Menaiki Badai, Membawa Biduk Hingga Dermaga Impian




By: Mila Sari, S. Th. I
Penulis, Pendidik Generasi dan Member Akademi Kreatif


Apa yang terlintas diingatan saat mendengar kata badai? Ombak, kapal, batu karang, gelombang dan mungkin masih banyak lagi. Pernah bermain arung jeram atau papan selancar? Hehee jadi ingat pengalaman kemaren saat saya pergi ke Taman Safari Cisarua di Bogor, saat itu saat pertama kalinya saya mencoba wahana air "Roller Coaster". Deg-degan tapi asyik, kwatir tapi seru, ehh endingnya malah ketagihan meski berbasah-basah ria.

Itu baru wahana air yang tak seluas lautan atau sedalam samudera, masih dalam jangkauan gays tapi cukuplah untuk sekedar memacu adrenalin hehee. Ga bakalan ada terjangan badai, gelombang dan kwatir cuaca buruk seperti di lautan luas atau gelombang yang dalam, tapi teriakan kita waktu itu lepas banget. Ya, selalu ingin mencoba sesuatu yang baru.. seakan modal bagiku untuk melakukan segala hal.

Anak pantai yang tak mahir berenang dan sering hanyut terbawa arus waktu bermain di pinggir sungai dulu, kepeleset batu licin, udah kebawa arus dahh. Untung ayah selalu ada menyelami dan selalu berhasil menemukan anaknya ini, kalau tidak.. sudahlah, sudah berkurang anak beliau satu. Ada yang seumur hidupnya udah pernah hanyut sebanyak lima kali? Ya itulah diriku, gadis pantai yang suka mengejar ombak tapi mudah terseret arus. Hehee itulah pengalaman masa kecil tentang aku dan pantai.

Tapi sebenarnya, bukan itu yang ingin ku ceritakan. Tapi tentang kulwa malam tadi di kelas akademi menulis kreatif. Cikgu Apu seakan kembali membawaku ke masa kecilku. Yang sampai saat ini kalau balik ke kampung, tempat main favoritku adalah pulau. Maklum, aku tinggal dekat pantai, sebuah wilayah  yang ada di Sumatera Barat, Pasaman Barat, Nagari Air Bangis namanya yang dijuluki dengan nama "kampung nelayan", karena mayoritas mata pencarian penduduknya adalah nelayan. Daerahnya dilingkupi oleh sembilan buah pulau, menjadikan kecantikan pesona alamnya semakin menawan.

Tentu inspirasi akan banyak didapat setelah menikmati pesona yang indah tersebut. Namun yang namanya laut, pasti penuh tantangan. Jadi ingat sebuah kata motivasi, bahwa pelaut ulung tak terlahir kecuali dengan terpaan gelombang dan badai yang luar biasa. Demikian halnya seorang penulis, akan menemui banyak rintangan yang mencoba menghalangi cita-citanya. Ia harus kokoh bertahan bila ingin meraih visinya, jangan sampai hanyut terbawa gelombang cobaan hingga dermaga impian hanya tinggal mimpi saja. 

Untuk menjadi seorang penulis yang hebat, harus mampu bertahan dari hempasan gelombang pasang yang menghempas dan badai yang menggoyahkan asa. Butuh bekal percaya diri dan ilmu yang menjadikan kita kokoh bertahan dari segala terjangan itu. So, untuk itulah aku menggabungkan diri di kelas kepenulisan Akademi Menulis Kreatif (AMK). Berharap lewat AMK ini, langkah suksesku menuju penulis hebat. Cita-cita yang sudah terpatri sejak duduk di bangku Sekolah Dasar dulu, dan yang tak pernah surut hingga saat ini. 

Jujur, ku akui banyak banget rintangannya, ibarat badai yang menggoyahkan asa yang sudah tertanam dalam diri. Berawal dari member biasa, diamanahi menjadi ketua kelas dan masuk anggota Krisan untuk kelas opini. Alhamdulillah untuk semuanya, meski belum optimal dalam menjalaninya. Moga suatu saat bisa jadi mentor kepenulisan juga dan penulis hebat sesuai impianku selama ini. Yang harus ku kejar agar semua tak berujung penyesalan.

Badai ujian itu selalu ada. Mulai dari godaan tak ada waktu, seolah super sibuk hingga tak sempat menulis. Seperti orang penting saja, meski ini hanyalah dalih tak mampu untuk memanagement waktu. Tak ada ide, padahal cikgu apu sudah berulang kali ajarkan 3 kunci dasar kepenulisan. Ku akui lagi dan lagi, ini tak lebih hanya dalih, malas gerak dan sederet alasan yang tak perlu dicari, sebab semakin ada maka semakin sulitlah tuk meraih cita.

Apa yang membuat kita serius dan bersungguh-sungguh? Analogi yang cikgu Apu berikan selalu saja tepat sasaran dan tak pernah meleset mendekati titik fokus pada kesuksesan. Ya sistem sewa, sesuatu yang kita sewa atau kita bayar, tentu akan membuat kita optimal dan lebih berhati-hati untuk menggunakannya. Kali ini cikgu meyakinkan bahwa kesuksesan tak pernah selamanya termiliki, ia hanya sewaan yang mesti dibayar setiap hari. 

Maka di AMK ini, sewa pun juga harus dibayarkan dengan berlatih serius, rutin baca buku dan mulai aksi menulis. Curahkan segala energi yang dimiliki untuk sampai ke dermaga impian. Teruslah mengayuh dan berkomitmenlah agar perahu ini sampai ke tujuannya. Meski mengorbankan dan mencurahkan segalanya. Mengeluarkan energi, semangat juang atau bahkan harus mengarungi lautan emosi. Lakukanlah, lakukanlah untuk kejar keinginan diri, keinginan mulia untuk bangkitkan pemikiran umat.

Untuk jadi penulis tangguh pun, harus mampu menguasai dan menakhlukkan badai. Fokus pada tujuan, bukan pada masalah tapi akar masalahnya. Menaiki badai, menakhlukkannya agar biduk ini bisa sampai ke dermaga kesuksesan.


#akupenulishebat
#resumekedua
#kulwaluarbiasa
#menaikibadai
#gapaisetiapasa

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak