Oleh: Dede Nurmala
Kata hijrah saat ini sudah menjadi hal yang tak aneh lagi terdengar ditelinga. Semua orang mengetahui tentang kata hijrah ini, walaupun ternyata kebanyakan orang berbeda-beda dalam penafsirannya.
Hijrah itu bisa diartikan berpindahnya suatu keadaan. Entah itu berpindah dari satu tempat ke tempat lain atau juga perpindahan dari perbuatan buruk ke perbuatan baik.
Ibnu Rajab al hanbali dalam fath al bari menjelaskan, asal dari hijrah adalah meninggalkan dan menjauhi keburukan untuk mencari, mencintai dan mendapatkan kebaikan.
Rosulullah shalallahu 'alaihi wasallam sebagai suri tauladan yang baik untuk umat Islam pun pernah mengalami hijrah. Sejarah pernah mengabadikan bagaimana hijrah Rosulullah shallahu 'alaihi wasallam dengan para sahabatnya ke kota Yatsrib (Madinah).
Dari catatan sejarah hijrahnya beliau, ternyata beliau mencontohkan bukan hanya masalah pindahnya tempat tinggal dari Mekah ke Madinah. Tapi ternyata jahiliyahnya bangsa Arab di kota Mekah dan keadaan buruknya para pembenci Islam, yang akhirnya membuat Rosulullah shalallahu 'alaihi wasallam memutuskan untuk hijrah ke Madinah.
Beliau berhijrah ke Madinah agar menjadikan dakwah Islam semakin luas dan lebih baik dari dakwah di Mekah yang penuh dengan tekanan. Sebagai manusia yang diutus untuk menyucikan jiwa manusia, beliau berhijrah bukan atas dasar kehendak diri sendiri tapi bagian dari petunjuk yang Allah berikan.
Maka terbuktilah dakwah Islam di Madinah lebih baik dari sebelumnya. Kaum Ansor begitu menyambut kedatangan kaum Muhajirin, mereka mengulurkan tangannya dengan penuh cinta. Dan disanalah Ikatan persaudaraan semakin kuat sesama Muslim yang juga memperkuat aqidah Islam.
Disana telah terbukti keberhasilan dakwah Islam dengan terjadinya perubahan dari tatanan Individu, Masyarakat dan juga Negara.
siapa yang sebenarnya harus kita teladani dalam hidup ini selain Rosulullah? sebagai umat Islam harusnya kita mencontoh semua perbuatannya. Dimana segala bentuk perbuatan dan perkataannya adalah wahyu dari Allah.
Termasuk kita mencontoh bagaimana hijrahnya beliau, yang bukan sekedar hijrah atas dasar lisan semata tapi dibuktikan dengan perbuatan. Perbuatan yang menjadikan kehidupan lebih baik.
Muharam adalah awal pergantian tahun dalam Islam. Maka sejatinya kita banyak intropeksi diri. Sudahkah diri kita, masyarakat kita, Negara kita menjadi lebih baik dari sebelumnya ataukah justru semakin lebih buruk?
jika semakin lebih buruk, maka tanyakanlah ada apa dengan kita?ada apa dengan masyarakat kita? ada apa dengan Negara kita?
Dan yang paling penting adalah ada apakah dengan negara kita? bencana yang tak hentinya diberbagai aspek, dari mulai bencana Alam, Politik, Ekonomi
dan yang lainnya. Bencana yang tak kunjung menemukan solusi.
Negeri yang seharusnya diberkahi karena Allah karuniakan kekayaan yang melimpah disetiap sudutnya, justru banyak menuai bencana. Sadarkah kita akan semua yang terjadi di Negeri ini?
Maka, sudah seharusnya kita hijrah menjadi lebih baik. Berubah untuk melayakkan diri menjadi ummat terbaik dihadapanNya. Berhukum kepada hukum Allah dan mencampakkan hukum dari selainNya.
Mari jadikan bulan muharram momentum untuk berubah. Bukan hanya dari ucapan tetapi diikuti dengan perbuatan. Karena jika bukan dari kita yang berubah maka Allah tidak akan merubahnya. Seperti FirmanNya dalam QS. Ar Rad ayat 11
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْ ۗ وَاِذَاۤ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّال
"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
Wallahu a'lam biishowab