Oleh : Nurul Izzah
Kita tahu, hidup akan berhenti entah suka maupun tidak. Tanpa melihat muda maupun tua, sehat maupun sakit, kaya maupun miskin. Kita mengerti, kita lemah, penuh keterbatasan namun seringkali sombong. Kita paham, kelak perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Tuhan seluruh alam namun tetap lalai dari kewajiban dan menyia-nyiakan waktu. Kita pun menyakini bahwa dunia akan tetap menjadi sang fana, semakin dicintai maka semakin jauh pula dari yang kekal.
Layaknya seseorang yang mencintai sesuatu ,ia akan berusaha mengejarnya, tidak memperhatikan sesuatu yang lain hingga mendapatkannya, walaupun dengan tertatih-tatih. Sama halnya dengan orang yang mencintai dunia ia tidak lagi peduli dengan syariat Allah, mengutamakan hawa nafsunya yang mengakibatkan ia terperosok dalam jebakan sang fana. Hawa nafsu ini telah menutupi akalnya ,menghilangkan rasa takutnya kepada Allah yang menghatarkan ia pada kemaksiatan yang berkelanjutan serta lebih mencintai dunia dengan menggadaikan akhirat.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah an-Nazi’at ayat 37-41 :
فَاَمَّا مَنْ طَغٰىۖ(٣٧)وَاٰثَرَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۙ(٣٨)فَاِنَّ الْجَحِيْمَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ(٣٩)وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوٰىۙ(٤۰)فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ(٤١)
Artinya : “Orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Dan adapun orang-orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.(TQS. An-Nazi’at[79]: 37-41).
Adapun” Orang yang melampaui batas”, yaitu orang-orang yang sombong lagi sewenang-wenang. “Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia” yakni yang melalaikan ia dari urusan agama dan akhiratnya, “Maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya” tempat kembali mereka adalah neraka jahim sedang makanan mereka adalah zaqqum dan minumanya adalah air yang mendidih. “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya” yaitu takut ketika berdiri di hadapan Allah SWT dan takut atas hukuman-Nya yang diberlakukan kepadanya, menahan diri dari tidak mengikuti hawa nafsunya serta mengarahkan dirinya untuk selalu menaati Rabb-nya. “Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)”. Yakni arah dan tempat kembalinya adalah surga yang aromanya semerbak.[Tafsir Ibnu Katsir ]
Karena itu, seorang mukmin yang cerdas dan berakal wajib menjauhkan dirinya dari jeratan dunia sembari beramal untuk memperoleh kehidupan yang kekal,yakni surga yang menjadi impian semua orang. Sebagaimana sabda Rasulullah yang dituturkan Syaddad bin Aus :
“Orang yang cerdas adalah yang mampu menundukkan hawa nafsunya serta biasa beramal untuk bekal kehidupan setelah mati. Sebaliknya, orang yang lemah adalah orang yang memperturutkan hawa nafsunya, sementara ia berangan-angan kepada Allah”. (HR. at-Tirmidzi, Ahmad, Ibn majah, dan al-Hakim)
Dalam riwayat yang lain, ‘Aisyah menuturkan bahwa Rasulullah bersabda :
“Dunia adalah tempat tinggal bagi orang yang tidak memiliki tempat tinggal dan tempat berkumpul orang-orang yang tidak menggunakan akal”. (HR. Ahmad danal-Baihaqi)
Dunia pun bukanlah sesuatu yang berharga tidak memiliki nilai sama sekali apalagi jika dibandingkan dengan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
“Satu bagian yang ada di surga itu jauh lebih baik dibanding dengan dunia dan seisiya dan pergi pagi-pagi atau beristirahat di jalan Allah adalah lebih baik dibandingkan dengan dunia dan seisinya”.(HR. al-Bukhari, at-Tirmidzi. dan Ahmad)
Lantas, mengapa kita masih terus mencintai sang fana? Bukan-kah sang kekal (surga) lebih menggiurkan? Bahkan satu bagian yang ada di surga saja jauh lebih baik dari dunia dan seisinya. Kecintaan kita pada sang fana akan bertepuk sebelah tangan, ia akan pergi meninggalkan kita ketika tiba waktunya kita harus mempertanggung jawabkan seluruh perbuatan i tanpa keluarga keluarga , sahabat, harta, maupun kedudukan kita. Semoga Allah selalu melindungi kita dari cinta yang palsu ini agar tidak menjadi orang-orang yang mengkhianati Allah dengan mengambil aturan selain yang berasal dari-Nya. Semoga Allah jadikan kita orang-orang yang bertakwa serta semakin dekat dengan-Nya hingga menjadi oarang-orang yang mencinta-Nya dan dicintai-Nya. Wallahu ‘alam