Berhentilah Berbohong



Oleh: Endah Husna


          Jamannya sekarang adalah era informasi. Salah satunya lewat media sosial. Siapapun dia bisa menjadi sumber dan penyebar informasi. Sangat baik, jika yang disebarkan adalah tentang kebaikan dan kebenaran. Tapi faktanya tidaklah demikian, justru jaman now penyebaran informasi yang bertolak belakang satu sama lain, informasi yang tidak jelas, informasi bohong, informasi fitnah, informasi direkayasa tanpa fakta yang nyata, dan imformasi informasi yang intinya tidak benar semakin banyak, tak terkendali dan membahayakan.

          Jadilah yang namanya kebalik-balik. Yang jujur dicap pendusta. Yang pendusta dicap jujur. Pengkhianat dipercaya dan diberi amanah. Sedangkan orang yang amanah dicap pengkhianat dan tidak dipercaya. Inikah era yang dimaksud Rasulullah saw, sebagaimana dalam hadits yang beliau sampaikan, yang artinya "Akan datang pada manusia tahun-tahun penuh tipuan. Didalamnya pembohong dipercaya. Orang jujur justru dinilai pembohong. Pengkhianat diberi amanah. Orang amanah dinilai pengkhianat. Di situ ruwaibidhah berbicara."Ditanyakan, "Apakah ruwaibidhah itu?" Beliau menjawab, "Orang bodoh yang berbicara tentang urusan publik."(HR Ahmad, Ibnu Majah, Al hakim dan athThabarani).

          Adalah para buzzer(pendengung/penggonggong), yakni mereka-mereka yang menyebarkan informasi bohong atau hoax. Mereka membuat dan atau menyebarkan informasi bohong. Informasi bohong itu juga dipermak sedemikian rupa hingga bisa menjadi informasi bohong yang beranak pinak. Mereka tidak hanya bekerja sendiri, mereka berkelompok, bahkan mereka ini terorganisir rapi. Mereka bergerak dan digerakkan layaknya pasukan di dunia siber (pasukan siber). 

          Penggunaan pasukan siber juga terjadi di Indonesia. Penggunanya bisa parpol, individu bahkan rezim. Tujuannya adalah menciptakan disinformasi, menekan hak dasar manusia, mendiskreditkan oposisi politik dan membenamkan pendapat yang berlawanan. Dalam laporan itu juga disebutkan, buzzer di Indonesia dikontrak dengan bayaran 1 juta-50 juta (Cnbcindonesia.com,4/10).

          Profesor Muhammad Alwi Dahlan, seorang Ahli Komunikasi dari Universitas Indonesia (UI) menjelaskan, bahwa hoax merupakan kabar bohong yang sudah direncanakan oleh penyebarnya. "Hoax merupakan manipulasi berita yang sengaja dilakukan dan bertujuan untuk memberikan pengakuan atau pemahaman yang salah," ujar Alwi. Alwi menjelaskan, hoax berbeda dengan berita bohong biasa karena hoax direncanakan sebelumnya. Dan hoax sengaja disebarkan untuk mengarahkan orang ke arah yang tidak benar (Antaranews.com,11 Januari 2017)

          Islam mempunyai jawaban atas hal ini. Dalam Islam, kebohongan (al-kadzib) secara umum adalah haram. Berbohong, termasuk didalamnya membuat berita bohong, adalah dosa dan haram hukumnya. Pun menyebarkannya. Berbicara bohong juga adalah salah satu sifat dari orang munafik. Menbuat tulisan bohong juga sama dengan berbicara bohong. Semua bentuk berbohong dilarang untuk dilakukan oleh siapapun, kepada siapapundan dengan maksud apapun. Termasuk berbohong untuk mendukung rezim penguasa. Membenarkan kebohongan penguasa adalah haram. Pelakunya bisa tidak masuk surga.

          Dalam Islam, kebohongan, membuat berita bohong(hoax), dan menyebarkan kebohongan adalah dosa besar yang termasuk tindakan jarimah (kriminal). Namun demikian, Islam tidak menetapkan sanksinya secara spesifik. Jadi hal itu termasuk tazir. Artinya, jenis dan kadar hukumannya diserahkan kepada Khalifah atau qadhi. 

          Islam memerintahkan untuk menjauhi kebohongan atau hoax dan tidak menyebarkannya. Untuk itu Islam mensyariatkan tabayun. Allah SWT berfirman, yang artinya "Hai Orang-orang yang beriman, jika datang kepada kalian orang fasik membawa suatu berita, klarifikasilah, agar kalian tidak menimpakan bencana atas suatu kaum karena auatu kebodohan sehingga kalian menyesali apa yang telah kalian lakukan (TQS al-hujurat 49:6).

          Kata tabayyun bermakna klarifikasi. Itu solusi dalam menghadapi berita hoax. Karena itu, marilah bijak dalam menggunakan media. Tidak gampang meng-share apa saja yang diterima. Ingat, setiap apa yang kita lakukan, Allah SWT meminta pertanggungjawabannya kelak di suatu hari yang pasti datangnya dan pasti terjadinya.

Wallah a'lam bi ash-shawab.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak