Oleh: Rahmatia
Khilafah kini jadi perbincangan hangat diberbagai kalangan. Mulai dari pihak pro maupun kontra. Dilansir dari (detik.com) Pemerintah sekarang tengah menggodok aturan mengenai larangan individu menyebarkan ideologi khilafah. Ide ini diusung oleh Wiranto karena menurutnya ada ideologi yang berbeda dengan ideologi pancasila dan NKRI yang harus diwaspadai, dan salah satunya adalah Khilafah. (13/9). Wiranto kemudian melapor ke presiden RI agar segera membubarkan kelompok ini. Jokowi selaku presiden menyutujui laporan Wiranto walau resiko politiknya tinggi.
Alasan lain dilarangnya adalah dikarenakan ideologi khilafah yang tak berhenti disebarkan walaupun kelompok yang berideologi demikian sudah dibubarkan. Kemudian muncul persetujuan dari Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nasyirul Falah Amru yang akrab disapa Gus Falah terkait pelarangan individu mendakwahkan khilafah. Ia menuturkan meski Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) telah dibubarkan, tapi masih banyak kegiatan yang dilakukan dengan terselubung. Dia menyatakan "kalau memang ada ormas yang memang terindikasi mengurus ajaran Khilafah, maka wajib ditolak. Pemerintah juga harus mengupayakan agar pancasila bisa betul-betul dipahami masyarakat." jelasnya (14/9). (gesuri.id)
Lagi lagi tuduhan diluncurkan kepada kaum muslim. Awalnya terorisme, kemudian radikalisme dan sekarang khilafah. Tujuannya hanya satu, yaitu untuk melawan islam dan kaum muslim. Karena memang sekarang kaum muslim sudah mulai sadar bahwa umat butuh khilafah yang menggunakan aturan dari Allah. Sehingga semakin menguat islamophobia pada Rezim Neoliberal untuk mengusung strategi busuk ini agar umat kembali benci terhadap islam. Mereka berusaha meyakinkan bahwa Khilafah adalah ideologi penghancur yang tak selayaknya hidup ditengah-tengah umat. Faktanya, tidak pernah terjadi perpecahan atas nama khilafah, ini hanya dibuat-buat agar kaum muslim anti terhadap khilafah yang merupakan bagian dari ajaran islam dan kaum muslim membenci ajaran agamanya sendiri.
Padahal khilafah merupakan ajaran islam dan islam merupakan agama ciptaan Allah. So, melawan khilafah berarti sama saja melawan Allah Swt. Khilafah merupakan janji Allah dan kabar gembira dari Rasulullah. "Tsumma takunu khilafatan 'ala minhajin Nubuwwah".
Tak ingatkah kita dengan kejadian 3 maret 1924, dirubahnya kekhilafahan menjadi Republik? Tak taukah kalian dengan Mustafa Kemal Attaturk selaku perubah sistem khilafah yang jelas jelas ajaran islam menjadi sistem Republik?
Yang akibat perubahannya itu mengalami penyakit berupa cairan yang berkumpul di perutnya, ingatannya melemah, darahnya mengalir dari hidung tanpa henti, rasa panas luar biasa, bahkan rasa gatal ditubuhnya semakin menjadi-jadi, hingga ia merasa tak tahan kemudian menjerit kesakitan hingga terdengar seluruh istana. Yang sampai sekarang mayatnya tidak diterima bumi. Kenapa bisa begitu? Karena menentang Allah. Tak cukupkah itu menjadi pengajaran untuk tidak melawan Khilafah?
Khilafah adalah sistem pemerintahan yang menerapkan syariah islam secara keseluruhan berdasarkan Al-quran dan As-Sunnah.
Dengan menolak Khilafah, maka menolak penerapan aturan islam. Bagaimana tidak, urusan sholat, puasa tak ditinggalkan, namun urusan hukum rajam bagi yang berzina dan potong tangan bagi pencuri terbengkalai. Berarti sama saja kita menolak islam sebagai aturan hidup, serta menolak islam secara keseluruhan sehingga kita bisa dikatakan Kufur. Tak ingatkah kita dengan sistem khilafahlah islam berjaya dalam 13 lebih abad? Sekarang pilihan ada di tangan kita, menjadi pendukung, pembela, atau penonton.
Oleh karena itu, mari kita songsong tegak kembalinya khilafah yang merupakan ajaran islam.
Wallahu 'alam bishawwab.