Oleh : Asy Syifa Agustina (Pendidik dan Pemerhati Generasi)
Di zaman saat ini teknologi berkembang dengan pesatnya, mulai bermunculan gaya-gaya baru yang dilakukan oleh para remaja. Tumbuhnya teknologi ini tidak hanya membawa remaja ke arah yang positif tetapi juga mengarah ke jalan yang negatif, buktinya dengan merosotnya moral yang dimiliki oleh anak bangsa kita.
Beberapa waktu lalu penelitian dikejutkan dengan data yang didapat, yaitu remaja di Indonesia ternyata lepas keperawanannya pada usia 19 tahun, sedangkan di Malaysia dan Singapura lepas keperawanannya pada usian 22-23 tahun, ini dikemukakan oleh Dure’x Face of Global Sex. 62,7% remaja sudah pernah bercinta, diketahui oleh KPA (Komisi Perlindungan Anak) yang melakukan survei tahun lalu. Di indonesia ini ada hampir 2,3 juta kasus aborsi yang terjadi, dan yang parahnya lagi hampir 30% dari kaus tersebut dilakukan oleh remaja, dan fenomena seperti ini mengalami kenaikan sampai 100 ribu kasus per tahunnya.
Bukan hanya itu, baru-baru ini kelompok LGBT diundang pada saat halal bihalal dan hari kemerdekaan RI Pemko Banjarbaru. Kejadian ini banyak mengandung reaksi negatif dari masyarakat sekitar. Salah satunya yaitu Rahmat Reza ketua IPSB mengaku heran dan tak habis pikir dengan apa yang dimaksud Pemko Banjarbaru ketika mengundang kelompok LGBT tersebut, dia juga menyoroti bentuk serta undangannya tidak mencerminkan kebiasaan dan kondisi masyarakat kota Banjarbaru Kalsel yang mayoritas muslim dan sangat dikenal dengan masyarakat yang religius.
Dari fakta di atas, sudah sangat jelas bahwa remaja kita saat ini sedang berada pada kondisi yang sangat jauh dari harapan. Inginnya memiliki remaja yang dapat membangun bangsa dan mengharumkan nama bangsa, namun pada kenyataanya saat ini remaja di Indonesia mengalami kemerosotan moral.
Sekarang ini pergaulan tak terbendung lagi akibat dari bebasnya berekspresi. Sistem (demokrasi-kapitalis-sekularis) sekarang seakan memberikan peluang untuk berbuat kemaksiatan. Inginnya menjadikan remaja cerdas, namun kehilangan adab.
Sistem sekarang hanya mementingkan kecerdasan intelektual, namun akhlak anak bangsanya bobrok. Bagaimana tidak, pembelajaran agama di sekolah hanya ada 2 jam pelajaran perminggunya. Bagaimna bisa membangun generasi yang berakhlakul karimah jika yang dijejali hanyalah ilmu/keahlian keduniaan.
Berbeda dengan sistem yang menganut pabam memisahkan agama dari kehidupan, Islam sangat menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan, ataupun sesamanya. Masing-masing punya batasan sesuai syari'at. Sehingga semua perbuatan itu diatur dengan sedemikian rupa, karena Allah lah yang memberikan aturan tersebut. Allah yang Maha Menciptakan makhluknya, yang pastinya mengetahui segalanya. Jadi, apapun aturan dari Allah pasti sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan menentramkan jiwa.
Islam juga sangat menjunjung tinggi nilai keagamaan. Buktinya sudah sangat jelas dapat kita lihat, seperti Ibnu Sina, ilmuan muslim yang terkenal di seluruh dunia dengan gelarnya yaitu bapak kesehatan dunia; Al-Khawarizmi yang menemukan angka nol. Dan masih manyak lagi ilmuan-ilmuan muslim yang kita ketahui, dimana datangnya mereka? Mereka hadir saat Islam masih menerangi dunia. Saat sistem Islam dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Saat Islam menjadi mercusuar dunia, saat itu remajanya digodok sesuai dengan kemampuannya, hingga dapat menghasilkan sesuatu yang berguna untuk masa depannya.
Hanya dengan sistem Islamlah remaja yang didamba akan terwujud nyata. Remaja yang tak hanya cerdas dalam ilmu pengetahuan tetapi juga cerdas dalam ilmu agama.
Sistem Islamlah yang dapat mencetak generasi yang bersyakshiyyah Islamiyah.
Hanya Islam, yang bisa memberantas pergaulan bebas, LGBT dan sebagainya. Karena sistem Islam yang mampu membina remaja-remaja untuk menjadi generasi dambaan umat, mutiara peradaban. Karena Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia.
Wahai generasi penerus peradaban, kembalilah kepada Islam Kaffah. Mari rapatkan barisan dalam perjuangan penegakkan Daulah Khilafah Islamiyah 'ala Minhajin Nubuwah. Karena hanya dengan adanya Daulah Islamlah semua lini kehidupan akan diatur hanya dengan aturan Allah, Sang Pencipta sekaligus Pengatur.
Wallahua'lam bish shawab