang sengaja dibuat untuk memperlancar penyebaran opini (CNN Indonesia,6/10/2019)


Di zaman demokrasi ini semakin jelas keburukan yang dihasilkan dari sistem tersebut. Karena banyak sekali permasalahan yang ada di negri ini. Mulai dari referendum papua, RUU (Rancangan Undang-Undang) KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan masih banyak RUU yang tidak jelas lainnya. 


Dan untuk menutupi itu semua dibuatlah buzzer agar seakan-akan citra baik pemerintah tetap baik. Sehingga mereka menutupi kebohongannya dengan terus berbohong. Seperti janji-janji yang tak ada realisasinya. Agar mereka mendapat dukungan dari masyarakat. Lalu akan seperti apakah negeri ini bila terus didasari dengan kebohongan?


Maka dari itu haruslah kita memiliki pemimpin yang amanah. Bukan pemimpin ala demokrasi. Islam memiliki kriteria khusus untuk menjadi pemimpin (khalifah) di antaranya:  

1. Muslim; yaitu kholifah harus beragama Islam. 

2. Laki-laki; menjadi seorang kholifah haruslah laki-laki, tidak boleh perempuan. Sebagaimana hadits nabi SAW:" Tidak akan pernah beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusannya kepada perempuan" (HR al Bukhari). 

3. Balligh: menjadi seorang kholifah haruslah seorang yang sudah balligh karena sudah diberi beban hukum.

 4. Berakal; Tidaklah sah apabila seorang khalifah adalah gila karena orang gila tidak layak mengurus urusannya sendiri terkebih mengurus urusan orang lain.

 5, Adil; Khalifah harus seorang yang adil bukan orang yang fasik. 6, Merdeka; Kholifah harus merdeka. Sebab hamba sahaya(budak) adalah milik tuannya dan tidak punya kewenangan mengatur urusannya sendiri apalagi orang lain. 

7. Mampu; khalifah haruslah orang yang mampu menjalankan amanah kekhilafahan. 


Ketujuh syarat tersebut adalah syarat utama yang harus ada pada khalifah. Sehingga seorang pemimpin kaum muslimin memiliki kepribadian yang baik. Dan dapat dipastikan menjalankan amanah dengan baik pula. Tanpa adanya buzzer pun mampu memikat hati rakyatnya. 


Selain itu di saat ini kita juga harus berhati-hati dalam mencerna berita yang ada. Karena tidak semuanya berita yang benar. Dengan adanya khalifah di bawah kepemimpinan Islam, takkan ada lagi simpang siur berita. Oleh karena itu mari sama-sama kita memperjuang kepemimpinan Islam tersebut. Dengannya segala urusan ummat terpenuhi tentunya di bawah naungan Khilafah Islamiyah.


* Mahasiswi IAIN Tulungagung

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak