Oleh : Endang Wulandari
Bukan menjadi berita baru tentang konflik OPM ( Organisasi Papua Merdeka ) yang inginkan lepas dari Repuplik Indonesia. Masalah OPM masih belum menemukan solusi tuntas akan kebijakan Negara untuk menanggapi apa permasalahan utama yang diinginkan Gerakan OPM? Penguasa menampakkan pada dunia seolah tidak ada ancaman. Namun fakta dilapangan Aksi protes masyarakat Manokwari,Sorong, dan Jayapura yang turun kejalan merusak sejumlah mobil dan Bangunan. Tak hanya itu Masyarakat Mimika dan Fakfak masih menuai unjukrasa yang dipicu karena kejadian di Jatim tepatnya di kota Surabaya dan Malang.
Pesan yang di sampaikan oleh Presiden Joko Widodo ditengah konflik berkepanjangan dengan berbagai isue yang beragam “untuk memaafkan apa yang terjadi dan tenang kembali”. Sebagai wujud jalan tengah untuk mendinginkan suasana yang mulai memanas.Sungguh tak wajar jika gerakan OPM ini hanya dipandang gerakan yang tidak berbahaya dan tidak mengancam kedaulatan NKRI. Semakin hari semakin bertambah masa Rakyat Papua yang inginkan Papua merdeka. Apakah kejadian Timur timur tak memberikan pelajaran berharga untuk mengambil keputusan yang bijaksana.
Kondisi rakyat papua yang kaya namun hidup jauh dari kata sejahtera . Angka kemiskinan di Papua meningkat hampir60 ribu orang sejak tahun 2014 hingga 2018 Angka ini bisa menjadi salah satu pemicun gerakan OPM. Kecemburuan kesejahteraan yang tak merata dan tak sesuai fakta yang ada hingga akhirnya menuai pro dan kontra.
Papua merupakan Pulau yang kaya akan sumberdaya Alam mulai dari Perhutanan,perikanan,Pertambangan dsb. Yang seharusnya mampu mensejahterakan rakyat papua , alhasil hanya angan semu tak seindah yang di janjikan. Kontrak kerja sama yang diberikan Negara kepada Investor Asing tak memberikan nafas segar namun polusi yang kian menyesakkan pernafasan rakyat di Negara ini.
Pertambangan yang seharusnya di olah oleh Negara kini di kuasai oleh Investor asing yang semakin memperkuat cengkramannya demi pundi materi, karena mereka mengetahui dengan perjanjian investasi mempermudah Investor Asing mengencangkan ikat pinggang menjajah Negara ini tanpa disadari oleh sang pemilik negri.
Negara yang seharusnya menjadi Negara terkaya layaknya arab Saudi dengan tambang minyaknya, namun terjadi keganjilan di Negeri +628 bukannya semkain kaya namun semakin menambah hutang Negara, dengan jeratan hutang ini, Negara tak mampu berkutik dengan sang Insvestor Asing dan melegalkan kebijaksanaan sesua keinginan sang Investor.
Papua dan Kalimantan kian menjadi incaran, perebutan kekayaan alam oleh Investor Negeri Barat dan Investior Negri Timur menjadi perang dagang. Hal ini sudah menjadi konsumsi public namun masyarakat abai karena system capitalis menyibukan rakyat untuk mencari pundi materi demi memutar roda ekonomi di Negara ini dan menjauhkan agama dari kehidupan.
Kesejahteraan dalam pandangan islam bukan hanya dinilai dengan ukuran mareti namun juga dinilai dengan ukuran non materi ; terpenuhinya kebutuhan spiritual, terpeliharanya nilai moral, dan terwujudnya keharmonisan social. Masyarakat sejahtera dalam sudut pandang islam jika terpenuhinya dua criteria: Pertama terpenuhinya kebutuhan pokok setiap individu rakyat baik pangan,sadang ,papan,pendidikan maupun kesehatannya. Kedua terjaga dan terlindunginya agama,harta,jiwa,akal,dan kehormatan manusia. Dengan demikian, kesejahteraan tidak hanya buah system ekonimi semata, melainkan juga buah system hukum,system politik,system budaya, dan sitem social. Sitem yang baik akan mewujudkan masyarakat yang taat dengan semua kebijakan yang sesuai dengan aturan sang pencipta dengan menerapakan syariat islam secara sempurna.