Oleh: Siti Aminah
(Pemerhati Masalah Sosial Andoolo, Sulawesi Tenggara)
Kesehatan adalah bagian terpenting dalam masyarakat.Persoalan kesehatan ini sebenarnya sudah lama diperbincangan oleh masyarakat serta para pemangku kekuasaan atau para pemerintah. Pemerintah pun mengeluarkan aturan tentang BPJS, Bahwa setiap masyarakat harus memilikinya.
Dengan munculnya BPJS ini, maka banyak pula persoalan yang muncul di tengah masyarakat yang memicu kontroversi. Misalnya, kenaikan tarif atau iuran BPJS hingga 100%, pendapat-pendapat dari sebagian pemangku kekuasan yang seakan tidak berpihak pada masyarakat kecil, dan lain sebagainya.
Sebagaimana yang dilansir CNN Indonesia, 4/9/2019 Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta masyarakat memahami rencana pemerintah menaikkan iuran BPJS Kesehatan. Selain menaikkan iuran, pemerintah akan berjanji turut membenahi manajemen di tubuh BPJS Kesehatan. Dengan kenaikkan Moeldoko tak ingin masyarakat beranggapan sehat itu murah. Menurutnya, masyarakat perlu memahami bahwa sehat itu mahal dan perlu perjuangan.
Seperti halnya yang dilansir CNBC Indonesia, 9/9/2019 Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tidak akan menyusahkan masyarakat miskin. Justru pemerintah selalu berupaya membantu masyarakat kelompok kecil.
Berbagai pendapat ini, seakan tidak sejalan dengan kondisi masyarakat kita saat ini. Karena masyarakat dari segi perekonomian sangat minim. Pegawai negeri saja mengeluhkan kenaikan iuran BPJS apalagi masyarakat. Jangankan membayar iuran BPJS makan saja mereka belum cukup.
Maka masyarakat dipaksa untuk tidak sakit, karena biaya kesehatan itu mahal. Akhirnya kebanyakan masyarakat harus mati-matian mencari harta untuk menanggung berbagai kebutuhannya ditambah lagi naiknya iuran BPJS.
Semua ini diakibatkan oleh sistem yang diterapkan di tengah-tengah kita saat ini. Yaitu sistem kapitalisme yang hanya mementingkan para pemilik modal dan jargon-jargonnya di banding masyarakat. Masyarakat hanya dijadikan alat untuk menjalankan kebijakan-kebijakan dari mereka dan membantu mereka memperkokoh penjajahan dari segi Kesehatan, polotik, ekonomi dan semua aspek kehidupan.
Dengan penerapan sistem kapitalisme sekuler juga mengakibatkan para pemangku kebijakan di negeri ini seakan tidak ada rasa empati terhadap masyarakat miskin. Mereka hanya memikirkan para kapitalis dan abai terhadap masyarakat. Kesehatan memang mahal jika dilihat dari sisi sistem saat ini.
Jika muncul pertanyaan, lalu adakah sistem yang lebih baik dari sistem kapitalisme sekuler yang tidak menyengsarakan rakyat? Jawabannya, tentu ada. Sistem itu adalah sistem Islam.
Apakah sistem islam memiliki solusi untuk kesehatan?
Sesungguhnya sistem Islam adalah sistem yang paripurna. Semua aspek kehidupan Islam mengaturnya. Karena sesungguhnya sistem ini datang dari yang menghidupkan manusia, yang menciptakan manusia dan alam semesta ini, yaitu Allah SWT.
Sistem Islam memandang bahwa kesehatan adalah bagian dari kebutuhan pokok bagi masyarakat. Maka kebutuhan ini akan dipenuhu oleh pemerintah. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW.
Siapa saja yang saat memasuki lagi merasakan aman pada kelompoknya, sehat badannya, dan tersedia bahan makanan di hari itu, dia seolah-olah telah memiliki dunia semuanya (HR Al-Bukhari, At-Tirmidzi dan Ibnu Hiban).
Jadi, dalam islam sangat memperhatikan urusan rakyatnya. Termaksud masalah kesehatan. Jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat adalah tanggung jawab negara dan wajib diberikan secara gratis.Negara pun tidak membebani rakyatnya untuk membayar layanan kesehatan.
Sebagaimana Hadis Nabi SAW:
Rasulullah saw. Pernah mengirim seorang dokter kepada Ubay bin Kaab (yang sedan sakit). Dokter itu memotong salah Saturday urat Ubay bin Kaab lalu melakukan Kay (pengecosan dengan beside panas) pada urat itu (HR Abu Dawud). Wallah a'lambigash-shawab.