Oleh: Desi Anggreani Putri
Satu lagi film drama-romantis buatan Indonesia akan menggebrak layar bioskop Tanah Air yaitu SIN. Tema film ini agak kontroversial karena bercerita tentang kakak beradik yang saling jatuh cinta.
SIN adalah film yang diadaptasi dari novel best seller tahun 2017 dengan judul yang sama. Berharap mendapat sukses yang sama, film ini dibintangi banyak aktor top.
Selain Bryan dan Mawar, film garapan rumah produksi Falcon Pictures ini juga diperankan oleh Jerome Kurnia, Carmen, Ali, dan Jeremi Thomas. (Viva.co.id, Jumat, 4 Oktober 2019)
Penyanyi Mark Westlife bersama dengan pasangannya, Cailean O’Neill, resmi menjadi ayah. Mereka melakukan surogasi alias perjanjian dengan seorang ibu yang mengandung anak mereka untuk nantinya anak itu mereka rawat.
Neil Patrick Harris dan David Burtka
Pada bulan Oktober 2010 silam, pasangan aktor Neil Patrick Harris dan David Burtka dikabarkan melakukan surogasi anak kembar. Berjenis kelamin pria dan wanita, kedua anak itu diberi nama Gideon and Harper. Keduanya sangat sering muncul di berbagai acara bahkan media sosial ayah-ayah mereka.
Nate Berkus dan Jeremiah Brent
Selebriti sekaligus desainer Nate Berkus dan suaminya Jeremiah Brent adalah orang tua dari seorang anak perempuan bernama Poppy yang lahir pada 2015. Namun kini, anggota keluarga mereka bertambah dengan kehadiran bayi laki-laki bernama Oskar pada pertengahan tahun 2018.
Shaun T. dan Scott Blokker
Ahli kebugaran yang sering muncul di layar kaca, Shaun T. dan suaminya, Scott juga melakukan surogasi anak kembar. Tepatnya pada akhir tahun 2017, putri bernama Sander dan Silas pun lahir. Berbagai unggahan di akun Instagram keduanya pun mulai dibanjiri dengan kebersamaan keempatnya. (Tempo, 5 Oktober 2019)
Akhir Zaman Maksiat Merajalela
Setelah runtuhnya Daulah Khilafah di Turki Utsmani pada tahun 1924, sistem sekuler demokrasi yang sampai saat ini eksis telah semakin merajalela dalam hal kemaksiatan. Belum juga satu abad, tapi permasalahan setiap detik sudah tidak terhitung.
Karena undang-undang buatan manusia, maka kehidupan pun semakin kacau. Apalagi yang dipegang adalah hak asasi manusia.
Sangat berbahaya dengan sistem sekuler (pemisahan agama dari kehidupan), apalagi salah satunya terhadap akhlak generasi.
Maka pantas, diakhir zaman ini kemaksiatan sangat merajalela karena jauh ya dari agama dan tidak diterapkannya Islam secara kaffah.
Jangan jauh melihat keluar Negeri, kita tengok Negeri tercinta kita. Pergaulan yang terjerumus kedalam kemaksiatan tidak hanya dikota, tapi juga sudah merebaknya sampai perkampungan.
Generasi Dulu dan Sekarang
Dulu tidak semudah dengan sekarang. Dengan semakin canggihnya teknologi, sehingga mempermudah apapun. Yang tadinya ribet menjadi simple. Yang tadinya susah menjadi mudah. Hingga akhirnya, kemudahan ternyata membuat para generasi bukannya semakin terfasilitasi hingga digunakan dengan sebaik mungkin, tapi malah sebaliknya, rata-rata malah menjadi lalai.
Sibuk melihat hal yang tidak berfaedah. Seperti nonton bioskop yang isi filmnya mengandung unsur keharaman. Seperti yang akan tayang film SIN. Jelas, pacaran dalam islam itu haram, ditambah ini pacaran antara kakak dan adik. Naudzubillah.
Kemaksiatan seakan didukung apalagi dengan adanya hp, bioskop maupun televisi. Sedangkan generasi sekarang, adalah generasi pembebek. Hanya sekedar ikut-ikutan tanpa melihat hukum syariat, yang penting senang, terhibur dan seakan ada yang senasib.
Kemaksiatan menjadi gaya hidup yang menghilangkan rasa malu. Tanpa disadari melakukan apa yang telah ditonton, hingga menjadi wajar dan hal biasa. Sudah tidak ada nilai halal atau haram.
Umat Butuh Sistem yang Menjamin Penjagaan Akhlak Generasi
Dari kemaksiatan yang telah nampak saat ini, sudah jelas dipaparkan diatas, bahwa semua itu karena jauhnya agama dari kehidupan. Yakin bahwa agama itu ada, tapi tidak mau diatur.
Akhlak generasi bisa baik sesuai dengan syariat cukup dengan penegakkan 3 pilar, yaitu :
1. Rumah
Sebagai orang tua atau wali, mendidik anak dengan menerapkan akhlak Islam sedini mungkin. Tugas paling utama adalah peran orang tua, apalagi seorang ibu adalah madrasah yang paling utama.
2. Lingkungan
Sehebat apapun dalam mendidik anak dirumah, tapi lingkungan pun sangat berpengaruh dalam perkembangan anak. Oleh karena itu, harus bisa menyesuaikannya. Apalagi saat ini pergaulan bebas sangat deras mengguyur para generasi.
3. Negara
Tak kalah penting, peran Negara pun sangat dibutuhkan. Walaupun didikan didalam rumah baik, tapi peran Negara tidak ada, justru anak saat keluar rumah akan terbawa arus. Beda lagi saat Negara mengambil peran. Hingga mengatasi generasi untuk taat kepada sang Khalik.
Lihatlah sejarah, Islam pernah berjaya selama 13abad lebih dengan luas 2/3 dunia. MasyaAllah. Dengan akhlak para generasi yang sangat luar biasa. Selain akhlaknya baik, juga dari segi keilmuannya tentang dunia dan agama sangat baik.
Bukti hanya dengan sistem Islam semua bisa teratasi. Semua dengan diterapkannya syariat Islam secara kaffah dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyah.
Tags
Opini