Oleh : Lilik Yani
Manusia anggap nikmat
Ketika mendapat uang atau jabatan
Rumah besar, kendaraan mewah
Semua serba materi yang terindra
Waktu luang dibiarkan lewat tanpa jejak berharga
Tubuh sehat dianggap hal biasa
Kaki bergerak ke mana saja
Tak mendapat apresiasi suka
Semua nikmat dianggap biasa
Hingga suatu masa
Saat sehat diambil perlahan
Tubuh lemah, capek berjalan
Baru sadar kalian
Ada nikmat yang tersia-siakan
Tak disyukuri ketika ada
Baru berharga ketika tak ada
Itulah manusia
Suka menyia-nyiakan karunia
Dianggap nikmat berwujud materi belaka
Tak sadar jika semua itu nikmat juga
Nikmat tangan
Bergerak bebas ke segala arah
Sebuah karunia tak terkira
Karena ada saudara tak bisa gerak leluasa
Tangan dispalk akibat cedera
Baru sadar jika tangan sehat sebuah karunia
Saat tangan terbatas geraknya
Kaku tak bebas bergerak
Kaku tak bergerak leluasa
Kawan, adakah penyesalan?
Adakah rasa sesal muncul dalam jiwa?
Atau anggap biasa saja?
Sehat sakit tak ada beda?
Kawan, bersyukurlah
Maksimalkan potensi sehat
Kala tangan bebas bergerak
Optimalkan dengan banyak karya
Syukuri nikmat jemari tangan
Gerakkan tuk membuat tulisan
Jadikan sebuah tarian
Menari mesra di atas papan aksara
Satu persatu aksara ditekan
Hingga muncul untaian kata indah
Kata demi kata terwujud sebuah rangkaian
Jadilah kalimat bermakna
Kalimat yang menggugah jiwa
Kalimat yang membuat gerimis di dada
Kalimat yang meruntuhkan kesombongan
Hingga tunduk patuh ikuti kehendak Sang Pencipta
Kawan, manfaatkan nikmat
Untuk hal manfaat
Juga nikmat tangan
Bergerak jalankan segala amanah
Hingga suatu ketika
Saat hari hisab tiba
Semua diminta pertanggungjawaban
Tangan-pun bicara
Tentang apa yang dilakukannya
Kawan, selagi ada kesempatan
Yuk maksimalkan nikmat Allah
Optimalkan sesuai porsinya
Ciptakan jejak terbaiknya
Hingga mereka jadi saksi pembela
Saat persidangan tiba
Saat tiada satu pun rahasia
Allah Maha Tahu segalanya
Surabaya, 23 Agustus 2019
#BeraniMenulisBeraniBerbagi
#SyukuriNikmatJemari