Muharram, Momentum Hijrah Menuju Islam Kaffah



Oleh: Anggun Permatasari 
(aktivis muslimah) 


Ada yang berbeda di awal Muharram tahun 1441H ini. Kalau di tahun-tahun sebelumnya umat Islam dilarang keluar untuk melaksanakan pawai (Tarhib Muharram) menyambut tahun baru hijriyah yang jatuh setiap tanggal 1Muharram, di tahun ini terasa begitu semarak. Kalau biasanya pawai muharram hanya dilakukan anak-anak TPA (Taman Pendidikan Alquran) tahun ini Tarhib Muharram dilakukan warga ibukota dan diikuti juga oleh gurbenur DKI Jakarta Bapak Anies Baswedan.

Dan yang paling membuat hati berdesir adalah pemandangan Tarhib Muharram tahun ini ramai dihiasi kibaran bendera bertuliskan kalimat tauhid al-liwa & ar-roya. Bahkan sosial media-pun begitu semarak menyambut tahun baru hijriah ini. 

Laman berita online ramai mewartakan begitu bahagianya umat Islam menyambut tahun baru hijriah. Salah satunya yang ditulis oleh viva.co.id., Bertepatan dengan tahun baru Hijriah, hari ini 1 Muharram 1441, media sosial Twitter dibanjiri pesan dengan tagar bertema khilafah dan hijrah: #WeWantKhilafah, #KhilafahWillBeBack, #HijrahMenujuIslamKaffah, #MomentumHijrahSyariahKaffah.

Masih dari laman viva.co.id., Bertepatan tanggal satu Suro yang bersamaan dengan Minggu, 1 September 2019, media sosial Twitter bertebaran foto dan video orang-orang yang membawa bendera bertuliskan kalimat Tauhid. Dalam postingan tersebut juga disertakan tagar #KhilafahWillBeBack di mana membubuhkan caption tentang hijrah dan sistem khilafah.

Ramainya tagar tersebut menunjukkan bahwa tahun baru hijriah bukan hanya perayaan simbolis semata. Tapi bagaimana memaknai peristiwa penting dalam sejarah Islam yaitu hijrahnya Nabi Muhammad saw. dari Makkah ke Madinah. Peristiwa hijrah ini merupakan titik tolak umat Islam mengalami kebangkitan dan kejayaan. 

Namun yang kita rasakan dan terjadi saat ini, justru umat Islam sedang mengalami kemunduran terutama kemunduran taraf berpikir. Ini dibuktikan dari sifat dan sikap tak acuhnya terhadap penerapan dan pelaksanaan keseluruhan perintah Allah swt. dengan sempurna sebagai bentuk realisasi syahadat dan ketaqwaan kepada Allah Sang Pencipta.

Jika kita kembali pada sejarah Islam yang telah dicontohkan rasulullah saw., sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in tentunya kita harus kembali pada aturan Islam yang sempurna sebagai ideologi dan petunjuk hidup. Bukan seperti saat ini, umat Islam tidak mengemban dan menerapkan aturan Islam secara utuh. Umat Islam hidup dengan ideologi kufur yaitu kapitalis demokrasi. 

Padahal, dalam alquran Surat albaqarah ayat 208 Allah Swt. berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu."

Dan tentunya semangat umat Islam menyambut tahun baru hijriah tahun ini menyiratkan bukan sekedar euforia umat Islam semata melainkan ada kesadaran dan harapan besar di hati umat Islam untuk bersatu.

Ini terbukti dari aksi parade ukhuwah yang dilaksanakan di beberapa Kota salah satunya di Solo. Dikutip dari detiknews.com. "Ribuan massa berkumpul di Jalan Slamet Riyadi, kawasan Ngarsopuro, Solo, mengikuti Parade Ukhuwah, Minggu (1/9/2019). Felix Siauw turut hadir dalam aksi yang membentangkan kain sepanjang 1,5 km bertuliskan kalimat tauhid tersebut.

Sebelumnya, massa memulai longmarch dari lapangan Kottabarat. Mereka berbaur dengan masyarakat yang sedang menikmati car free day (CFD).

Di Ngarsopuro, para peserta disambut dengan tausiyah oleh beberapa tokoh, salah satunya Felix Siauw. Di depan ribuan massa, dia berbicara mengenai ukhuwah atau persaudaraan dalam Islam.

Sudah menjadi fitrah seorang muslim yang saling terpaut hatinya dan merasa bergantung satu sama lain. “Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” [Shahih Muslim No.4684]

Oleh karena itu, persatuan umat Muslim membuat satu sama lain saling memiliki dan menjaga. Tapi fakta yang terjadi hari ini, umat Islam tercerai-berai, terkotak-kotak oleh bendera nasionalisme dan dipisahkan atas nama nama warga negara. 

Yang sangat menyedihkan, ketika saudaranya teraniaya dan didzalimi oleh orang kafir, saudara Muslim yang ada di belahan bumi lain tidak bisa spontan membantu hanya karena berbeda bendera. Padahal antara Muslim satu dengan lainnya bagaikan satu tubuh. “Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]

Karena itu, tegaknya khilafah adalah kebutuhan mendesak. Sebab kerusakan sistem sekuler yang merupakan anak kandung sistem kapitalis demokrasi makin nampak nyata dan dirasakan keburukannya oleh umat.

Umat Islam telah dijauhkan dari alquran dan Sunnah dan ditakut-takuti dengan aturan Tuhannya sendiri. Umat Islam hilang wibawanya karena mengidap penyakit kronis Islamophobia. Ini merupakan penyesatan yang tidak boleh dibiarkan dan saatnya umat Islam berjuang mengembalikan kehormatannya dengan menerapkan syariah Islam secara sempurna melalui institusi Daulah khilafah yang paripurna. 
Allah swt. berfirman,

فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

“Kemudian jika kalian berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (As-Sunnah), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya” (Qs. An-Nisaa’: 59).

Ini merupakan bukti nyata bahwa umat Islam harus segera kembali pada alquran dan assunnah agar dapat hidup sejahtera dan barokah dengan limpahan ridho Allah swt. Dan tidaklah mungkin umat Islam dapat menerapkan syariat Islam dan assunah secara total tanpa adanya institusi Daulah Islam sebagai pelaksananya. 

Oleh karena itu, semoga spirit hijrah pada momentum tahun baru hijriah kali ini bisa menyadarkan dan membangkitkan umat Islam di seluruh dunia agar berhijrah dengan sesungguhnya yaitu berhijrah dari Islam yang parsial menuju Islam kaffah. Hijrah dari sistem kufur kapitalis demokrasi menuju sistem khilafah. Aamiin...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak