Oleh : Aulia Rahmah
aktivis Dakwah Islam, Gresik Jatim
Ada banyak cerita di dunia ini, ada yang menyenangkan, mengagetkan, bikin greget, miris, dan ada juga yang bikin marah. Seperti yang terjadi pada pasangan suami istri Robert dan Tiffany Williams pada Mei lalu, warga Pensylvania, AS, itu mendapat transferan uang USD 12.000 atau setara dengan Rp 1,6 Miliar di rekeningnya. Seorang Teller BB&T Bank keliru memasukkan nomor rekening saat salah seorang nasabah menyetor uang. Singkat cerita, dalam waktu 2 pekan miliarder dadakan itu membelanjakan dan menghabiskan uang tersebut. Berkali - kali pihak bank meminta Robert dan Tiffany untuk mengembalikan, tentu saja pasutri itu tidak dapat melakukankannya. Akhirnya pihak bank melaporkan ke polisi dengan dakwaan pencurian, aksi pasutri itupun berakhir di penjara, dilansir oleh Radarjember.jawapos.com ( 12/9 ).
Itulah salah satu fakta buruk dari sekian banyak kasus di negara pengasong Liberalisme Kapitalisme, Amerika Serikat. Negara yang notabene mengunggulkan pendidikan dan mengedepankan pemikiran. Tanpa keseimbangan adab dan petunjuk dari Tuhan ( agama Islam ) justru merugikan. Ya, merugikan individu itu sendiri, kehidupan sosial, dan juga negara.
Segala Puji bagi Allah dan RosulNya yang telah menunjuki kita kepada keimanan dan jalan hidup Islam yang menyelamatkan. Dengan keimanan kepada Allah dan hari akhir akan menumbuhkan sikap kehati - hatian. Berbeda dengan kebebasan dibarat yang justru akan berefek pada kecerobohan, seperti kisah hidup Robert dan Tiffany diatas. Tanpa berpikir ini uang siapa, boleh atau tidak menggunakan uang yang belum jelas ini, bukankah akan merugikan orang lain jika dirinya menggunakannya, bagaimana jika nanti diakhirat Allah meminta pertanggung jawaban atas uang ini, dsb.
Kontrol Individu Pilar Penyangga Kuatnya Masyarakat dan Negara
Masyarakat bukanlah sekedar berkumpulnya banyak orang, lebih dari itu masyarakat adalah sekumpulan orang yang mempunyai pemikiran, perasaan, dan aturan yang sama. Sehingga akan tercipta komunikasi yang harmonis diantara mereka, saling menasehati dalam kebenaran dan menganjurkan pada kebaikan. Maka terbentuklah kontrol individu dan kontrol masyarakat.
Berbeda dengan masyarakat ala barat yang individualis dan mengandalkan uang sebagai ukuran keharmonisan / kebahagiaan, yang nyatanya tidak seluruh kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi dengan uang , seperti kebutuhan akan kasih sayang, perhatian dan keseimbangan spiritual.
Karena sikap individualis, liberalis dan kapitalis, kecenderungan untuk berbuat hal - hal yang negatif jadi menguat, pasangan Robert dan Tiffany digiring ke penjara. Harusnya mereka konfirmasi dulu ke bank yang bersangkutan dan jujur saja menceritakan jika dirinya mendapat transferan yang belum jelas. Terima apapun saran dari pihak bank, sadari bahwa uang itu ada pemiliknya dan jika uang itu tersesat, pemiliknya pasti akan mencari.
Liberalisme mengaburkan antara kebenaran dan kesalahan, kebaikan dan kemaksiatan. Dikolaborasi dengan kapitalisme membuat otak manusia makin berkarat saja. Kesenangan semu yang diburu akhirnya hawa nafsulah yang menguasai. Maha benar Allah yang telah berfirman :
" Dan sungguh akan Kami penuhi neraka jahannam itu kebanyakan dari jin dan manusia, mereka diberi hati tetapi tidak digunakan untuk memahami, mereka diberi penglihatan tetapi tidak digunakan untuk melihat dan mereka diberi pendengaran tetapi tidak digunakan untuk mendengar. Mereka seperti hewan bahkan lebih sesat lagi. Merekalah orang - orang uang rugi " ( Tqs. Al A'raf : 179 ).
Potret individu adalah bagian dari masyarakat dan negara. Jika individunya pendek akal, kabur memandang baik buruk, benar dan salah, sudah pasti negaranya memang begitu. Standart ganda politik luar negeri Amerika adalah proyeksinya. Memandang sumber terorisme adalah negara - negara Islam, padahal Yahudi Israel lah teroris sesungguhnya, yang telah merampas tanah Palestina dan membunuh rakyat sipil yang tak berdosa.
Sudah saatnya Negara - negara Islam menyadari hal ini. Amerika adalah munafik kelas kakap, alih - alih menciptakan perdamaian dunia dan kesejahteraan, yang ada justru mereka dengan dibantu negara - negara barat dan kroni - kroni lainnya, menyerang negara Islam atas dasar memerangi terorisme dan radikalisme.
Tak ada kemajuan dengan mengambil resolusi dari asing untuk menyelesaikan problem kehidupan. Hanya dengan mengadopsi Sistem kenegaraan Khilafah Islamiyahlah yang akan menjamin kuat dan berjayanya suatu negara. Dengan modal keimanan, kecintaan kepada Allah dan RisulNya, persatuan Umat, dan kesempurnaan tata aturan didalam Islam sudahlah cukup sebagai penopangnya. Mengajak Ulama warotsatul anbiya' untuk berperan aktif dalam itikad ini tentu akan dimudahkan jalan oleh Allah Swt. Seperti didalam Alquran surat Muhammad : 7, Allah berfirman " Jika kalian menolong agama Allah niscaya Allah akan menolong dan meneguhkan keadaan kalian ".
Jadi masa depan hanyalah dengan Islam, pendidikan yang tinggi dan kemajuan teknologi tanpa petunjuk dari Ilahi hanyalah kebahagiaan yang semu bahkan bisa saja berbuah kesengsaraan seperti kisah Fir'aun dan Raja Namrudz yang silam.
Wallohu a'lam