Oleh : Syifa Putri
Ummu warabbatul bayt, Kab.Bandung
Disintegrasi adalah upaya memecah-belah. Inilah kisruh yang terjadi, saat ini bahkan sudah lama digaung-gaungkan. Disintegrasi Indonesia bukan sebuah wacana dan isapan jempol belaka. Ini sebuah kenyataan yang harus disikapi dan diantisipasi. Aceh dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Maluku dengan Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS), sedangkan Timor Timur melalui raferendum, berhasil lepas dari Indonesia sejak 1999. Kini, Papua kembali bergolak.
Hal ini, tidak mungkin terjadi dengan sendirinya, sebelum disintegrasi terjadi, kaum kafir penjajah biasanya senantiasa menanamkan pemahaman baru dalam rangka brain washing (cuci otak) terhadap nilai-nilai yang berkembang di tengah masyarakat. Pemikiran-pemikiran yang menonjol dalam hal ini adalah nasionalisme, patriotisme, kedaerahan, dan kesukuan.
Proses serupa pernah dilakukan Barat ketika ingin memecah belah Daulah Khilafah Ustmaniyah yang berpusat di Turki. Akhir abad 19 Barat penjajah mengagitasi pemuda Turki dengan mempropagandakan bahwa Turki memikul beban berat bangsa-bangsa yang bukan bangsa Turki. Sebaliknya, slogan-slogan nasionalisme Arab juga disebarkan ke kalangan pemuda Arab, seperti: "Turki adalah negara penjajah"," Kinilah saatnya bagi bangsa Arab untuk membebaskan diri dari penjajahan Turki", dan lain-lain. Untuk tujuan itu kemudian orang-orang Arab membuat partai politik sendiri. Pemecahbelahan pun terjadi. Daulah Khilafah Islamiyah akhirnya runtuh pada tahun 1924, wilayahnya kemudian dipecah-pecah menjadi lebih dari 50 bagian. Bahkan negara yang kecil-kecil itu dipecah belah juga dengan disintegrasi. Selanjutnya, secara politik Barat akan langsung melakukan intervensi. Selanjutnya Indonesia pun kini sedang diarahkan menuju proses disintegrasi tersebut. Tujuannya agar negeri Muslim terbesar ini semakin remuk dan hancur berkeping-keping. Jelas ini adalah kondisi yang amat berbahaya bagi negeri ini.
Karena itu seluruh komponen bangsa, khususnya umat Islam di negeri ini, harus selalu waspada terhadap makar pihak asing yang ingin memecah-belah negeri kita. Hendaknya kita bersatu menghadapi makar mereka sekaligus berjuang mempertahankan kesatuan negeri kita. Kita harus sadar, disintegrasi hanya akan semakin memperlemah negeri muslim terbesar ini. Karena itu pula para elit politik, khususnya kepada para jendral dan prajurit serta polisi muslim, hendaknya bangkit dengan kekuatan yang ada untuk tak ragu menjaga negeri kita.
Karena itu hendaklah kita selalu berupaya sekuat tenaga menjaga perbatasan negeri kita dengan niatan yang ikhlas karena Allah, niscaya kita akan jaya, sebagaimana Allah Swt berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah, kuatkanlah kesabaran kalian, tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.(TQS Ali Imran [3]:200).
Janganlah sampai memberikan kesempatan kepada penguasa seperti dulu mereka telah melepaskan Timor Timur dari negeri kita. Karena, segala keputusan dan sikap perbuatan kita hari ini akan berdampak di masa depan, di dunia maupun di akhirat. Jagalah keutuhan negeri kita. Pertahankan kesatuan yang masih ada. Berjuanglah terus untuk menyatukan seluruh negeri-negeri kaum muslim dengan berpegang teguh pada tali Allah Swt yang kokoh, yaitu Islam.
Wallahu a'lam bi ash-shawab.