Ada Apa dengan Film SIN



Oleh: Chezo 

(Aktivis BMI Community Cirebon) 


Belakangan ini novel-novel yang laris terus diadaptasi menjadi sebuah film. Kali ini, Novel Sin yang sudah terjual lebih dari puluhan ribu eksemplar hadir dalam layar lebar dengan judul yang sama dimana film ini tak jauh dari kisah cinta yang rumit. Film yang tayang secara serempak di bioskop tanah air pada 10 Oktober 2019 ini pun ramai diperbincangkan karena mengusung tagline 'Saat Kekasihmu adalah Kakakmu Sendiri'.


SIN mengisahkan tentang hubungan percintaan yang penuh kesedihan antara Metta (Mawar De Jongh) dan Raga (Bryan Domani). Pada awalnya, Raga yang memiliki karakter introvert dan alim karena rajin shalat tak tertarik dengan Metta yang populer dan dianggapnya sebagai pembawa masalah. Namun seiring berjalannya waktu mereka akhirnya menjalin hubungan percintaan. 


Sayangnya keluarga Raga menentang hubungan tersebut hingga mereka terpaksa berpisah karena  ternyata mereka adalah kakak adik kandung yang lama terpisah. Hanya saja pemeran Raga dalam film itu, Bryan Domani meminta masyarakat tidak hanya membaca tagline film yang seolah-olah mengesankan adanya kakak beradik yang menjalin asmara.


"Tanpa bermaksud spoiler, tapi aku harap jangan berpikir macam-macam taglinenya begini begitu," ungkap Bryan menjawab pertanyaan Warta Kota akhir pekan lalu di Bioskop XXI Episentrum, Jakarta Selatan. (wartakota.tribunnews.com)


Walaupun filmnya berakhir dengan 'happy ending' namun film ini menjadi kontroversial karena mengusung tema inses di tengah masyarakat yang resah karena kasus kriminalitas akibat inses kini kian marak terjadi. Sehingga masyarakat khawatir film ini nantinya akan menginspirasi jutaan orang untuk melakukan hal yang sama. 


Seperti halnya di Sukabumi, seorang ibu bejat telah berzina dengan kedua putranya. Kemudian mereka bersama melakukan pembunuhan terhadap anak angkatnya yang berusia 5 tahun dimana sebelum dibunuh, sang anak tadi diperkosa oleh putranya. Terjadi pula di daerah Luwu dimana sepasang kakak adik diketahui terlibat hubungan cinta terlarang, sayangnya polisi belum menemukan pasal yang tepat untuk dapat menjerat hubungan terlarang itu. 


Padahal inses adalah perbuatan zina. Dan zina adalah dosa yang keji karena Islam telah menyatakan bahwa zina itu terlarang. Hukuman perbuatan zina amatlah berat karena zina telah merampas kehormatan dan merusak nasab. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menjaga kehormatan dan kemuliaan manusia.  Allah sendiri sangat memurkainya. 


وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً


Janganlah kalian mendekati zina. Sungguh zina itu tindakan keji dan jalan yang buruk (TQS al-Isra’ [17]: 32).


Zina adalah dosa besar setelah syirik. Nabi ﷺ bersabda:


مَا مِنْ ذَنْبٍ بَعْدَ الشِّرْكِ أعْظَمُ عِنْدَ اللهِ مِنْ نُطْفَةٍ وَضَعَهَا رَجُلٌ فِي رَحِمٍ لاَ يَحِلُّ لَهُ


Tidak ada dosa yang lebih besar di sisi Allah, setelah syirik, kecuali dosa seorang lelaki yang menumpahkan spermanya dalam rahim wanita yang tidak halal bagi dirinya (HR Ibnu Abi ad-Dunya’).


Sudah saatnya kita selamatkan akhlak generasi bangsa ini dari kerusakan dan kebejatan akhlak akibat maraknya zina dengan tidak memproduksi karya-karya pengundang syahwat agar azab tidak turun kepada kita sebagaimana sabda Rasulullah Saw:


«إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا والرِّبَا فِي قَرْيَةٍ فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ»


“Jika perzinaan dan riba sudah merajalela di suatu negeri maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan azab Allah atas mereka.” (HR. Al-Thabrani dan Al-Hakim)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak