Talk Show Kepenulisan Bareng Cikgu Nafi dan Apu Indragiri




By: Mila Sari, S. Th. I
Penulis, Pendidik Generasi dan Member Akademi Kreatif 

Kulwa kesempatan kali ini merupakan kulwa yang ditunggu-tunggu seluruh member AMK, bagaimana tidak? Ini adalah kulwa luar biasa yang juga menghadirkan cikgu Nafi. Ya, pada kesempatan kali ini kita bareng cikgu Apu dan cikgu Nafi bakalan bebas ngobrolin apapun seputar Kepenulisan. 

Sempat sedih sebab rasanya gak mungkin bagiku untuk menyimak kulwa ini tepat waktu. Sebab jadwalnya bentrok dengan jadwal dinas luar kota, tiga hari ini aku ditugaskan mendampingi anak-anak untuk Latihan Kepemimpinan Management Tingkat Menengah (LKMM). Waktu di mana seluruh santri kelas XI SMA di SIT Insantama mengikuti program kesiswaan pada kali kedua nya untuk menjadi problem solving dengan analisa SWOT yang sudah mereka pahami, menjadi duta-duta muda untuk memajukan desa. Pada tahun ini, LKMM diadakan di desa Puterajawa, Selaawi Garut. Alhamdulillah para delegasi LKMM sukses membaca dan menganalisa problem yang ada di desa tersebut dengan luar biasa dan mempresentasekan di depan aparat desa. 

Itu adalah hari terakhir kami disana, setelah itu kami bersiap kembali ke Bogor. Karena bertolak dari Selaawi sudah sore, tak mungkin bagiku untuk menyimak kulwa dengan siaga, harus bersabar diri untuk manjat keesokan harinya. 

Berdasarkan pengalaman yang cikgu Nafi sampaikan, saya menganalisa bahwa penulis itu tidak bisa lepas dari aktifitas membaca. Sebab menulis butuh ilmu, pengetahuan, analisa dan solusi yang semua itu tidak terlepas dari aktifitas membaca. Sebab buku adalah jendela dunia, bila kita ingin jelajahi dunia dengan cepat maka banyak-banyaklah melakukan aktifitas membaca. 

Sedangkan teman yang memiliki hoby yang sama, yaitu membaca dan lingkungan yang mendukung merupakan hal yang penting bagi diri seorang penulis. Sebab keduanya akan menjadi motivasi bagi kita untuk semakin menumbuhkan semangat menulis. Saling menginspirasi dan berlomba dalam kebaikan. 

Cikgu Nafi juga mengingatkan, bahwa untuk menjadi penulis harus terus menerus membaca, suka ataupun tidak. Artinya membaca itu suatu keharusan meski harus terpaksa dan dipaksa sampai terbiasa. Cikgu Apu menambahkan, bahwa meraih cita-cita meski memiliki keyakinan akan janji Allah Swt. Meyakini bahwa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapat, tak akan ada yang sia-sia sebab hasil tak kan mengkhianati proses. Itulah yang harus kita yakini sebab memang sumua berlaku sesuai prasangka kita pada Allah Swt, maka tetaplah berbaik sangka pada-Nya. 

Untuk menikmati setiap bacaan kita, mestilah meyakini sepenuhnya bahwa membaca pasti membawa banyak manfaat bagi kita. Dan juga sebab Allah Swt yang sudah memerintahkan. Pada kulwa kali ini, cikgu Nafi juga berpesan bahwa yang kita ambil ketika membaca fiksi adalah pembelajaran rasa dan logika bahasa, penggunaan metafora dan perangsangan imajinasi. Sedangkan dari non-fiksi kita akan beroleh pengetahuan, informasi, pemahaman fakta, dan pembelajaran logika berfikir. Yang menurut beliau, semua itu mestilah menjadi keharusan bagi setiap penulis. 

Salah satu buku yang menginspirasi bagi cikgu Nafi buat gila baca itu adalah sebuah buku karya Harnowo, yang judulnya "Andai Buku Selezat Pizza", alhamdulillah saya sudah menamatkan buku ini waktu duduk di bangku Aliyah dulu. 

Meski tak tepat waktu bisa sharing tentang dunia kepenulisan bersama cikgu Nafi, alhamdulillah masih bisa menangkap pesan-pesan beliau semoga di lain waktu tidak terlewat lagi. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak