Oleh: Syafna mela zainia
Dari awal tahun 2019, kita sudah menemukan berbagai macam permasalahan dinegeri yang disebut tanahnya tanah surga, bukan lautan tapi kolom susu. Namun itu hanya sebuah lirik yang nyatanya belum terbukti dari para penjajahan hengkang dibumi pertiwi sampai saat Indonesia dipimpin oleh pak Jae. Malahan masalah yang belum ditemukan dalam sejarah terjadi pada zaman sekarang, dan yang lebih parahnya sudah menyalahi fitrah sebagai manusia.
Kebakaran hutan dan lahan salah satu dari banyaknya masalah di Indonesia, kebakaran hutan ini tidak terjadi pada tahun sekarang saja tapi sudah merupakan permasalahan yang sudah berturut-turut dalam beberapa tahun terakhir. Provinsi Riau merupakan langganan dari peristiwa kebakaran hutan, disusul oleh provinsi lain seperti Sumsel dan sebagian dari Kalimantan, bahkan Negara-negara tetangga juga merasa risih dengan asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan. Bencana ini juga tidak lepas dari korban, contohnya seorang bayi meninggal karena asma sehingga bayi tersebut tidak tertolong lagi. Namun lucunya disaat rakyat bermasalah dengan asap seorang pemimpin malah asik bervlog ria bersama cucu kesayangan. Dimanakah kepedulian sebagai pemimpin, dimana yang katanya kalau dia memimpin kabut asap tidak akan ada lagi. Apakah cukup berfoto dengan tangan kebelakang serta memakai kemeja putih hati rakyat terobati? Rakyat butuh solusi wahai pemimpin bukan berfoto dengan kemeja putih kabut asap bisa berhenti.
Belum selesai masalah kebakaran hutan datang lagi masalah baru, belum lama ini mahasiswa bergejolak didepan kantor DPR RI, dan tidak disana saja mahasiswa dari berbagai provinsi juga melakukan pergerakan untuk menuntut keadilan. Tidak sedikit mahasiswa yang berjatuhan, bahkan menjadi korban dalam aksi pergerakan ini. Kenapa mahasiswa segencar itu sampai bertaruh nyawa untuk mendapatkan keadilan, ternyata, setelah dilihat lebih lanjut adanya revisi RUU KPK yang berhasil menuai kontrovesi dikalangan rakyat, maksud dari revisi tersebut adalah pelemahan KPK, seperti dibatasi geraknya dalam menyelidiki para pemerintah . Setelah itu RUU KUHP, yang isinya menyeleneh salah satunya yaitu jika ayam memasuki pekarangan tetangga akan didenda 10 juta. Pantas saja mahasiswa melakukan aksi sampai sedemikian rupa. Karena peraturan-peraturan yang dibuat sudah tidak masuk akal lagi. Kalau seperti itu peraturan yang mereka buat apakah masih pantas kita memakai peraturan-perauran tersebut?
Lalu bagaimana pemerintah menanggapi keadaan di Wamena yang banyak menelan korban jiwa, apakah dengan membersamai istri bersepeda masalah di Wamena selesai? Tragedy di Wamena memang sangat memilukan hati, dimana para perantau, dibantai, dibakar, dibelah dengan kapak dan masih banyak kelakuan bengis lainnya. Puluhan korban jiwa bergelimpangan, ada yang kepalanya dikapak, tangan terpotong, dada tertusuk panah, dan ada yang dijumpai sudah dalam keadaan menjadi abu. Miris, Indonesia sudah seperti Suriah. Tapi pemerintah acuh tak acuh saja, bahkan merayakan konser di istana. Disini dapat kita lihat bahwa pemerintahan tidak berpihak kepada rakyat, rakyat hanya sebagai perantara dalam mengisi saku mereka.
Ada banyak problematika-problematika lainnya, seperti kenaikan iuran bpjs, banyaknya impor barang, pengangguran meningkat, pajak naik, ekonomi memburuk, hutang menggunung, SDA dikuasai asing, dan lain-lain. Penyebab dari permasalahan yang tidak berujung ini tidak lain pemberlakuan sistem yang bercorak neoliberal di Indonesia. Makanya masalah datang seperti air mengalir tidak berhenti, dan semakin bertambah.
Maka, yang dibutuhkan rakyat adalah perubahan haqiqi bukan reformasi. seperti apa perubahan haqiqi itu?. Perubahan haqiqi adalah perubahan yang menyeluruh seperti dengan mencampakkan sistem kufur kapitalis menjadi sitem islam yang menerapkan hukum Allah secara kaffah.
Allah sudah murka karena kita yang statusnya sebagai hamba malah mengesampingkan aturan-aturan yang telah diberikan dalam alquran. Seperti firman Allah SWT yang artinya:
“telah tampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari akibat (perbuatan) mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).(QS ar-Rum[30]:41)
Jadi, akibat dari tidak menerapkan syari’at islam akan menimbulkan berbagai permasalahan yang tidak mampu terselesaikan oleh aturan buatan manusia. untuk merasakan kesejahteraan kita harus kembali melakukan penghambaan kepada Allah secara totalitas, dengan cara kembali kepada aturan Allah. Maka oleh sebab itu kita sebagai umat islam harus bersegera menyadarkan umat bahwa penerapan islam secara kaffah merupakan kewajiban kita sebagai muslim, seperti dakwah fikriyah yang telah Rasulullah SAW dan para sahabatnya lakukan dalam mengubah penduduk makkah yang dalam keadaan jahiliyah menjadi sebuah peradaban cemerlang,
Dari penerapan syariat secara kaffah, selain kita merasakan kesejahteraan, kita juga hidup dalam keridhoan Allah. Mari kita campakkan sistem kufur sekarang dan kembali kepada aturan yang telah diperuntukkan untuk kita. Karena islam telah mengatur persoalan persoalan, baik yang telah terjadi, sedang terjadi atau belum terjadi. Islam mengatur manusia dari bangun tidur sampai bangun Negara. Jadi Islamlah solusi tuntas untuk negeri.
wassalam