Oleh : Arwiyanti
Bicara tentang kecantikan identik dengan seorang wanita. Dan memang fitrah sebagai wanita selalu ingin tampil cantik dan menarik. Bahkan sebagian wanita, tampil cantik dan menarik adalah sebuah kebutuhan dan kewajiban. Tak jarang juga mereka lebih mempertahankan make upnya ketimbang harus dihapus ketika waktu salat telah tiba.
Bila ditanyakan definisi cantik saat ini, baik kepada seorang wanita muslimah maupun orang-orang kapitalis hasilnya sama saja. Mereka mendefinisikan, cantik itu saat seorang wanita punya paras rupawan dan mampu menjaga berat badan tetap ideal. Padahal ideal disini standarnya juga rancu. Wanita cantik itu saat memiliki wajah yang putih dan mulus. Wanita cantik itu saat memiliki rambut yang hitam terurai, dengan bola mata yang berwarna-warni. Dan lain sebagainya.
Pandangan-pandangan seperti ini tidak lepas dari pengaruh budaya barat yang memang secara sengaja ditancapkan dalam pikiran wanita muslim. Padahal sebenarnya standar-standar itu tidak realistis dan hanya sebatas mitos. Karena bisa dipastikan, tidak semua orang akan mampu mencapai derajat cantik dalam standar di atas.
Ideologi kapitalis yang saat ini menguasai dunia. Yang mana hanya berorientasi pada keuntungan, melihat peluang bisnis yang sangat menggiurkan di dalam fitrah wanita yang selalu ingin tampil cantik. Maka mereka menciptakan mitos yang akan mendorong roda perekonomian mereka. Hingga para wanita itu ikut berpartisipasi dalam usaha kosmetik dan fashion mereka.
Ismail Adam Petel, dalam bukunya 'Perempuan, Feminisme dan Islam', menuliskan bahwa "Para kapitalis yang bergerak dalam industri kecantikan telah memanipulasi perempuan untuk membelanjakan 33 miliar dolar per tahun untuk produk diet. 20 miliar dolar per tahun untuk alat kecantikan. 300 juta dolar untuk bedah kosmetik dan lebih 7 miliar dolar untuk pornografi. "
Perempuan juga rela menyiksa diri dengan mempersempit baju, memakai sepatu hingga pincang karena tingginya heels dan menahan diri dari makanan enak dan halal demi sebuah ambisi diet. Bahkan sampai mengakibatkan gangguan pola makan seperti anoreksia nervosa yang bisa mengakibatkan rambut rontok, tekanan darah rendah, detak jantung yang tidak teratur, anemia, gagal ginjal dan lainnya.
Perempuan saat ini sangat bersemangat sekali untuk tampil cantik sesuai dengan standar kecantikan yang dibuat oleh para kapitalis. Yang menyebabkan banyak dampak negatif pada perempuan. Rasa gelisah, takut dan merasa sangat tertekan bila fisiknya belum mencapai pada definisi cantik tersebut.
Jebakan para kapitalis ini juga telah merasuk tak hanya kepada kaum wanita, tapi juga kaum laki-laki. Dan sayangnya, propaganda kecantikan ala Barat ini, ikut menjangkiti muslimah saat ini. Dari mulai gaya berkerudung, model gamis dan juga make up tebal yang mengikuti trend hingga cenderung tabaruj. Tak lagi berdasarkan pada Alquran dan As Sunnah.
Untuk itu tugas kita adalah meluruskan pemahaman masyarakat tentang definisi cantik dalam konsep agama kita, Islam. Hingga kita akan menemukan jadi diri kita sebagai muslimah, di mana Sang Pencipta manusialah yang mempunyai kedaulatan dan otoritas penuh akan pengaturan manusia seluruhnya, termasuk kita sebagai muslimah.
Allah menegaskannya dalam Alquran Surat Al Ahzab 33 ayat 36, Allah SWT berfirman :
"Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata."
Islam tidak melarang seorang wanita untuk berpenampilan cantik. Namun Islam mengatur kepada siapa saja kecantikan seorang wanita itu diperlihatkan. Yakni hanya kepada suami dan mahromnya.
Kepada non mahrom, seorang wanita diwajibkan menutup auratnya dengan sempurna sesuai dengan syariat, tidak boleh terlalu tipis dan terlalu ketat, diilarang memakai perhiasan, berhias, dan menonjolkan kecantikannya (tabaruj) yang dilarang oleh Allah SWT.
Islam tidak mengajarkan bahwa kecantikan itu diliat dari bentuk fisiknya. Namun kecantikan itu adalah ketika terpancarnya rasa keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim)
Dalam Al Qur'an Surat Al Hujurat 49 ayat 13 :
ۗ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
"Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."
Islam memberi penilaian bukan dengan penilaian rendah (tampilan fisik) tapi sifat, pemikiran, kecerdasan dan amaliyah baik lainnya. Sehingga kaum wanita tak hanya dijadikan objek pemuas bagi kaum kapitalis dan laki-laki. Tapi justru kaum perempuan akan mendapatkan perlindungan di tengah masyarakat.
Maka sudah layaknya kita berharap, kembalinya hukum-hukum Allah di tengah masyarakat. Wanita hanya fokus pada memperbaiki akhlak, kecerdasan menambah ilmu dunia dan akhirat. Yang pasti semua itu bisa terwujud saat sistem Islam telah menaungi kita.