Oleh : Miniarti Impi, ST
Member WCWH
Syariah Islam adalah kewajiban yang wajib untuk ditegakkan. Sebab Islam seperti yang diketahui adalah agama yang sempurna dan menjadi rahmatan lil alamin. Islam bukan sekedar agama teologi, yang mengatur hubungan rohani manusia dengan Tuhannya. Akan tetapi, Islam adalah suatu pandangan hidup, bagaimana caranya manusia menjadi makhluk yang sesuai dengan tujuan penciptaan manusia. Di dalamnya berisi prinsip – prinsip dan peraturan kehidupan yang mengatur segala aktifitas kehidupan manusia itu sendiri.
Umat Islam yang sejak lahir identik dengan sejumlah simbol dalam agamanya serta kelengkapan hukum-hukum yang di bawahnya, yang mana tidak satupun perkara, dalam hidup ini tidak diaturnya, membuat musuh-musuh Islam terus membidiknya, untuk merusak keparipurnaan syariat lewat ide sekulerisme dengan asas pemisahan agama dari kehidupan,
Asas ideologi yang sangat berbahaya dan batil saat ini sudah meracuni dan menggerogoti umat islam. Sehingga kebanyakan umat islam saat ini menganggap bahwa syariat Islam bukanlah sebuah kewajiban yang lahir dari keimanan yang diraih dari proses berfikir, tapi syariat islam adalah sebuah hal yang hanya berlaku untuk hubungan manusia dengan Tuhannya dan tidak ada kewajiban untuk mentati syariat islam secara kaffah.
Sekulerisme tidak hanya berhasil menjauhkan Islam dari kaum muslim, tetapi juga berhasil membuat kaum muslim phobia dengan syari'at agamanya sendiri. Paham rusak ini telah menyematkan berbagai tuduhan untuk Islam dan para pengemban dakwahnya, dari tuduhan Islam garis keras, radikal, sampai label teroris.
Bnyaknya upaya yang dilakukan pihak eksternal untuk menakut-nakuti umat muslim agar takut dengan agamanya dan symbol agama mereka, seperti ketakutan terhadap kata syariah dan khilafah, ketakutan terhadap Panji Rasulullah yang bertuliskan kalimat tauhid yang dianggap bukan bendera tauhid, melainkan bendera salah satu Ormas Islam yang sudah di cabut BHP nya.
Selain itu beberapa kasus terorisme di Indonesia, barang bukti yang ditunjukkan media diantaranya adalah kepemilikan Al-Quran, jenggot panjang, lulusan pondok pesantren, dan lain lain. Penggunaan jilbab dan kerudung lebar bagi seorang Muslimah pun bisa di cap ‘islam militan’. Dan masih banyak lagi stigma negatif lainnya.
Ketakutan kepada Islam yang tanpa dilandasi alasan yang kuat, dimana masuk dalam psikologi abnormal. Padahal islam adalah agama mayoritas yang ada di Indonesia, tapi mereka sendiri pun takut dengan ajarannya, takut sesat, takut ajarannya menyimpang. Pada akhirnya, banyak kaum muslim yang menghabiskan waktunya hanya untuk melakukan hal yang sia-sia di bandingkan datang ke pengajian untuk menuntut ilmu, berdakwah dan berkontribusi lebih banyak lagi untuk Islam.
Karena islamophobia-lah akhirnya kaum muslim merasa lebih nyaman dan merasa benar jika memilih Islam yang biasa. Bukan Islam yang aliran kanan atau aliran kiri, tidak ekstrem tapi tidak juga yang terlalu kuno, mereka lebih memilih islam yang tengah-tengah yaitu Islam Moderat.
Jalan tengah yang menjadi ciri Islam moderat ini merupakan pandangan yang mengabaikan sebagian dari ajaran Islam. Padahal, menimbang-nimbang ajaran Islam dengan mengambil yang menguntungkan dan menolak yang dianggap keras merupakan suatu tanda kekafiran.
Allah berfirman dalam Surah An-Nisaa ayat 150-151 yang artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Rasul-Nya dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasulNya,” dengan mengatakan :”Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagiaan (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir). Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan”
Islam moderat mau menerima paham dari luar tapi esensinya tetap islam, mereka mengambil islam hanya sekedar nilai nilai semata. Atau bahkan banyak yang merasa bangga menjadi orang Islam yang biasa biasa saja, kalau berkerudung tidak perlu panjang menjuntai, jika berpakaian modis dan sesuai jaman, dan jika bersikap cukup dengan menunjukkan sikap baik kepada semua dan dengan tingkat toleransi yang tinggi kepada pemeluk agama selain islam itu sendiri.
Mereka tidak menyukai hal-hal yang terlalu islami, padahal sebagai seorang muslim tidak ada hal yang terlalu islami atau hal terlalu kafir. Islam ya islam sesuai dengan perintah allah dan rasulnya. Seperti firman Allah.
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah, 2/208)
Sudah terlalu gamblang Allah meminta semua muslim untuk tunduk dan patuh kepada syariatnya, bukan malah terkotak dengan apakah terlalu islami atau menjadi yang biasa biasa saja. Untuk itu, kaum muslimin harus lebih peka dalam memahami hal ini. Bahwa isu – isu atau stigma negatif yang menjadikan kita alergi dengan Islam hanyalah bagian dari propaganda hitam yang dibuat-buat barat untuk mengkotak-kotakan umat ini. Oleh karenanya, umat Islam harus segera kembali mengkaji Islam secara kaffah (menyeluruh) agar tidak mudah terhasut dengan suguhan barat melalui propaganda –propaganda yang tak berdasar bahkan mengada-ada. Sebab Islam diturunkan ke dunia untuk membawa rahmat bagi semesta alam. Sungguh menebar kebencian juga ketakutan bukanlah agenda agung yang diwariskan dalam agama ini.
Wallahu’alam.