Antara Buzzer Bayaran dan Politik Kekuasaan Sistem Demokrasi



*Oleh. Mulyati 
(Anggota Muslimah Jambi Menulis)

Informasi bohong atau hoax yang berseliweran salah satunya adalah akibat ulah para buzzer (pendengung/penggonggong) durjana. Mereka membuat dan atau menyebarkan informasi bohong. Informasi bohong itu juga direproduksi dan dipermak sedemikian rupa. Akibatnya, satu kebohongan bisa beranak-pinak menjadi sekian banyak kebohongan.  Para buzzer itu tidak hanya bertindak sendirian. Mereka berkelompok bahkan terorganisir. Mereka bergerak dan digerakkan layaknya pasukan di dunia siber (pasukan siber). Penggunaan pasukan siber menjadi fenomena global. Hal itu diungkap dalam penelitian Samantha Bradshaw dan Philip N. Howard dari Universitas Oxford Inggris dengan judul, “The Global Disinformation Order, 2019 Global Inventory of Organised Social Media Manipulation”. 

Penggunaan pasukan siber itu juga terjadi di Indonesia. Penggunanya bisa parpol, individu bahkan rezim. Tujuannya adalah menciptakan disinformasi, menekan hak dasar manusia, mendiskreditkan oposisi politik dan membenamkan pendapat yang berlawanan. Dalam laporan itu juga disebutkan, buzzer di Indonesia dikontrak dengan bayaran 1 juta-50 juta (CNNIndonesia.com, 4/10).

Riset itu juga menemukan bukti buzzer di Indonesia menyebarkan pesan propaganda untuk mendukung pemerintah, menyerang oposisi dan menciptakan polarisasi public. Atas kerja keras Buzzer itu petahana berhasil mempertahankan kekuasaan nya. Pemimpin yang terpilih atas kebohongan maka sudah terbenak di dalam pemikiran kita akan memproduksi kebohongan lebih banyak lagi. Miris sekali kondisi rezim saat ini, bagaimana mungkin rakyat bisa menggantungkan harapan akan kehidupan yang layak kepada penguasa penuh kebohongan ini. Mustahil.

Ini adalah  kebobrokan sistem pemilihan pemimpin ala demokrasi yg tegak di atas fondasi kebohongan produksi para buzzer bayaran. Pemimpin yg lahir dr kebohongan lazimnya akan melahirkan berbagai kebohongan. Berbeda halnya dengan pemimpin Islam dipilih karena memenuhi syarat in’iqad, bukan karena iklan atau peran buzzer. Saatnya memilih pemimpin Islam yg siap dibaiat utk menerapkan sistem Islam, dengan itu akan hadir pemimpin yang amanah yang mendatangkan kebaikan bagi rakyat nya. [Wallahu’alam]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak