Isu Radikalisme Kampus, Kemana Ujungnya?



Oleh: Endang Setyowati
(Pemerhati generasi)


          Seluruh mahasiswa baru (maba) Universitas Jember  mengikuti kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara. Diklat ini merupakan kerja sama dengan Kodam V/Brawijaya.
Kegiatan tersebut dilakukan di Sekolah Calon Bintara (Secaba) Resimen Induk Kodam (Rindam) V/Brawijaya sejak kemarin hingga 1 September 2019 mendatang. Sementara itu, maba Unej di kampus Bondowoso, Lumajang, dan Pasuruan, mengikuti diklat di kampus masing-masing dengan pemateri dan pelatih dari Kodim setempat.

         Maba Unej diharapkan menjadi kader-kader bangsa yang selalu mencintai tanah air, sehingga mampu menjaga persatuan dan kesatuan di Indonesia. Oleh karena itu, wawasan kebangsaan dan semangat bela negara harus ditumbuhkan sejak dini.  "Semua berasal dari berbagai daerah, berbeda adat istiadat dan kebiasaan, maka di Secaba Rindam V Brawijaya inilah, Anda semua akan ditempa menjadi generasi muda Indonesia yang cinta tanah air. Memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Tidak ada tempat bagi bibit radikalisme dan terorisme di Kampus Tegalboto,” terang Zulfikar, Wakil Rektor I Universitas Jember. (Radar Jember 28/8/2019).

          Tidak hanya sampai disitu saja, sejak tanggal 27 Agustus,  salah satu mahasiswa yang bernama Hikma Sanggala dari IAIN Kendari, Sulawesi tenggara dikeluarkan sepihak dari kampus (Drop Out/DO).  Pada tanggal 27 Agustus 2019 tersebut, Hikma Sanggala menerima dua surat sekaligus yaitu surat dari Dewan Kehormatan Kode Etik dan Tata Tertib Mahasiswa nomor: 003/DK/VIII/2019 tentang Usulan Penjatuhan Terhadap Pelanggaran Kode Etik dan Tata Tertib Mahasiswa IAIN Kendari. Di surat kedua adalah Keputusan Rektor IAIN Kendari Nomor 0653 Tahun 2019 Tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Sebagai Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Kendari (Tribun-timur 6/9/2019).

          Hikma Sanggala adalah mahasiswa berprestasi.  Bahkan pernah mendapatkan Piagam Sertifikat Penghargaan sebagai Mahasiswa dengan IPK Terbaik se-fakultas.  Di antara yang menjadi dasar pemberhentian tersebut yaitu berafiliasi dengan aliran sesat dan paham radikalisme yang bertentangan dengan ajaran Islam dan nilai-nilai kebangsaan dan terbukti sebagai anggota, pengurus dan atau kader organisasi terlarang oleh Pemerintah. Isu radikalisme baru-baru ini, diibaratkan seperti monster yang begitu menakutkan bagi rezim penguasa. Sehingga semua aparat pemerintahan dikerahkan untuk bisa membendung laju radikalisme, dengan dalih menjaga stabilitas keamanan negeri ini.

          Hingga dunia kampus yang menjunjung tinggi intelektual juga tidak luput menjadi sasaran isu radikalisme. Yang mana akan membungkam suara-suara kebenaran dari para mahasiswa. Sungguh tindakan para pihak kampus terhadap mahasiswanya sangat  dzolim dan sewenang-wenang. Karena isu radikalisme ini, menjadi salah satu alat politik untuk memecah belah negeri ini. Yang mana radikal selalu disematkan kepada umat Islam yang lantang suarakan kebenaran. Kebenaran tentang syariah dan mengkritisi kebijakan dzolim rezim penguasa.


          Ini merupakan bukti kebobrokan pendidikan sekuler, yang menjadikan liberalisme sebagai asas lahir intelektual dan institusi pro liberal dan anti terhadap Islam Kaffah. Ini semua akibat dampak sekularisme pendidikan, yang memisahkan kehidupan dengan agama menjadi pelegalisasi kekufuran dan menjauhkan umat dari solusi hakiki problem bangsa atas nama mencegah paham radikal. 
Sungguh miris, bahwa institut agama Islam, justru mengkriminalisasi Islam itu sendiri. Mereka meninggalkan warisan tsaqofah yang digunakan ulama shalaf yang hanif, tetapi justru mereka mengagung-agungkan pemikiran batil, yang bersumber pada ajaran kufur. 


          Allah SWT berfirman: "Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?"
(TQS. Al-Ma'idah 5: 50)
Maka dari itu, sudah saatnya kita mencampakkan sistem pendidikan sekuler ini dan ikut bersama-sama penegakkan sistem Islam kaffah yang akan mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. Yang kaberadaannya merupakan berkah bagi seluruh umat manusia. Tidak hanya untuk kaum muslimin saja akan  tetapi untuk keseluruhan umat manusia.
Wallahu a'lam bi showab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak