Muslimah Perindu Surga Karawang menggelar acara kajian muslimah khusus untuk akhwat dengan tema "Pesona Karawang, Pesona Perjuangan". Pada Hari Ahad, 22 September 2019. Bertempat di Masjid Nurul Amal (Pasar Rengasdengklok)
Acara dibuka oleh MC dilanjut dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an. Sebelum memasuki acara inti, pembacaan shalawat dilantunkan oleh para peserta kajian muslimah.
Ustazah Siti Rahmah, yang akrab disapa dengan teh Siti tampil sebagai narasumber dalam acara yang digelar Muslimah Perindu Surga Karawang. Ustazah Siti memaparkan bahwasannya Karawang dengan berbagai kekayaannya, menawarkan pesona yang memikat. Kaya akan budaya, destinasi wisata, kaya akan sejarah perjuangan, dan kaya akan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya.
Karawang menyimpan kekayaan sejarah yang luar biasa menarik untuk dipelajari. Mulai dari sejarah Hindu-Budha, ada peninggalan Kerajaan Tarumanegara yakni Candi Jiwa yang ada di Batujaya dan Cibuaya.
Selain masa Hindu-Budha, pada masa Islam pun Karawang memiliki andil besar dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Terbukti dengan diutusnya Syech Quro yang datang langsung dari Mekkah untuk menyebarkan agama Isam, hingga akhirnya menikah dengan Ratna Sundjani. Syech Quro dan Ratna Sundjani memiliki anak yang bernama Syech Ahmad yang mendirikan pesantren di Lemah Abang Wadas.
Julukan lumbung padi pun sangat melekat dengan Karawang. Diawali dengan gagasan Bupati pertama Karawang Adipati Singaperbangsa yang membuka saluran irigasi untuk mengairi sawah-sawah di Karawang. Sehingga karawang menjadi penghasil padi terbanyak di Pulau Jawa.
Selain itu pada masa perjuangan untuk memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pun, Karawang memiliki sejarahnya tersendiri dengan adanya Peristiwa Rengasdengklok, dimana Ir. Soekarno dan Moh. Hatta beserta keluarga diamankan di rumah Djiaw Kie Song.
Banyaknya peristiwa bersejarah di Karawang, mengantarkan Karawang pada julukan, Kota Pangkal Perjuangan, Kota Lumbung Padi, dan juga sebagai pelopor penyebaran Islam di Pulau Jawa. Namun, alih-alih terkenal dengan julukan tersebut, justru Karawang lebih terkenal dengan julukan "Goyang Karawang"
Pada tahun 1970an masyarakat karawang suka sekali mengadakan hajatan dan sebagai hiburannya ada Topeng, dimana di dalam Hiburan tersebut menghadirkan penari Jaipongan yang biasanya mengiringi pertunjukan tersebut.
Masih didekade yang sama Pemprov Jabar mengadakan perlombaan Tari Jaipongan yang dimenangkan oleh Ibu Itoh Masitoh yang berasal dari Karawang. Sejak saat itulah istilah "goyang karawang" mulai santer terdengar sampai keluar Pulau Jawa.
Segala macam kebudayaan yang ada di masyarakat haruslah selaras dengan aturan Islam. Jangan sampai bertentangan dengan aturan Allah, agar mengantarkan pada keberkahan. Jadilah kota yang diberkahi Allah, terkenallah dengan perjuangannya menyebarkan agam Islam.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab peserta kajian dan pemateri. Untuk menambahkan keberkahan acara ditutup dengan do'a.
Kontributor: Vio Ani Suwarni
Tags
Reportase