Disintegrasi Bukanlah Solusi




Oleh: Endah Husna


          Papua kembali bergejolak, sebagian warganya ingin kemerdekaan, ingin memisahkan diri dari Indonesia. Di Aceh, juga pernah dengan Gerakan Aceh Merdeka(GAM) melancarkan gerakan bersenjatanya selama bertahun-tahun untuk memisahkan diri dari Indonesia. Gerakan Republik Maluku Selatan(RMS) bisa jadi masih terus bergerak menggapai tujuannya. Bahkam Timor Timur, melalui referendum, berhasil lepas dari Indonesia sejak tahun 1999. Inilah bentuk Disintegrasi Indonesia yang bukan lagi menjadi wacana, tapi kenyataan yang harus disikapi dan diantisipasi agar tidak terlaksana.

          Usaha kaum kafir penjajah untuk menghancurkan kesatuan suatu bangsa akan terus dilakukan. Salah satunya adalah melalui upaya pecah-belah(disintegrasi). Diawali dengan menanamkan pemahaman baru dalam rangka mencuci otak di tengah masyarakat, yakni nasiomalisme, patriotisme, kedaerahan, dan kesukuan. Terhadap masyarakat Papua misal, ditanamkan bahwa Papua akan lebih baik jika berdiri sendiri karena secara fisik dan sejarah sangat berbeda dengan saudara-saudaranya di wilayah lain di Indonesia. Dan seterusnya.

          Barat melakukan hal yang sama ketika ingin memecah belah Daulah Khilafah Ustmaniyah yang berpusat di Turki. Akhir abad 19, Barat memprovokasi para pemuda Turki dengan pemikiran sesat, yakni bahwa Turki memikul beban berat bangsa-bangsa yang bukan bangsa Turki. Sebaliknya slogan-slogan nasiomalisme arab juga disebarkan ke kalangan pemuda Arab bahwa Turki adalah negara penjajah, dan lain-lain. Yang pada akhirnya Daulah hancur terpecah belah menjadi puluhan negara hingga kini.

          Pun Papua, tercium sangat menyengat, aroma campur tangan asing untuk membantu kelompok separatisme Papua. Sudah tampak sejak kehadiran Sekretaris 1 Kedubes Amerika pada kongres Papua serta kehadiran utudan Australia, Inggris dan negara-negara asing lainnya yang mrnghadiri kongres itu. 

          Karena itu jelas, disintegrasi adalah salah satu jalan yang memungkinkan kafir penjajah untuk menguasai kita.

           Oleh karena itu, seluruh komponen masyarakat harus selalu waspada, terhadap segala bentuk upaya memecah belah bangsa ini. Mari bersatu menghadapi makar mereka sekaligus berjuanga mempertahankan kesatuan negeri ini. Kita harus sadar, disintegrasi hanya akan semakin memperlemah negeri kita. Dan kelemahan itulah yang ditunggu oleh kafir penjajah. 

          Hendaklah semua komponen kaum muslim, tidak memberikan kesempatan kepada penguasa seperti dulu mereka telah melepaskan Timor Timur dari negeri kita. Ingatlah bahwa segala perbuatan kita akan berdampak di masa depan, baik di dunia maupun akhirat. Jangan biarkan asing terus menjajah kita, menguasai kita, bahkan memisahkan kita hingga berkeping keping. Berpegang teguh terhadap syariat Allah SWT akan menghantarkan kepada kita kepada pemahaman akan pentingnya persatuan dan kesatuan umat. Menjaga keutuhan negeri ini adalah titah Ilahi. Pertahankan kesatuan yang ada, teruslah berjuang untuk menyatukan negeri-negeri kaum muslim sampai titik darah penghabisan. Firman Allah SWT dalam Alquran Surat Ali Imran ayat 103, yang artinya " Berpegang teguhlah kalian semuanya pada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai-berai. Ingatlah nikmat Allah atas kalian saat dulu kalian saling bermusuhan, lalu Allah menyatukan kalbu-kalbu kalian. Dengan nikmat itu kalian menjadi bersaudara. (Ingat pula) saat kalian ada di tepi jurang neraka. Lalu Allah menyelamatkan kalian. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya agar kaliam mendapat petunjuk".

Wallahu a'lam bishawab.

          

          


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak