Oleh: Riyulianasari ( aktivis dakwah ideologi)
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri akan mendorong Korea Selatan dan Korea Utara segera bersatu. Megawati akan menawarkan konsep Pancasila kepada kedua negara diwujudkan jalan mewujudkan perdamaian. Dan ia menyampaikan hal tersebut kepada wartawan di Lotte Hotel, Seoul, Korea Selatan, Rabu (28/8/2019). Megawati akan menjadi pembicara kunci pada forum DMZ International Forum on the Peace Economy di lokasi yang sama pada Kamis (29/8).
Megawati mengatakan dirinya akan terus mengambil peran besar dalam proses reunifikasi Korea Selatan dan Korea Utara. Dia kemudian teringat saat menjabat presiden ke-5 RI, Presiden Korea Selatan saat itu yang juga penerima Nobel Perdamaian, Kim Dae-Jung, sangat ingin menyatukan kedua Korea. Ia menambahkan dirinya nanti tidak hanya menawarkan Pancasila sebagai jalan damai untuk Korea Selatan dan Utara. Dia juga akan menawarkan sejumlah masukan agar kedua negara ini bisa bersatu kembali.
Konsep Pancasila yang ditawarkan untuk mewujudkan perdamaian dunia tidaklah tepat. Harus diakui bahwa Pancasila adalah lambang negara Indonesia, negara negara lainnya di dunia juga mempunyai lambang negara sendiri. Jika kita melihat persoalan di dalam negara Indonesia saja, misalnya persoalan ekonomi, konflik politik kita minta arahan dan petunjuk dari luar negeri yaitu IMF, WHO, PBB, World Bank yang memberikan solusi persoalan bagi sebuah negara termasuk Indonesia. Dan mereka selalu mengarahkan agar tetap berpegang kepada Demokrasi sebagai solusi semua persoalan yang terjadi. Artinya Pancasila tidak dijadikan solusi bagi persoalan dalam negeri, lalu mengapa kita mau menyelesaikan persoalan perdamaian Korea Selatan dan Korea Utara? Bukankah sudah ada PBB yang disebut sebut mampu menciptakan perdamaian dunia?
Sebagaimana kita melihat bahwa persoalan di Indonesia sendiri masih banyak, misalnya persoalan kemiskinan, kesehatan mahal, pendidikan mahal, korupsi, pembunuhan anak dengan Bapak, pembunuhan anak dengan anak, narkoba, kriminalitas, demo buruh seolah tidak dianggap sebagai persoalan yang besar. Dan pemerintah sendiri tidak mampu menyelesaikan persoalan individu, masyarakat dan negaranya dengan Pancasila.
Jika kita melihat sila pertama yaitu ketuhanan yang maha Esa maka belum mampu diwujudkan dalam kehidupan manusia, baik dalam tataran individu, masyarakat maupun negara, masih banyak manusia yang tidak meyakini keesaan Tuhan dan negara pun tidak mendidik rakyatnya agar meyakini keesaan Tuhan. Akibatnya banyak kasus pembunuhan karena ketidakjelasan makna dari sila pertama sehingga tidak ada yang dapat mencegah terjadinya kasus pembunuhan kecuali keimanan seorang hamba kepada Allah yang didapatkan dari proses belajar Al Qur'an dan memahami hukum hukum syariah islam bukan menghafal Pancasila.
Begitu pula dengan Pancasila sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab, masih banyak ketidakadilan dan ke tidak beradaban antara sesama manusia, manusia merasakan kesempitan ekonomi dan kerapuhan iman sehingga sanggup membunuh demi mendapatkan materi.
Sila ketiga persatuan Indonesia juga belum bisa diwujudkan, persoalan Papua sampai hari ini masih terjadi.
Sila keemoat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan juga belum dirasakan semua rakyat, justru rakyat merasakan tidak bijaksananya wakil mereka dalam membuat peraturan bagi rakyat.
Sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pun belum mampu diwujudkan dalam kehidupan individu, masyarakat dan negara. Masih banyak rakyat yang merasakan ketidakadilan sosial, justru ketimpangan sosial makin dirasakan oleh rakyat.
Siapapun orang yang diberikan akal sehat oleh Allah SWT akan mampu melihat bahwa persoalan konflik di berbagai negara adalah karena ketidakjelasan ideologi yang dianutnya. Saat ini Amerika Serikat adalah negara Adidaya yang menganut ideologi kapitalis Demokrasi dan sekulerisme sebagai akidahnya. Indonesia adalah salah satu negara yang menganut ideologi kapitalis Demokrasi dengan Pancasila sebagai dasar negaranya. Faktanya adalah bahwa Amerika diikuti oleh dunia bahkan menjadi contoh dan tempat mencari solusi bagi setiap persoalan konflik antar negara, padahal Amerikalah yang menciptakan konflik di dunia, bahkan negara negara di Timur Tengah pun sampai hari ini belum berdamai. Jadi bukan Pancasila yang menyelesaikan persoalan manusia apalagi persoalan konflik antar negara.
Maka dapat disimpulkan bahwa, jika kita sebagai sebuah negara ingin menyelesaikan persoalan negara kita sendiri dan menyelesaikan persoalan dunia, maka kita harus mempunyai ideologi yang kuat yang berasal dari Allah SWT yang menciptakan manusia, langit dan bumi. Allah telah menciptakan aturan hidup bagi persoalan individu, masyarakat dan negara, maka islam adalah sebuah ideologi.
Adapun sistem pemerintahannya disebut Khilafah. Sama seperti ideologi kapitalis Demokrasi dengan sistem pemerintahan Republik atau Kerajaan. Maka Pancasila bukanlah ideologi tapi hanyalah lambang negara hasil dari ciptaan manusia. Jika penyelesaian persoalan individu, masyarakat dan negara diatur oleh manusia pasti akan terjadi ketidakadilan dalam penerapan peraturan tersebut.
Sementara Islam adalah sebuah Ideologi yang berasal dari Allah SWT yang menciptakan manusia beserta akal yang dilebihkan oleh Allah agar manusia mampu membedakan perbuatan baik dan buruk sesuai dengan hukum hukum Allah. Dan ideologi islam mampu memuaskan akal manusia, memuaskan akal dan menentramkan hati, dan mampu menyelesaikan persoalan hidup manusia, masyarakat dan negara dan telah sukses diterapkan di dunia selama 14 abad lamanya, Dan sejarah mencatat tidak pernah terjadi konflik berkepanjangan seperti di Timur Tengah ataupun di Korea seperti yang terjadi saat ini. Justru persoalan konflik perang berkepanjangan itu terjadi ketika dihapuskannya ideologi islam di dunia ini. Ideologi islamlah sesungguhnya yang mampu menciptakan perdamaian dunia dan menghilangkan konflik antara individu, masyarakat dan negara. Waalahua'lam[]